"Bawa aja kesini, biar tambah rame." bujuk omah Ema keukeuh.
"Nanti saya pikirkan dulu," ucap Angkasa seadanya.
'Omah kalau ngerayu gak tanggung-tanggung,' sorak Ela dalam hati.
🌸🌸🌸
"Omah harap kamu segera menjalin hubungan serius dengan Angkasa. Atau langsung nikah saja, kamu tau sendiri kan perusahaan peninggalan kedua orang tua kamu terbengkalai." Omah Ema berbicara serius, dalam hati Ela setuju saja.
"Iya omah aja yang bujuk dia, kalau aku kan belum tentu mau." Ela memasang wajah sendu, pasti ada halangan saja terutama Bintang.
"Tapi kan Angkasa belum cinta sama aku," Ela meletakkan kepalanya di pangkuan omahnya. Ia yakin jika Bintang di singkirkan pasti dengan senang hati akan menurutinya.
"Kenapa? Kan kamu cantik, calon dokter, dan kaya. Seharusnya tertarik dong, emang dia sukanya sama siapa? Tunjukin ke omah," pintanya.
Ela membuka galeri di ponselnya menampilkan foto Bintang.
"Sama-sama cantik kayak kamu." puji omahnya. Ia berdecak kagum melihat paras ayu nan manis Bintang ketika tersenyum.
"Ih kok omah pilih Bintang sih, nih ya dia itu gak se-kaya aku,"
"Oh ya? Terus apa yang harus omah lakuin?"
Ela menyeringai senang. "Aku mohon jauhkan Bintang dari Angkasa,"
Ema mengelus surai hitam Ela sayang, apapun keinginan cucunya akan di penuhi terutama kebahagiaan sebuah cinta.
🌸🌸🌸
"Angkasa udah maafin gue," ucap Pandu memberitahu, Bintang menghentikan mengaduk adonan kue-nya.
"Wah, seneng deh." pastinya ia tak akan di jauhi lagi, entah bagaimana kabar hati yang selalu menanti kepastian tanpa henti.
"Mau ketemu? Pulang jam sepuluh kok, ke kampusnya aja langsung." tawar Pandu, Bintang semakin senang cewek itu meloncat terlalu bahagianya hingga adonan kue hampir saja tumpah jika Pandu tak menangkapnya.
"Aduh hati-hati,"
"Iya maaf, seneng banget bisa ketemu lagi."
"Seneng ketemu tapi sayang belum jadi pujaan hati," ledek Pandu terkekeh.
Bintang kembali bekerja daripada meladeni godaan Pandu.
🌸🌸🌸
Sangat disangkan ketika rasa bahagia bertemu lagi mendapati Angkasa berjalan dengan seorang mahasiswi cantik berjas dokter yang terlihat bergelayut di tangan Angkasa.
Pandu melajukan kembali mobilnya, tak baik kesehatan hati melihat yang di sayangi dengan orang lain tanpa permisi.
"Mungkin temennya, positive thingking aja ya?" hibur Pandu walaupun Bintang tetap murung, cewek itu berpura-pura sibuk memainkan ponselnya.
'Teman? Sebutan apakah yang pantas jika orang yang aku harapkan selalu menghadiahkan rasa kecewa? Bukan siapa-siapa ingin berontak namun kelu membisu terjeda?'
"Gimana kalau nonton bioskop atau ke timezone ?" Pandu tak enak hati melihat Bintang yang sekejap senang lalu di jatuhkan dengan rasa sedih yang menggeluti hati.
"Gak usah, gue harus kerja juga," tolak Bintang, ka memandang riuh kota di pagi hari ini terasa sepi bagi hati yang masih sendiri.
Saat ini Ela mengajak Angkasa ke rumahnya, namun cowok itu enggan. "Ya bawa aja Lala, kan bisa main bareng aku dirumah nanti," bujuk Ela tanpa henti dengan segala usahanya, namun Angkasa tak semudah itu mempercayakan adiknya pada orang asing, ia takut Lala di sakiti.
'Terserah dengan rencana lo El, tapi gue akan mengumpulkan bukti kejahatan lo selama ini, hanya menunggu waktu say godd bye Ela.' batin Angkasa yakin, perlahan ia kerja sama dengan Rangga, Pandu serta Reyhan.
Nada circles, Angkasa menatap ponselnya, pesan dari Pandu.
Lo tadi sama siapa sih? Gebetan baru? Tuh Bintang ngambek, dia mau bawain lo bekal sa.
Maaf gue gak tau, bilang aja ke Bintang kalau nanti malam mau gak ke pasar malem? Yah tebusan cemburu tadi. Dia Ela, cewek yang misterius bagi gue dan harus hati-hati, dia yang ganjen. Jangan nyalahin gue -_-
Ela melirik ponsel Angkasa, cowok itu mengetikan pesan kepada Pandu. Ah kenapa dirinya disebut-sebut?
"Emang aku cewek berbahaya ya?" tanya Ela mengejutkan Angkasa, tapi setelahnya berubah datar.
"Iya," Angkasa melangkah pergi, Ela menyejajarkan langkahnya namun tak bisa, langkah Angkasa cepat.
Dalam hati Ela bersumpah akan mendapatkan Angkasa secepatnya, memusnahkan Bintang atau menyingkirkan orang-orang yang menghalangi rencana-nya.
🌸🌸🌸
"Angkasa mau ngajak lo ke pasar malem mau gak?"
Bintang menoleh menghentikan mengaduk adonan roti-nya. "Gak," jawabnya ketus.
"Lo tau kan cewek di sebelah Angkasa itu Ela, ya dia coba deketin." jelas Pandu namun Bintang langsung cemburu, ah wajar saja Angkasa adalah cowok yang susah di taklukan, ice boy.
"Jangan langsung cemburu gitu, coba lihat yang jelas, kalau salah paham terus kapan baikannya?" kesal Pandu, sudah dibuat pusing dirinya dengan kisah friendzone Angkasa dan Bintang.
🌸🌸🌸
Suka yang romantis apa aksi?
1. AL& EL
2. My Cool girlfriend
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa [ Completed ]
Teen Fiction(Follow disek sak durunge moco) Saya harap kalian bisa meresapi setiap cerita ini, ada cinta, kehilangan, serta rasa takut tiada henti. Ini bukan cerita badboy atau ice girl. Hanya Angkasa yang bersahabat dengan Bintang.Hingga Angkasa di putus oleh...