Arranged Marriage & Appa

4.2K 349 2
                                    

Di rumah, Jimin kesal setiap kali ingat kejadian di taman tadi. Rasanya dia ingin sekali memukul pria gila itu sekuat tenaganya.

"Dasar menyebalkan. Awas jika nanti aku bertemu lagi dengannya"

Jimin mencengkram bantal di tangannya dengan kencang.
Ponsel berdering memecah keheningan. Jimin segera mengangkatnya.

"Nuna!"

Suara riang terdengar dari ujung sana. Seketika senyum mengembang di bibir Jimin.

"Jihyun, bagaimana kabarmu di asrama? Nuna sangat merindukanmu"

"Aku juga sangat merindukanmu nuna. Bagaimana kabar Appa dan Eomma?"

"Baik. Seperti biasa"

"Nuna, hatiku tidak tenang"

"Waeyo?"

"Semalam aku bermimpi, Nuna akan dibawa pergi oleh seorang pria tak dikenal."

"Maksudmu? Nuna diculik?"

"Tidak, sepertinya bukan untuk diculik. Karena nuna memakai gaun pengantin"

"Ha?"

"Nuna, nuna tidak akan cepat menikah kan? Jangan tinggalkan aku. Aku tidak mau kehilangan nuna cepat - cepat"

Mendengarnya Jimin tertawa.

"Nuna, aku tidak bercanda!" sewot Jihyun kesal.

"Araseo! Nuna tidak akan cepat menikah dan meninggalkanmu. Sekarang sudah malam. Cepat kamu tidur."

Setelah menutup telepon, Jimin kembali merebahkan dirinya. Dia tersenyum simpul.

Jihyun terlalu polos. Hampir setiap malam dia selalu meneleponnya. Jihyun tinggal di asrama sekolah. Wajar jika dia rindu dan meneleponnya.




:)





"Jimin.."

Suara Minyoung memanggil. Jimin segera turun. Di ruang keluarga sudah duduk Seojoon dan Minyoung. Kedua orang tua Jimin.

"Ada apa? Eomma - Appa memanggilku"

"duduk dulu" ucap Seojoon.

Jimin duduk di kursi tepat di hadapan Minyoung. Kedua orang tua itu saling berpandangan sebentar. Ah, Dia mencium hal yang tidak wajar.

"Begini, tahun ini Appa mendapatkan pekerjaan yang sangat penting. Sebuah film kerjasama dengan pihak Hollywood"

"Eomma juga, ada tugas penting di Swiss. Jadi harus pergi untuk 1 tahun lamanya"

"Kalau begitu bagus. Aku selalu mendukung apapun yang Appa dan Eomma lakukan."

Mereka semakin terlihat bingung. anak gadisnya ini memang terkesan santai. Terlalu santai malah.

"Masalahnya kami mencemaskan kalian. Jihyun sekarang tinggal di asrama. Tapi kamu? Tinggal sendiri di sini?"

Jimin mengerutkan keningnya. Lalu, di mana letak masalahnya?

"Usiaku sudah 20 tahun. Aku bisa mengurus diriku sendiri."

"Tidak bisa. Appa tidak akan tenang membiarkanmu sendirian di sini. Setidaknya harus ada orang yang menjagamu"

"aku tidak mengerti, sebenarnya apa masalahnya?"

Jimin tidak suka pembicaraan yang terbelit-belit. Kedua orang tuanya terlihat menghela napas sebelum mengatakan inti pembicaraan ini.

"Appa dan Eomma bermaksud menikahkanmu dengan seorang Pria yang baik. Dia anak teman Appa." Ucap Seojoon

"MWO?! menikah?!"

"Aku menolak dengan tegas"

Jimin berbalik pergi. dengan langkah lebar dia segera pergi menuju kamarnya.

"PARK JIMIN" Teriak Seojoon geram.

Jimin tidak mendengarkan ucapan Appanya. Dia terus berjalan menuju tangga. Tapi tiba-tiba dia mendengar suara jeritan Minyoung. Jimin segera menoleh.

"Appa!" teriak Jimin histeris melihat Seojoon terkapar di lantai.






:)





Jimin akhirnya bersedia juga menikah karena dia tidak tega melihat Seojoon menderita.

Saat di rawat, Seojoon terus membujuk Jimin dengan ekspresi yang membuat putrinya itu kehilangan kata-kata untuk membantah. Dan hasil yang di nanti pun terjadi, Jimin menangguk.

Siang itu, setelah Seojoon keluar dari rumah sakit, mereka pergi bersama ke sebuah tempat. Di sana dia akan bertemu dengan calon suaminya.

Jimin berdebar-debar. Semoga calon suaminya nanti adalah orang yang baik.

"Jadi kamu yang bernama Jimin? Gadis yang manis"

Ucap seorang Ahjumma. Sepertinya dia calon mertuanya. Ahjumma ini tak lain adalah Kwon Boa Eomma Jungkook. Jimin hanya tersenyum.

"Aku jadi teringat ketika kalian kecil dulu. Kalian sangat rukun."

Jimin terkesiap. He? Jadi orang itu adalah orang yang dikenalnya?

"Ah, itu dia."

Jimin menoleh ke arah yang di maksud. Seketika matanya melebar. Tidak mungkin salah, pria yang berjalan ke arah mereka adalah Jungkook. Pria gila yang kemarin memciumnya! Oh dear..

Jungkook tersenyum ramah sambil memberi salam pada Seojoon dan Minyoung.

"Ah, sudah kuduga kau akan tumbuh menjadi pria yang tampan"

"Dia menantu paling sempurna untuk keluarga kita"

"Kamsahamnida" jawab Jungkook sopan masih dengan senyuman yang sama pada kedua orangtua Jimin.

Jungkook lalu menoleh pada Jimin. Beberapa detik ketika mata mereka saling bertemu, Jimin sempat melihat ada kilatan kaget. Tapi semuanya hilang sesaat kemudian.

"Nah, dia pasti calon istriku."

Ucapan Jungkook membuat Jimin merasa gugup dan panik. Jimin tidak bisa bergerak. Dia hanya menatap Jungkook dengan mata membulat.

"Ka, kau.." lirih Jimin.

Jungkook ingat wajah wanita di hadapannya.

"Ah, iya. Bukannya kita bertemu kemarin"

"Ho, jadi kalian sudah bertemu" ucap Yunho, appa Jungkook.

"bagus. Kalau begitu, segera tentukan tanggal pernikahannya"

Jimin terpaku dan tidak sanggup berkata lagi. Kenapa bisa begini? Kenapa pria gila ini bisa jadi calon suaminya? Dia bisa ditindas jika sudah menikah nanti. Jungkook menyunggingkan seringaian jahat miliknya.

Setelah itu Jimin tidak bisa mengelak lagi. Semuanya sudah terlanjur terjadi dan tidak ada jalan untuk kembali memutar waktu.





























TBC

Jan lupa vote & comments
Thank you:)

Jungkook & Jimin (Kookmin GS Fanfiction) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang