Bagian 60

489 24 0
                                    

"Emang kamu naksir ya sama cewek? Ya, mas kan gak pernah bawa kesini." ucap mang Agus menggoda dari dulu Farhan adalah cowok arogan, pantas saja ciwi-ciwi di sekolahnya takut.

"Tapi sekarang gak, saya sudah kalem kok." Farhan jadi ingat dengan Ela, ya dirinya sudah mulai jatuh hati pada cewek yang cerewet itu.

"Perjuangin, cewek butuh kepastian bukan gantungan yang gak ada kejelasan." nasehat mang Agus.

🌸🌸🌸

Angkasa kembali kuliah, malam hari kemarin ia sudah belajar materi hari ini. Saat di koridor ia melihat Ela yang berjalan menghampirinya, sepertinya cewek itu sehari tak mengganggunya tidak bisa.

"Hai sa, nih aku bawain bekal buat kamu, jangan di tolak ya. Em, itu buatan omah, kalau kamu bisa selesai jam kuliah mampir aja me rumahku, sekalian kita bareng." ucap Ela antusias, ia menyodorkan bekal berwarna pink dengan corak hello kitty tersebut.

'Masa Angkasa jijik liatnya? Omah ngapain sih ngasih bekal kok yang punyanya Randin!' kesal Ela dalam hati, Randin adalah adiknya yang kini duduk dibangku SD.

'Hello kitty? Sorry ya El, gaya gue itu the boy's dan cool.' Angkasa melangkah pergi tak menghiraukan dengan panggilan Ela yang berteriak kesal hingga beberapa mahasiswa di sekitarnya menatap keduanya penasaran.

"Eh di tinggalin, mungkin hidup lo gak akan tenang sa."

🌸🌸🌸

Saat di kantin pun Angkasa duduk sendiri, ya mengenai Ryan yang entah kemana semenjak kejadian itu, ia rindu dengan Ryan, dan Rangga.

Ela melangkahkan kakinya ke meja Angkasa, cowok itu melamun, makanannya masih utuh.

"Ey, ngelamun aja. A was kesambet cecan" cecannya gue.

Angkasa berdecak kesal, hendak pergi namun Ela meraih tangannya. "Apa lagi?!" geramnya, lebih baik ia bolos saja daripada bertemu Ela.

"Disini aja, makan bareng. Kamu kan gak ada temannya, Ryan aja gak pernah nempel lagi kan."

Sebelumnya Angkasa sudah mulai akrab dengan teman se-fakultasnya. Reyhan, ia sudah mengirimi pesan agar cowok itu ke kantin sekarang.

Dengan terpaksa Angkasa duduk lagi, pandangannya ke arah lain.

"Kalau boleh ya, aku jadi teman kamu. Kan akhir-akhir ini kamu kesepian, setidaknya ada teman ngobrol." bujuk Ela, teman, sahabat, pacaran kan.

Sedangkan Reyhan mempercepat langkahnya ketika ia menerima pesan dari Angkasa, mengapa cewek genit semakin merebak? Ia tak ingin Angkasa ribut Dan membuat kantin gaduh, sudah cukup cowok itu banyak masalah sangat kentara ketika ikut balap liar dan boxing.

Tepat dihadapan Angkasa, Reyhan mulai duduk di sebelah Ela. Cewek itu berada di tengah.

"Eh, lo siapa sih. Ganggu aja," Ela berbisik, rusak sudah berdua dengan Angkasa.

"Reyhan, cogan terkenal di kampus UI, banyak yang antri. Kalau mau sih jadi pacar aku," Reyhan meraih tangan Ela.

"Enak aja! Najis," tidak betah, ia melangkah pergi.

"Thanks Rey, pantes ya jadi playboy."

"Iyalah, eh bentar ya gue mau samperin Caca dulu, pasti mau pulang."

"Iya deh yang mantannya banyak,"

"Ngiri kan? Makanya cari, pacari, bukannya iri,"

Kata 'pacar' mengingatkannya tentang Bintang, jika perasaan sudah tertutupi rasa percaya rasanya enggan kembali, ketika rindu memanggil dia hanya hadir untuk sementara.

Angkasa [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang