Good wife

2.8K 250 1
                                    

TING TONG

Suara bel pintu terdengar hingga membuat Jimin terbangun.
“Ah, siapa sih? Pagi-pagi begini” gumamnya masih setengah tersadar. Ia melihat jam sudah menunjukkan Pukul 09.00.

“Ha? Sudah jam segini!” serunya bergegas bangkit. Tapi sesaat sebelum berhambur ke kamar mandi, kemudian ia sadar, sekarang kan hari Minggu. Tidak ada kegiatan di kampus.

TING TONG!

Bel dibunyikan lagi. Jimim secepat mungkin membukakan pintu walau ia masih mengantuk.

“Yuhuu..” teriak Hoseok dan Sungwoon saat Jimin membuka pintu.

“Oh kalian… Eh!! Kalian!!” Jimin memekik kaget begitu menyadarinya. “Darimana kalian tahu rumahku?” cecarnya panik.

“Kita tanya pada Eommanya Jungkook. Tadi kita ke rumah suamimu, tapi katanya kalian tinggal di rumah baru” jawab Hoseok.

“Ih, kamu jahat. Pindah rumah gak bilang-bilang.” lanjut Sungwoon memperlihatkan wajah kecewanya yang menurut Jimin sangat lucu. Ia menghela napas.

“Mianhae. Aku lupa. Hehe. Ayo masuk” Jimin membukakan pintu lebih lebar lagi agar teman-temannya bisa masuk.

“Wow, dalamnya lebih bagus ya. Diluar saja sudah sangat bagus.” ucap Hoseok kagum sambil matanya memindai setiap sudut rumah.

“Ah, enak punya suami orang kaya” Sungwoon ikut kagum. Jimin hanya tersenyum menanggapinya

Sungwoon menghalihkan pandangannya dari ruangan itu lantas menatap Jimin “Ngomong - Ngomong Jiminie, kamu memakai pakaian namja. Itu milik Jungkook ya?” tanya Sungwoon penasaran.

Eh?! Awalnya Jimin bingung. Namun secepat mungkin ia segera melihat dirinya sendiri. Ia terbelalak kaget juga bingung.

“Aish, kenapa bertanya Wonnie-ah… tentu saja mereka pasti habis saling menghangatkan diri semalam..” goda Hoseok.

Jimim tidak menanggapi godaan Hoseok. Karena sekarang di otaknya berkelebat berbagai macam pertanyaan. Kenapa bajunya bisa berbeda dengan yang dipakai kemarin? Dan oh iya, ia juga baru sadar kalau ketika bangun tadi ia ada di kamar, bukankah ia tidur di ruang makan?

“Ah!” pekik Jimin baru sadar. Ia sekarang memakai kemeja tidur yang kebesaran.
Jangan-jangan Jungkook yang melakukannya!

Ah tidak!!

Sungwoon dan Hoseok berpandangan heran melihat wajah panik sahabatnya.
“Waeyo?” tanya Sungwoon cemas. Jimin mengeleng-gelengkan kepalanya cepat.

“Aku ke dalam sebentar! Kalian duduk dulu saja. Anggap seperti rumah sendiri. Ok!” Jimin mengabaikan tatapan bingung teman-temannya dan memilih berlari ke dalam.

Jimin berpapasan dengan Jungkook yang baru turun dari lantai 2.

“Oh, kau sudah bangun” ucap Jungkook santai ketika melihat Jimin. Berbeda sekali dengan ekspresi Jimin. Ia dalam keadaan panik luar biasa.

“Jungkook-ah , kamu yang mengganti bajuku semalam?”

“Iya. Memang kenapa?”

“Nde!!” jawaban Jungkook membuat Jimin kaget setengah mati.

“Kamu, berarti, lihat, tubuhku? Dalam keadaan polos?” tanya Jimin tidak percaya. Suaranya pun bergetar. Jungkook mengangguk enteng.

“Terlihat begitu saja.”

Otak Jimin mendadak kosong. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana kejadian semalam. Jungkook kebingungn melihat gadis di hadapannya mematung. Syok berat.

“Tenang saja. Aku tidak melakukan apa-apa selain mengganti bajumu” jelas Jungkook panik. Sepertinya ia bisa menebak apa yang dipikirkan Jimin sekarang. Gadis itu mengangguk lemah.

“Arraseo. Bukan masalah. Lagipula kita sudah suami-istri” jawab Jimin masih dengan pandangan kosong. Ia pergi dengan langkah gontai.

“Jiminie, mianhae” Jungkook mengejar Jimin.

“Aku benar-benar terpaksa. Aku khawatir dengan keadaanmu”

Entah kenapa ia tidak mau Jimin sampai marah padanya atau benci. Dan yang utama ia tidak mau melihat Jimin berwajah sedih. Jungkook mengejar Jimin yang masuk kamar.

“Jiminie, dengarkan aku” Jungkook memegang kedua pundak istrinya. Gadis itu masih tampak lesu.

“Aku melakukannya bukan sengaja. Tapi terpaksa. Aku tidak tega melihatmu tidur dengan baju basah. Aku tidak mau kau sakit”

Jimin belum menunjukkan reaksinya. Ia masih tampak berpikir

“Jiminie, kau bersedia memaafkanku kan?” tanya Jungkook sambil mengangkat wajah Jimin. Akhirnya Jimin mengangguk. Jungkook merasa sangat lega. Tak pernah ia merasa selega ini sebelumnya.

“Aku janji aku tidak akan melakukan ini lagi tanpa persetujuan darimu” ucap Jungkook sungguh-sungguh. Tangannya terangkat seperti orang yang sedang mengucapkan ikrar.

Itu Jungkook lakukan karena ia benar-benar tidak mau melihat Jimin m sedih.
Melihat kesungguhan Jungkook, Jimin mengerjapkan matanya. Ia jadi merasa bersalah. Kenapa ia harus marah. Jungkook kan suaminya. Ia berhak melakukan apapun padanya. Dan sebagai istri, ia tidak seharusnya marah seperti ini.

“Tidak apa-apa. Aku paham. Aku juga tidak seharusnya marah. Terima kasih sudah mencemaskanku” balas Jimin . Suaranya terdengar normal. Ia sudah tidak marah lagi.
Jungkook mengangguk senang. Jimin menunduk, merasa bersalah.

“Dan Mianhae. Sebagai suami, harusnya kau bisa melakukan lebih dari yang kau lakukan semalam. Tapi, aku..” Jimin sedih sekali, sampai matanya panas dan ia meneteskan air mata.

“Aku bukan istri yang baik” desisnya dengan suara tercekat.

Ah! Bagaimana ini? Jimin menangis. Ada rasa menyesal bangkit dari dalam diri Jungkook.

“Geurae, tidak masalah. Sudah, kau jangan menangis” Jungkook memeluk Jimin agar dia tenang. tangannya bergerak mengusap punggung Jimin dengan harapan ia bisa tenang.

“Siapa bilang kau bukan istri yang baik. Kemarin seharian kau sudah merawatku dengan penuh perhatian. Kau juga memanjakanku dan mengurusku dengan baik. Aku tidak menuntut apa-apa lagi. Soal yang lain, aku tidak akan memaksamu kalau kau tidak mau” Hibur Jungkook menenangkan.



















:)












TBC
Vote comments please  :)

Jungkook & Jimin (Kookmin GS Fanfiction) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang