3

8.1K 490 27
                                    

"Kopi?"

Naruto melirik sekilas pada Shikamaru si sekretaris jeniusnya yang secara tiba-tiba duduk di depannya. Tawaran Shikamaru tidak menarik atensi Naruto.

"Bawakan aku sesuatu yang kuminta sejak tiga hari lalu Shika." Jawab Naruto sambil mendengkus kesal.

Shikamaru menguap sekilas, dan memandang bosan pada bosnya yang semakin hari semakin merepotkan. "Berkasnya sudah selesai, hanya saja aku tidak mau memberikannya."

Naruto menggebrak meja dengan kesal lalu menatap Shikamaru dengan tatapan tidak bersahabat. "Apa karena ibuku?"

"Ya Mrs Namikaze memang melarangku." Shikamaru memilih untuk jujur, percuma saja jika dia menutupi segala sesuatu dari seorang Namikaze Naruto.

"Persetan dengan Ibuku. Aku membutuhkan berkas itu. Apa yang terjadi pada Hinata selama empat tahun ini, aku perlu mengetahuinya." Teriak Naruto. Tatapannya begitu tajam kepada sekretarisnya.

Shikamaru menghela napasnya, jika saja gajinya tidak besar Shikmaru pasti sudah memundurkan diri dibanding harus berurusan dengan Naruto yang memiliki emosi tidak terkendali . "Sudah kubilang kau tidak boleh berhubungan dengan Hinata lagi. Mrs Namikaze sudah tidak mempunyai wajah untuk bertemu keluarga Hyuga, kau bahkan membuat kerja sama antara Mr Namikaze dan Mr Hyuga berantakan."

"Tapi aku perlu mengetahui apa yang terjadi kepada Hinata selama aku tidak ada di sini," Naruto menghempaskan kertas-kertas di mejanya dan memandang sinis ke arah Shikamaru. "Kau adalah tangan kananku Shika." Tekan Naruto pada Shikamaru, mengingatkan Shikamaru dengan posisinya begitu berbahaya.

"Aku tidak akan memberi berkas itu, karena isinya sangat buruk. Menuruku, kau bahkan bisa gila jika membaca keseluruhan isinya. Aku hanya akan menyebutkan poin pentingnya saja," Shikamaru terlihat menguap lagi, kemudian menyerahkan cangkir porselen berisi kopi hitam yang masih mengepul kepada Naruto. "Minum ini sebelum aku mulai."

Naruto menerima cangkir yang disodorkan Shikamaru kemudian menghirup aroma Arabican Coffee yang kuat dari dalam cangkir, lalu menyeruputnya isinya dengan pelan.

Shikamaru menyamankan posisi duduknya sambil menimbang, dari mana dia akan memulai pembicaraan ini. "Hinata, hem, dia melahirkan anakmu tujuh bulan setelah kau pergi dari Jepang,"

"Apa kau bilang? Melahirkan? Sialan! Dia menyembunyikan kenyataan sebesar itu? Di mana anakku sekarang-

"Dengarkan aku Naruto. Aku tidak ingin mengulang  kelimatku, jadi jangan menginstrupsiku," Suara Shikamaru naik beberapa oktaf, dia memandang jengah Naruto yang tidak pernah berubah. "Anaknya, ah tidak, maksudku anak kalian tidak bernasib baik, dia meninggal saat berusia enam bulan karena terlahir prematur dan ada sesuatu yang salah dengan organ pernapasannya. Hinata dibuang dari keluarga Hyuga setelah kau mempublikasikan foto dan video laknat itu. Dia melahirkan sendirian dan Ibumu membantu biaya persalinan dan perawatan anak kalian. Sayangnya setelah semua penderitaan dan kemalangan yang menimpa Hinata dan anak itu, bayi yang Hinata lahirkan harus meninggal dunia. Dan setelahnya Hinata sempat terdaftar sebagai pasien di rumah sakit jiwa selama enam bulan, lalu dia dinyatakan sembuh kemudian wanita itu memulai kehidupan baru seperti yang kau lihat beberapa malam lalu."

Naruto terpaku dalam duduknya untuk sesaat, mencerna setiap bait informasi yang Shikamaru berikan, kemudian tertawa pelan. "Kau yakin itu anakku? Jalang macam Hinata bisa saja tidur dengan orang lain, contohnya si brengsek Toneri."

4 Years [PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang