Kamu berlari menembus keramaian manusia yang sebagian besar tujuannya sama denganmu; bekerja.
Beruntung Masuda menelponmu tadi. Jika tidak, mungkin kamu harus rela gaji bulananmu dipotong karena terlambat beberapa menit.
Tepat jam 7:15, kamu melakukan absen dengan fingerprint dan bernafas lega setelah melakukannya, "hh.. yokatta.."
"(y/n)?" kamu menoleh. Ternyata Masuda yang kebetulan baru saja mengambil minum dari vending machine. Ia pun memberikan minumannya padamu yang tampak lebih membutuhkannya. "Minumlah."
Kamu pun mengambil dan meneguknya. "Arigatou."
Masuda tertawa ringan membuatmu bertanya-tanya, "hm? Ada yang aneh denganku?"
"Tidak.. Hanya saja ekspresi lelahmu itu sangat lucu." ledeknya dan seketika ekspresinya berubah menjadi serius teringat akan sesuatu, "apa dia masih belum menghubungimu? Apa karena itu kau terlambat bangun pagi ini?" mendengar perkiraan Masuda kamu memalingkan wajahmu darinya. "Tidak. Aku cuma sulit tidur."
"Ya, karena memikirkannya bukan?"
"Massu! Hentikan!" ujarmu kemudian berjalan meninggalkan Masuda yang membuatmu kesal.
Tapi, Masuda benar. Kamu tidak bisa tidur semalam karena memikirkan Rei. Pacarmu itu belum mengabarimu hingga sekarang---sepuluh hari setelah keberangkatannya.
Khawatir? Jelas. Tapi kamu tidak bisa apa-apa karena kamu tau kalau pria itu juga sibuk dengan tour-nya dan kamu harus mengerti itu.
Di meja kerjamu terdapat beberapa pekerjaan yang harus kamu selesaikan hari ini dan kamu menyelesaikannya dengan baik seperti biasa.
Jam pulang yang kamu tunggu-tunggu pun tiba dan kamu bersiap.
Masuda yang juga selesai dengan pekerjaannya mengajakmu untuk pulang bersama. Tentu kamu tidak menolak sebab jarak apartemenmu dengannya tidak terlalu jauh.
Selama perjalanan, kamu menyadari banyaknya perempuan yang menatap takjub melihat Masuda namun laki-laki itu terlihat cuek dan tidak tertarik sama sekali.
"Apa kau masih suka perempuan?"
Pertanyaanmu jelas membuat Masuda terkejut, "pertanyaan macam apa itu? Tentu saja."
Kamu terkekeh dengan reaksinya, "kalau begitu, carilah seseorang untuk mendampingimu. Aku yakin banyak wanita yang mau denganmu."
"Ada apa denganmu (y/n) tiba-tiba membicarakan ini?"
"Karena aku peduli padamu. Carilah seseorang yang menarik perhatianmu Massu." jawabmu.
Masuda melirikmu, "kurasa aku ingin menikmati kesendirianku dulu."
"Baiklah, aku akan mencarikanmu satu wanita yang akan membuatmu kehilangan akal sehat!" ujarmu membara.
Masuda membuang wajahnya. "Jangan beri aku wanita gila." kamu terkekeh mendengarnya.
Setelah menempuh perjalanan yang tidak sebentar. Akhirnya kalian sampai di depan gedung apartemenmu, "arigatou Massu."
"Douitashimashite. Jangan terlambat lagi." ujarnya mengingatkan kemudian pergi. Kamu pun kembali berjalan menuju apartemenmu.
Sampai, kamu langsung masuk kemudian melepaskan lelahmu di atas sofa dan beralih melihat layar gelap hp mu.
Awalnya kamu kecewa karena Rei yang tak kunjung memberikan kabar. Namun kamu yang tak mau berburuk sangka kembali mengingat semua hal positif yang Rei lakukan padamu untuk mengusir kecewa yang hinggap di hatimu. Mungkin dia benar-benar sibuk, pikirmu.
3 hari telah berlalu. Di akhir minggu ini kamu memilih untuk menetap di apartemenmu.
Sebenarnya Masuda mengajakmu jalan-jalan bersamanya agar kamu bisa bersantai dan bersenang-senang. Namun kamu menolak dengan alasan suasana hatimu sedang tidak bagus akhir-akhir ini.
Sedari tadi kamu hanya menggonta-ganti saluran TV tanpa tau mau menonton apa. Hingga akhirnya berhenti di satu channel yang menarik perhatianmu.
"Kabar mengejutkan datang dari manajer grup undead. Ia meng-klaim bahwa saat ini Sakuma Rei kembali menjalin hubungan dengan Anzu yang konon berakhir beberapa tahun yang lalu.
Sejak hari ketiga tour undead baik Anzu atau Rei tampak selalu bersama. Bahkan, wartawan kami sempat menangkap mereka makan malam berdua di restoran berkelas. Para fans yang datang tour undead pun mengakui bahwa keduanya terlihat sangat dekat dan berharap keduanya benar-benar kembali bersama. Kalau begitu, mari kita tunggu kabar berikutnya dari mereka."
Kamu langsung mematikan TV dengan kabar itu sampai di telingamu. Apa itu alasannya Rei tidak mengangkat telponmu sejak hari pertama kepergiannya? Anzu.
Kamu tak kuat lagi membendung air matamu. Mendengar berita itu membuatmu semakin kecewa pada Rei yang sangat kamu cintai.
Hari itu, kamu putuskan untuk mengurung dirimu dalam kamar dan tak ingin kontak dengan siapapun. Bahkan puluhan telpon dari Masuda dan Ritsu pun kamu hiraukan.
"Biarkan aku sendiri dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Between You and Him
Fanfiction[charaxseiyuuxreader] Ketidaksukaan Rei pada sahabatmu; Masuda Toshiki semakin hari semakin tak terbendung. Padahal sudah 2 tahun kau berpacaran dengannya. Sikap manis Rei ketika bersamamu seketika berubah saat Masuda ada di sekitar kalian. Masalah...