********
-
-
-
Malam semakin larut, hawa dingin selalu terasa di tubuh. Rasa sakit dan perih selalu menghiasi hari-hari gadis cantik bermata rusa ini.
Ingin mundur....
Tetapi keadaan memaksanya untuk tetap hidup di dunia yang bergitu kejam ini, kapan kebahagiaannya datang. Apa dia kurang sabar dalam menjalani cobaan yang Tuhan berikan kepadanya, atau dia pernah membuat kesalahan yang besar kepada Tuhan sampai-sampai Tuhan Enggan menolongnya dari masalahnya.
Hiks.... Hiks.....
Luhan benci dengan hisak tangisnya, dia sangat membenci hal itu. Kenapa ia bergitu lemah di hadapan laki-laki yang masih sangat ia cintai, sudah terlalu lelah Luhan melupakan Sehun Tapi entah mengapa dia tidak mampu.
Luhan melihat pantulan wajah cantik nya di depan cermin, tangan lembutnya ia arahkan di pipi kanannya yang memerah karena Sehun menamparnya bergitu keras.
Luhan masih mengingat, tatapan mata Sehun saat pulang tadi. Tatapan itu bergitu membunuh dan tajam, bahkan di dalam mata itu bergitu banyak kebencian yang di sembahkan kepadanya.
-
Luhan di buat bingung oleh keadaan rumahnya sudah terang karena lampu yang menyala, padahal Luhan ingat sebelum berangkat berkerja tadi ia sudah mematikan semua lampu rumahnya.
"Tidak mungkin jika Sehun pulang"Luhan menepis pikiran itu.
Tentu bukan Sehun, karena sejak Irene menyatakan dia hamil anak Sehun, Sehun membeli rumah baru untuk Irene dan tinggal bersama di rumah baru itu. Jadi tidak mungkin Sehun kemari.
Clek.....
Bug....
Luhan merasakan rasa sakit di wajahnya karena seseorang melemparnya dengan majalah yang sedikit tebal, Luhan membuka matanya.
"S-sehun"ucap Luhan takut.
Plak....
Sehun menampar pipi Luhan dengan keras yang membuat kepala Luhan sedikit terpental, air mata Luhan menetes seketika saat merasakan tamparan keras dari laki-laki yang memilikinya otot kekar seperti Sehun. Tanpa sadar Luhan memegang pipinya yang tadi di tampar oleh Sehun, tubuhnya bergetar hebat.
"Jalang"ucap Sehun sambil mendorong tubuh Luhan ke tembok, Luhan pasrah saja saat tangan kekar Sehun mencekik lehernya.
"Kau memang gadis tidak tau diri, berani-beraninya kau berfoto telanjang dengan pria lain"Sehun semakin mencekik leher Luhan.
"S-sehun s-ssakit"Luhan memukul-mukul tangan Sehun, nafasnya sudah akan hilang.
Sehun yang melihat mata rusa milik Luhan memerah tanpa rela melepaskan tangannya yang sedang mencekik leher Luhan, namun Sehun menggantikannya dengan memeluk pinggul Luhan dengan erat, yang mengakibatkan wajah mereka bergitu dekat.
"Aku tidak menyangka seorang putri dari orang terpandang bergitu menjijikkan, kau lebih rendah dari seorang pelacur."bentak Sehun di depan wajah cantik Luhan."kau pura-pura lugu dan polos di depan ku dan keluarga ku, tapi apa yang ku lihat dari majalah ini. Kau jauh berbeda jika di luar sana, majalah ini menunjukan tabiat asli mu. Dan aku malu pada kenyataannya, aku menikahi wanita jalang seperti mu"
Tanpa sadar tangan Luhan menggengam marah ingin meninju wajah sialan Sehun.
Plak....
KAMU SEDANG MEMBACA
HARD
Teen Fiction"apakah cinta akan menunjukkan jalannya? dengan sebuah ketulusan. apakah cinta akan menunjukkan kesetiaannya? ketika takdir mulai memainkan perasaannya. dan apakah cinta akan menyatukan mereka berdua atau mungkin cinta akan memisahkan mereka dengan...