Bagian 34

509 29 0
                                    

"Sudah mau bel, kenapa gak masuk? Nunggu siapa memangnya?" tanya Rangga heran, Angkasa malah tetap dipijakannya, cowok itu berdiri didepan gerbang sekolah. Walaupun kerap kali bolos tapi Angkasa juga pasti memiliki sifat aslinya yang dulu, disiplin dan tepat waktu.

"Bintang."

Rangga tersenyum geli, akhirnya Angkasa tak dapat jauh-jauh dari cewek baru meraih gelar kutu buku akhir-akhir ini.

"Ayolah sa, lo gak mau lihat nilai hasil ujiannya?" Rangga menyeret tas Angkasa sehingga cowok itu terpaksa mengikuti langkah Rangga hingga ke mading dimana nilai-nilai hasil ujian terpampang jelas yang bisa memacu adrenalin siswa yag takut tak bisa diterima di perguruan tinggi karena masalah nilainya. Angkasa mencermati baik-baik dan nama itu menjadi nomor satu diantara 360 siswa lainnya. Ia benar bersungguh-sungguh memperbaiki nilainya. Bintang Indah Kejora, sahabatnya itu rata-rata nilainya 9.

Rangga menahan tawanya melihat ekpresi Angkasa yang menganga tak percaya. "Mingkem sewu¹. Awas ada lalat mampir sa." Angkasa menoleh padanya memberikan tatapan tajam. Rangga menyatukan kedua tangannya. "Maaf, gimana? Ya, gue juga pingin diposisinya Bintang, kan gue dimasukkan ke kelas unggulan," ucap Rangga lesu, ia berada diposisi keempat. Virgo ketiga, dan keduanya Angkasa. Bintang berhasil menggeser kandidat siswa berprestasi satu tahun ini yaitu Angkasa.

🌸🌸🌸

Sudah dua jam pula Bintang menangis, menatap sendu ibunya yang kini terbaring lemah dirumah sakit. Sebelum Bintang berangkat ke sekolah, Mala yang ingin ke toilet terpeleset karena tak hati-hati, kepalanya terbentur dinding dengan keras, ia kekurangan darah sehingga perlu perawatan yang intensif. Bintang tak tau harus apa, biayanya pasti mahal.

Usapan tangan lembut itu membuat tangisan Bintang yang sesenggukan berhenti, ia menoleh dan mendapati Virgo tersenyum padanya. Cowok itu masih mengenakan seragam sekolah. "Selamat ya Bintang, kalau kamu dengar ini janji yah jangan nangis." ucap Virgo membawa berita bagus untuk cewek cengeng ini. Bintang menautkan kedua alisnya, ah Virgo suka sekali berbicara setengah dan membuat orang penasaran.

"Apa?" Bintang menampilkan wajah datar, Virgo tersenyum jahil padahal auranya sedih dan tegang cowok sok cool ini sempat-sempatnya bercanda.

"Kamu dapat nilai bagus dan berhasil loh menggeser Angkasa."

"Oh, udah itu aja? Bisa keluar dari ruangan ini?" Bintang menahan emosinya, semua cowok sama saja tak ada yang dapat mengerti perasaan wanitanya, termasuk Virgo dan Angkasa.

Virgo mundur satu langkah. "Oke kalau kehadiranku membuatmu terganggu, aku pergi. Tapi kalau menangis lagi bahuku siap menjadi sandaranmu."

Setelah Virgo pergi Bintang mulai memejamkan matanya dengan tangan memegang jemari Mala. Tak bisakah bahagia walaupun sedetik itu terasa berharga dan terkenang meski tak selalu?

🌸🌸🌸

Akhirnya Angkasa bisa kumpul lagi di kafe dekat sekolah, ia ingin berbicara dengan Angkasa untuk memperbaiki perasahabatn yang selama ini renggang, Rangga ikut senang dan tak perlu mencemaskan keadaan Angkasa yang berubah tiba-tiba. Cowok itu sudah menceritakan semuanya mengapa ia harus menuruti Farhan demi keselamatan adiknya Lala, tapi Rangga punya solusi tersendiri daripada harus patuh pada orang yang tak tepat.

"Lo kan masih punya kita sa buat jagain Lala 24 jam kalau lo mau kemana-mana." Rangga menenagkan Angkasa yang kini tampak khawatir, cowok itu berkali-kali melihat ponselnya yang menampilkan dirinya yang terpotret dari belakang, foto tersebut dikirim oleh Farhan melalui WhatApp-nya.

"Udah, anggep aja orang gila nyasar ke kota yang dulunya hidup dihutan. Sekarang pikirkan masa depan lo mau kemana setelah ini." saran Rangga sok bijak padahal dirinya saja masih belum daftar ke universitas.

Angkasa menarik nafasnya. Ia tak boleh secemas ini, jika ia semakin takut maka orang tersebut semakin gencar untuk mengganggu dan memanfaatkan kelemahannya. "Baiklah, maafin kesalahan gue akhir-akhir ini yah. Sampaikan juga sama Virgo dan Pandu." Angkasa bangkit berdiri ia harus mengecek surat lamaran pekerjaan yang ia ajukan diterima atau tidak di sebuah perusahaan terbesar yang juga memberikan gaji sesuai keinginannya untuk menghidupi segala kebutuhannya serta kuliah.

"Sa, kopinya buat gue semua kan sama desert?" tanya Rangga ketika Angkasa sudah melangkah pergi, cowok itu mengangguk. Lumayan double eat!

🌸🌸🌸

"Dapat salam dan maaf dari Angkasa," ucap Rangga membuka pembicaraan ketika Virgo dan Pandu sudah duduk manis di karpet berbulu sambil memainkan play station peperangan. Keduanya menoleh tak percaya.

"Seriusan?" ucap mereka bersama. Rangga mengangguk.

"Intinya itu Angkasa takut sama Farhan karena cowok itu mengancam keselamatan Lala, tau sendiri kan di apartemennya Angkasa itu gak ada siapa-siapa. Kalau ke sekolah aja Lala dititipin sama tetangga yang sudah terpercaya."

"Nah, gini dong. Berantem itu gak enak dalam persahabatan, apalagi saling berpura-pura tak mengenal lebih dari tiga hari lagi." celetuk Pandu menyindir Virgo yang gampang tersulut emosi biasanya.

"Rang, AC-nya tambahin lagi suhunya. Panas banget disini." Virgo mengalihkan topik, ia juga memaafkan Angkasa tapi masih gengsi untuk mengungkapkannya terutama dideoan Pandu.

"You lose!" seruan dari televisi membuat Virgo mencak-mencak. Rupanya Pandu juga bermain diam-diam meskipun sambil mengobrol, sok terlalu lihai.

"Ah siyalan."

"Takdir lo go." Pandu memeletkan lidahnya, Virgo mulai menggelitik perut Pandu hingga cowok itu tertawa dan mengeluarkan air mata bahagianya. "Kandangin aja lo daripada nantangin gue main beginian, yang ada di akalin."

🌸🌸🌸

¹Mingkem sewu (Bahasa Jawa)=Tutup mulut seribu.

Mampir yuk ke Instagram:
@angkasaadipta
@bintangindah_kejora
@rggdrgntra
@virgo_alvro

Angkasa [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang