#JERAT_PESUGIHAN
#Part 7.
Semburat warna jingga di ufuk barat ikut mengantar sore pada peraduan malam. Burung-burung camar kembali ke sarang. Semua berubah gelap. Lolongan anjing seolah ikut mengisi suasana itu menjadi sepi dan ... ngeri.
Ayu berbaring di atas tempat tidur berbalut tikar, tanpa kasur kapas, apalagi busa. Seolah semua tak jadi soal. Tubuh yang kian kurus itu tetap nyaman, pulas di sana.
" ... Aku yo gak nyongko ae, kok, sampe ngene ki (aku juga tidak menyangka, kok, sampai begini?" Yu Janti prihatin menatap tubuh kurus Ayu saat ia berkunjung ke rumah orang tua Ayu.
"Iya, Yu. Kalau aku tahu bakal begini kejadiannya, gak bakal tak olihi melu tandur (tak akan kuizinkan ikut tandur," sesal Bu Wayem.
"Sing sabar yo, Yu, semoga anakmu cepet sehat." Yu Janti mendoakan.
Sementara, Bu Wayem mengangguk pilu.
Ayu mengalami lumpuh setelah jatuh di perit beberapa Minggu yang lalu. Tubunya yang saat itu biasa saja. Mendadak tak bisa digerakan setelah sampai di rumah.
Tak banyak yang menyangka, kejadian yang menimpa gadis berusia belasan tahun itu akan berakibat fatal bagi kesehatannya. Sebab, hanya terpeleset ringan, pikir orang-orang yang menyaksikan saat itu.
***
"Mau kemana, Win?" tanya Kresno saat melihat Wiwin bersolek di depan cermin."Kondangan. Eh, ke tempat Yu Wayem, jenguk Ayu. Wis sui loro (sudah lama sakit)." Seraya mengoles bedak tabur ke wajahnya Wiwin menjawab.
"Loro opo cahe (sakit apa dia)?"
"Jare bar tibo neng sawah weke Pak Suhadi. Moro-moro loro gak iso opo-opo (katanya habis jatuh di sawah milik Pak suhadi. Tiba-tiba sakit gak bisa apa-apa.)
Degh!
Kresno tercengang, matanya sedikit melotot tak percaya."Mosok (masa)?" tanya Kresno meyakinkan.
"Iyo. Wis ya, Mas. Aku berangkat diluk (sebentar), titip adik." Bergegas Wiwin melesat ke tempat tujuan. Sementara, Kresno mengangguk, mengijinkan istrinya pergi dengan pikirannya khawati.
"Ayu jatuh di tempat Pak Suhadi? Jangan-jangan ...?" Kresno bergumam sendiri dengan pertanyaan ngambang.
"Kula nuwun (permisi) ...?" Seseorang bertamu ke rumah Kresno.
"Monggoh (silakan)." Tergesa Kresno menghampiri tamunya sambil menggendong Arca, anaknya. " Eh, Dul ... masuk-masuk!"
"No, punya gergaji, gak?"
"Ono ... gawe apa ta (ada, buat apa)?"
"Gawe jengkok (bikin tempat duduk)."
"Sik (sebentar) ...." Kresno masuk mengambil keperluan yang ingin dipinjam Sidul.
Detik kemudian, Kresno membawakan benda itu dan menyerahkannya pada Sidul.
"Nah ... ini!" Senang, alat yang Sidul perlukan dimiliki oleh Kresno. "Silehi sik, ya (pinjam dulu, ya)?"
Dengan semringah lelaki itu bergegas akan pulang, tapi ditahan Kresno.
"Kamu tahu kalau Ayu anaknya Yu Wayem sakit?" tanya Kesno tiba-tiba.
"Oh, ya, tahu. Jare (katanya) ...."
"Tibo neng sawahe Suhadi?" tebak Kresno mendahului Sidul.
Sidul menelan saliva, ditatapnya wajah Kresno dengan pikiran penuh khawatir.
"Jangan-jangan, No?"
"Nggak jangan-jangan! Ini serius. Kamu kemarin belum menyelesaikan ceritamu!" Kresno menagih.
![](https://img.wattpad.com/cover/212690390-288-k408985.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
JERAT PESUGIHAN (TAMAT)
Mystery / ThrillerSebuah kisah tentang bagaiman keadaan yang menghimpit hidup, ternyata bisa menjerumuskan seseorang masuk dalam kubangan dosa.