5

7K 411 22
                                    

"Namikaze-senpai."

Naruto menoleh ketika mendengar suara terbata-bata dari belakangnya. Naruto mengerutkan kening saat mendapati sumber suara tersebut. "Ya?" Tanya Naruto dengan satu alis terangkat, dia merasa tidak nyaman dengan suara bisik-bisik orang lain yang mulai membicarakannya.

"A-aku menyukaimu, terima ini!" Gadis bersurai indigo dengan kepangan di kedua sisi kepalanya membungkuk seraya menyerahkan sebuah amplop berwarna pink dengan wangi kolanye yang cukup menyengat.

Naruto hampir kehilangan napasnya, ketika seorang gadis berseragam sekolah menengah datang ke gedung fakultasnya. Pula dengan spontan memberi pernyataan aneh semacam 'aku menyukai mu jadi lah pacarku' Naruto berdehem pelan saat merasa dirinya menjadi tontonan gratis bagi beberapa orang. "Maaf, apa kita pernah bertemu sebelumnya?" Tanya Naruto dengan pelan. Dia tidak mungkin membentak seorang gadis kecil yang berpenampilan nerd di depan seluruh orang yang menonton mereka.

Gadis dengan kepang dua itu dengan malu-malu memandang wajah tampan Naruto, kacamata minus yang membingkai mata pearlnya bahkan hampir merosot ketika gadis itu bangkit dengan cepat dari posisi membungkuknya. "A-ano namaku Hyuga Hinata a-aku adalah adik sepupu Shion-Neesan. Kita bertemu saat pesta ulang tahunnya minggu lalu." Ucap gadis bernama Hinata tadi dengan semburat merah muda di pipinya.

Naruto mendecakkan lidanhnya dengan kesal sekilas, jadi ini adik sepupu Shion? Setelah Naruto bosan menolak Shion, sekarang giliran adik sepupunya yang bahkan masih berstatus siswi sekolah menengah mengejarnya? "Maaf, aku tidak bisa." Ucap Naruto dengan senyum dipaksakan. Naruto berjalan cepat, menjauhi gadis yang baru saja menyatakan cinta padanya.

Hinata membatu di tempatnya berdiri. Pernyataan cintanya yang ditolak rasanya cukup memilukan di dadanya. Hinata berlari kecil mencoba menggapai si Namikaze Naruto dan menggenggam lengannya. "Kumohon berikan aku kesempatan untuk membuat senpai jatuh cinta padaku." Matanya yang berwana ungu berair, Hinata sungguh takut mendengar penolakan lagi.

Naruto menggeram kesal. Bahkan ia mendengar giginya bergemeletuk. "Hei, sudah kukatakan tidak ya tidak!" Ucap Naruto setengah membentak, dia menghempas kasar tangan Hinata yang menggenggam lengannya. Lalu matanya memandang rendah kepada Hinata. "Perbaiki penampilanmu, kembali padaku jika kau sudah mengeyahkan kacamata dan rambutmu yang tidak bagus ini." Maki Naruto saat memperhatikan penampilan Hinata, Hinata menggunakan rok yang lebih panjang dibanding gadis sma lain, kemeja sekolahnya pun oversized belum lagi hoodie rajut yang kebesaran membuat Hinata kian kusut untuk dipandang. "Perbaiki penampilanmu sebelum menyatakan cinta padaku. Kau harusnya sadar, Shion yang jauh lebih cantik dari mu saja menerima penolakan. Bagaimana dengan seorang berpenampilan seperti dirimu?" Ujar Naruto lagi tanpa peduli perasaan Hinata. Ia mendengkus kesal sebelum pergi menjauhi Hinata yang terisak.

...

"Jadi kau memutuskan untuk berpacaran dengan Matsuri?"

Gaara menganggukan kepalanya sebagai jawaban untuk pertanyaan Lee mengenai hubungannya dengan salah satu gadis blasteran Jepang-Inggris yang beberapa waktu lalu menjadi sorotan di kampus mereka.

"Gaara kau kurang ajar!" Geram Naruto. Naruto memang jatuh cinta pada gadis bernama Matsuri tersebut sejak pertama kali keduanya bertatapan. Matsuri mengingatkan Naruto akan Sakuranya, cinta pertamanya yang lebih memilih sahabat temenya.

Penola Sakura kepada Naruto juga menghancurkan persahabatan ketiganya yang sudah berlangsung sejak balita. "Kau tahu kan, aku menyukai Matsuri?!" Ucap Naruto seraya mencengkeram kerah kemeja Gaara.

Gaara memutar bola matanya dengan bosan, sama sekali tidak takut dengan tatapan atau pun pegerakan Naruto yang bisa saja memukuli wajahnya. "Ayolah, aku tidak serius. Aku hanya bermain-main. Kau mau Matsuri? Akan kuberikan jika kau mau berpacaran dengan gadis sekolah menengah yang kemarin menyatakan cintanya padamu." Jawab Gaara sambil terkekeh pelan.

"Eh? Jangan! Dia itu adik kandung Neji, si atlet karate yang terkenal kejam itu. Kita bisa mati jika ketahuan mempermainkan adiknya." Lee mencoba menghentikan tingkah konyol dua sahabatnya.

"Kenapa aku harus mau menerima permintaanmu, jika aku sendiri bisa merebut Matsuri kapan pun." Naruto hendak melayangkan tinjunya sebelum Sai rekannya yang lain datang dan menghentikan pergerakan Naruto.

"Cih, saling memukul hanya karena seorang gadis. Apa kalian memang serendah itu?" Ujar Sai yang ikut duduk di sofa panjang tempat ketiga temannya itu duduk. "Seperti tidak ada gadis lain saja." Remeh Sai lagi melihat Naruto yang kian emosi.

"Diam kau sialan." Ucap Naruto semakin kesal karena tinjunya tertahan.

Gaara mengangkat kedua bahu lalu meneguk winenya seraya memandang Naruto dengan sebelah alis terangkat. "Bagaimana? Setuju tidak? Jika kau berhasil menghabiskan malam denhan gadis itu maka Matsuri akan jadi milikmu."

"Apakah si Great Namikaze Naruto takut? Kau tidak berani menerima tantangan Gaara?" Sai ikut menimpali, manambahkan api di tengah panasnya suasana, membuat si Namikaze makin terinjak harga dirinya.

"Terlalu mudah," Jawab Naruto sambil melirik ponselnya. "Kalau aku mau, bahkan malam ini pun bisa."

Gaara tertawa terbahak. "Jangan sinting, kau kira targetmu kali ini jalang macam Shion atau Tayuya?"

Lee mengangguk, membenarkan ucapan Gaara. "Kau harus tahu gadis itu memiliki nama Hyuga. Kutekankan sekali lagi, Hyuga." Ucap Lee mendramatis membuat Naruto memandang malas padanya.

"Hei kalian bisa perhatikan dengan jelas kan? Aku bahkan tidak pernah mengetahui ada spesies macam Hyuga culun itu di dunia ini, dan dia sendiri merangkak datang padaku mengemis untuk kubawa ke malam panas di atas ranjang." Jawab Naruto dengan setengah sadar, alkohol sudah mulai mengambil alih kesadaran si Namikaze Naruto.

Gaara tertawa lagi. "Sebenarnya aku sangat paham kau juga sama sekali tidak menyukai Matsuri, hanya karena Matsuri memiliki raut wajah mirip Sakura dan kau langsung terobsesi dengannya. Itu bukan cinta. Itu hanya obsesi gila karena kau mencoba menjadikan Matsuri sebagai Sakura."

Naruto tidak bisa membantah lagi, Gaara mengenalnya sama baik dengan Sasuke dan Sakura mengenalnya. Matsuri dengan bola matanya yang cantik memang membuat Naruto menyamai gadis itu dengan Sakura. "Sialan." Ujar Naruto seraya kembali meminum winenya.

"Berhenti lah bermain. Temukan gadis yang baik dan kau akan melupakan Sakura, kutekankan lagi, Sakura tidak akan pernah memilihmu." Ucap Sai dengan santainya tanpa peduli perasaan Naruto yang makin tersudut.

"Lee, siapa nama gadis itu?" Tanya Naruto tanpa mengindahkan celaan Gaara dan Sai padanya.

Lee menatap Naruto dengan horor. "Mau apa? Kubilang jangan coba mendekatinya. Dia bukan gadis yang biasa kau rusak Naruto."

Naruto menyeringai tipis. "Tentu saja melakukan yang Gaara minta, mengencani gadis culun itu lalu mendapatkan Matsuri." Ucapnya tanpa beban membuat ketiga sahabatnya membelalakan mata.

"Ck, dasar iblis." Cibir Sai tanpa ragu.

"Biarkan saja Sai, mungkin dari gadis culun macam Hinata dia akan belajar sesuatu." Sahut Gaara makin senang karena Naruto mengikuti permainan gilanya.

"Dengar ya, aku sudah pernah melihat Neji hampir membunuh seseorang karena hal sepele. Jadi kalau nanti Neji memasukan nama kalian ke daftar orang yang akan ia bunuh, aku sama sekali tidak ingin terlibat. Dasar para lelaki sinting." Ucap Lee sebelum pergi meninggalkan tiga temannya, Lee bisa dikatakan sebagai pria baik yang salah pergaulan, dia tidak pernah tidur dengan sembarang gadis seperti yang dilakukan temannya. Hanya karena mereka satu fakultas dan sialannya selalu berada di kelas yang sama, Lee terpaksa berteman dengan tiga pria sialan yang ia anggap teman.

4 Years [PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang