15

3.4K 325 9
                                    



Malam belum cukup larut ketika Naruto dan Sasuke membicarakan perihal rencana mereka untuk menjerat Hinata melalui keluarga besarnya, sebuah keluarga yang berada pada klan kuno semacam Hyuga. Kebuntuan menyebabkan pria berambut pirang itu mengangguk setuju terhadap rencana yang dikemukakan oleh Sasuke, Naruto sudah tidak memiliki strategi apapun untuk mendapatkan Hinata, hingga berserah diri pada rencana Sasuke, berharap otak cerdas Uchiha sahabatnya itu berhasil untuk mengembalikan Hinata pada dirinya. Setelah bercakap-cakap dan beradu argumentasi, berujung pada mereka yang kini tengah berada di bar sembari mengatur strategi.

"Aku sudah mengirim email kepada beberapa perusahaan yang menaruh saham mereka di perusahaan keluarga Hinata. Aku bilang jika mereka mau bekerjasama, maka keuntungan yang mereka dapat menjadi dua kali lipat." Sasuke memaparkan, kemudian meneguk koktail dengan kadar alkohol rendah. Tentu saja pria bersurai raven itu tak berani merelakan dirinya mabuk disaat ketika sahabatnya kini sedang mengalami kegelisahan panjang.

"Apa maksudmu? Kau sengaja membuat kita bangkrut?" Kening Naru mengernyit, protesnya terdengar bersama suara yang meninggi. Membayar dua kali lipat untuk suatu hal yang belum tentu akan berhasil? Naruto masih cukup waras untuk mencegah hal tersebut.

"Aku juga tidak sebodoh itu. Ini hanya untuk memancing mereka. Semua orang suka keuntungan besar. Mereka tak akan menolak bahkan bila belum tahu kejelasannya," timpal Sasuke lagi. "Apa lagi dengan nama besar Namikaze dan Uchiha yang berada di balik keuntungan yang dijanjikan itu."

"Aku hanya ingin dia kembali padaku. Berat untuk melepasnya lagi setelah apa yang kulalui bersamanya malam itu," Keluh Naru dengan wajah lesu penuh kecewa. "Dia, dia sangat berarti untukku. Mungkin aku memang terlalu mencintai Hinata."

"Serahkan saja padaku, tidak usah khawatir. Angkat wajahmu, memalukan saja. Sejak kapan kau sangat frustrasi hanya karena seorang wanita." Cela Sasuke sambil menikmati sensasi koktail yang tengah ia nikmati. Satu hal yang Sasuke pikirkan, ia berharap semoga tunangannya tidak mengetahui sama sekali perihal rencananya dan Naruto. Tentu, rencana ini beresiko besar. Kebangkrutan perusahaan Hyuga, kerugian yang akan ia dan Naruto tanggung, dan yang paling fatal adalah Sakura. Wanita itu akan marah besar saat tau dirinya membantu Naruto untuk kembali memiliki Hinata.

"Bagaimana kalau rencana ini gagal? Aku sama sekali tidak punya plan B!"

Kepala Sasuke terasa berdenyut, sejak kapan Naruto berubah menjadi konyol dan rewel seperti ini?! Mencoba menghindari ocehan tidak berguna dari Naruto, Sasuke malah menyipitkan mata saat melihat sosok yang tak asing baginya berada di pusat lantai dansa. Itu, Hinata kan? Sepertinya Naruto sama sekali tidak menyadari keberadaan Hinata. Dan Sasuke bersyukur akan hal itu, dia tentu bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika Naruto melihat Hinata berada di sana.

"Ayo, pulang."

Naruto mendongak, menatap Sasuke dengan sebal lalu kembali meneguk koktailnya. "Ini belum waktunya pulang! Kita harus memikirkan plan B, berjaga-jaga jika rencana ini gagal."

Pelipis pria Uchiha itu terasa dihujam sesuatu yang keras hingga terasa begitu sakit. Naruto yang tergila-gila akan cinta benar-benar meresahkan! "Jangan menguji kesabaranku, Namikaze Naruto."

"Kau tidak akan paham rasanya! Kau beruntung mencintai seseorang yang juga mencintaimu, dan aku? Apa kau bisa membayangkan, Sakura berada di pelukan pria lain?"

"Lantas, kenapa kau berbuat gila saat wanita itu mencintaimu? Saat ia mencintaimu, kau tidak memperlakukan dia dengan baik. Sekarang jika memang kau menginginkan dia kembali, perbaiki semua sikapmu! Bersikaplah lebih terhormat!"

Adu mulut antara dua pria tampan itu tentu saja menarik perhatian dari beberapa pengunjung. Sasuke yang menyadari dirinya dan Naruto menjadi pusat perhatian mendengkus, dia tidak senang dijadikan pusat perhatian! Mata onix Sasuke memandang Naruto dengan dingin, mengisyaratkan pria itu untuk segera pergi, atau Sasuke akan murka

4 Years [PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang