Bagian 63

392 22 0
                                    

Farhan menatap ruangan yang dipenuhi senjata, apakah menghabisi Angkasa saja? Bagaimana jika Ela semakin jatuh pada pesona cowok itu? Ya, harus namun tak gegabah.

Farhan men-dial sebuah nomor.

"Tolong habisi dia," Farhan menutup panggilannya. Ia berjalan mengambil isi peluru di lemari besar. ShAK-12, senapan serbu kaliber besar dengan rentetan peluru 12,7 x 55 milimeter – salah satu yang terkuat di dunia.

Farhan mengeceknya, sudah pas. "Terserah mau bilang gue egois El, tapi kalau cuman minta lupain Angkasa yang jelas lo gak bakalan mau, biar Angkasa yang pergi selamanya dari lo El,"Farhan menyeringai, anggaplah ia egois namun mendapatkan cinta secara memaksa adalah suatu kesenangan walaupun resikonya yang dicintai tak membalas perasaan dipaksa hadir.

🌸🌸🌸

Angkasa menunggu Bintang yang masih sibuk memilih baju yang pas, padahal apa saja sama bagusnya jika wajah cantikmu sebagai hiasannya.

"Ok, yang ini" ucap Bintang memilih baju yang pernah diberikan almarhumah ibunya. Tak perlu berlarut sedih, setiap hal baru mampu menutupi rasa gundah walaupun sementara hadir pada diri sendiri.

Bintang mengoles wajahnya dengan make up biasa, liptint dan bedak bayi, parfum vanila semakin menambah kesan manis pada tampilannya. Bintang menghampiri Angkasa yang nampak bosan sampai membaringkan diri di sofa.

"Kelamaan ya?" tanya Bintang bersalah, sudah satu jam hanya masalah baju yang dirumitkan. Angkasa menggeleng, kaum hawa dalam penampilan selalu di prioritaskan.

"Gak, yaudah ayo." Angkasa meraih tangan Bintang dalam genggaman-nya.

Sedangkan Ela mengetikkan pesan pada Farhan jika Angkasa malam ini sedang berkencan dengan Bintang, ia menguping saat Angkasa menelepon Pandu di kampus.

"Gue bakal ajak ke pasar malam deh, masa jalan sama cewek lain langsung cemburu?"

"Ya terserah lo, asalkan Bintang gak cemburu lagi. Sayang banget lah udah masak susah-susah, bawain bekal, yang di harapin malah sama yang lain."

Farhan, malam ini Angkasa sama Bintang ke pasar malam. Lo mau lakuin apa sama Bintang?

Farhan langsung membalas, namun pikiran cowok itu hanya Angkasa. Menyingkirkan secepatnya daripada Ela semakin larut pada cinta bertepuk sebelah tangan itu.

Oke, ada deh. Tunggu aja kabar baiknya, tapi setelah itu lo ikut gue ke tempat bagus yang udah disewa, semoga suka ya :)

"Ha? Maksutnya apa sih? Taman?" Ela tak sebodoh itu, Farhan bukanlah cowok romantis yang bisa berubah dari jahat menjadi manis.

"Awas aja ya, sampai lo nyakitin Angkasa." ancam Ela was-was, ia tak yakin jika Farhan akan menjalankan misi menyingkirkan Bintang dengan baik. Ela berjalan menuju motornya, pergi ke pasar malam tepat dimana Angkasa berada.

Ela mengamati sekeliling. "Masa belum dateng?" orang yang berlalu-lalang menjadi ramainya pasar malam hari ini, Ela akan menunggu tepat didepan gerbang masuk agar mudah menemukan Angkasa.

Suara deru motor yang akan memarkirkan membuat Ela bersembunyi dibalik pohon, mengamati Angkasa dan Bintang.

Keduanya turun, Ela mengikuti mereka menjaga jarak, Ela masih tak percaya jika Farhan akan benar-benar melakukan hal gila lainnya.

"Eh, beli cutton candy yuk, udah lama gak makan itu," Bintang menarik tangan Angkasa menuju stan penjual permen kapas.

Di susul dari arah barat datanglah seseorang dengan jaket hitam serta masker yang menutupinya agar identitasnya tak dikenali, bukan Farhan namun suruhannya. Sesuai janji ia akan menghabisi Angkasa malam ini, dengan menenteng tas panjang tapi berisi ShAK-12, senapan serbu kaliber besar dengan rentetan peluru 12,7 x 55 milimeter. Menunggu sampai Angkasa seorang diri, tempat sepi dan semuanya akan selesai.

Di lain hati Bintang ingin pulang, entah merasa resah atau bosan saja saat Angkasa mengajaknya bermain mencoba wahana yang ada. "Pulang yuk, udah malem nih." ucapnya gusar.

Angkasa menghentikan aktifitas membidik berhadiah itu, baru saja ini yang terakhir. Bintang ingin boneka manis beruang dengan pita merah di samping telinganya. "Sekali lagi deh, masa pulang? Bonekanya gimana?"

"Ya, gak usah juga gak apa-apa sa. Aku pingin pulang aja, ya rasanya gak enak hati aja daritadi." ucap Bintang cemas, entah perasaannya atau masih trauma dengan kejadian beberapa pekan lalu. Sekarang Bintang menjadi jeli sebagai pengamat, dimanapun ia akan memastikan keadaan baik-baik saja.

"Bentar ya," Angkasa kembali membidik dan tepat sasaran. Sang penjaga stan pun memberikan boneka-nya. "Nih, lagian dirumah lebih banyak bonekanya Lala, kalau mau ambil aja."

Bintang memeluk gemas bonekanya. "Jangan, Lala kan masih sayang sama bonekanya. Ya walaupun perumpamaan binatangnya itu sahabat kamu,"

"Kangen ya sama Lala? Main aja, nanti aku kasih tau passwordnya sekalian jagain yah, biar tambah mantep aja jadi calon ibu dari anak-anakku."

"Kamu mah, sukanya baperin gak mau ungkapin nanti ujung-ujungnya di tinggalin."

"Kode nih?"

"Iyalah, mana bisa sahabatnya cewek cowok itu bertahan, mungkin bisa tumbuh sebuah perasaan. Ya, daripada sukanya diem-diem tambah sakit hati kan, kalau aku lihat kamu di kerubungi cewek-cewek cantik."

"Iya, pasti kok. Secepatnya, kalau bisa gak perlu pacaran tapi langsung nikah sekalian."

Lalu mereka pulang, dan seseorang di belakangnya masih mengikuti.
Sebentar lagi akan terjadi.

🌸🌸🌸

Angkasa [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang