Clarification

355 44 3
                                    

 "Maaf mendadak tapi.. Aku akan akhiri ini."

"Ma, maksudmu?" tanyamu setelah menyingkirkan telunjuknya dari wajahmu.

Rei hanya diam namun jarinya mengelus pipimu, "kau percaya padaku kan?" pertanyaan itu justru membuatmu diam membeku dan berhenti bertanya. Kamu memutuskan untuk ikut dalam permainan pacarmu itu.

"Ayo." tambahnya dan kembali membawamu entah-ke-mana.

Tak lama kemudian, wajah-wajah tak asing dengan tuxedo mulai muncul di hadapanmu.

"Sakuma-senpai.." sapa Adonis diikuti Kaoru dan Koga yang ternyata sudah sampai lebih dulu.

"Osoi." keluh Koga karena keterlambatan kalian.

"Urusai, wanko." balas Rei.

"Konbanwa princess.." sapa Kaoru--meraih tanganmu dan mengecupnya. Tampaknya ia tidak kapok-kapok di tabok sama Rei.

DBAK!

"OUCH! SAKIT!" pekik Kaoru membuatnya jadi pusat perhatian seluruh orang di hall yang luas itu. Menyadari semua orang tengah memperhatikannya, Kaoru membungkuk meminta maaf sedangkan Rei tampak puas dengan hasil yang ia dapatkan.

Kamu membisik pada Rei, "tadi itu sangat memalukan. Minta maaflah nanti."

"Biarkan saja, lagipula bukan salahku karena yang berteriak dia." balas Rei tenang.

"Konbanwa (y/n). Kita bertemu lagi." sapa Leo mengalihkanmu dari Rei. Ia membungkukkan badannya bak pangeran. "Kau adalah seorang ratu malam ini." tambahnya.

"A- Arigatou. Kurasa, ratu terlalu berlebihan untukku."

"Tidak. Bagi Leader, Sakuma-senpai adalah raja vampir dan kau ratunya. Ah, maaf memotong. Konbanwa, (y/n)." Sou menjelaskan maksud Leo sebelumnya dan kau mengangguk paham--kembali berterima kasih.

"(y/n).. Kau.. Cantik." giliran Ritsu yang memujimu karena melihat penampilanmu yang tidak seperti biasanya.

"Kau juga." balasmu sambil tersenyum.

"Cantik?" tanya Ritsu ragu mendengar balasanmu membuatmu tertawa, "maksudku, kau tampan."

"Arigatou."

Sena maju ke hadapanmu, "apa si Sakuma itu memaksamu memakai baju itu?" tanyanya sarkastis dan kau agak ragu menjawabnya. Dibilang maksa iya, tapi kau juga senang mengenakannya.

Belum dijawab, Sena kembali berbicara. "Kau cocok dengan dress itu."

"Yokatta.. Arigatou, Sena." balasmu dengan senyuman dan beralih pada Arashi yang kamu harap dapat memberikanmu petunjuk walau sedikit.

"Ah, Arashi-chan.. Sebenarnya, acara apa ini? Kenapa ramai sekali?"

"Kau tidak tau?" kamu menggeleng, "sama sekali?" tanyanya memastikan dan kau kembali menggeleng.

"Acara ini---"

Sasayaki wa Dolcissimo biyaku mei te yami ni nijimu..
Doko ka kyouhansha no youna Lady oide koyoi wa futari no mono..

Suara tak asing dengan iringan piano itu mengundang perhatian seluruh orang yang ada di ruangan megah itu, termasuk dirimu. Ternyata, para anggota knights mengalihkanmu agar tidak menyadari kepergian Rei.

Tsukiakari matou dorēpu yurasu tabi me wo tojite..
Kimi to odoriakashitai ichiya kagiri no uruwashiki Bloody Song..

Mata merahnya difokuskan padamu seakan tidak akan pernah melepaskannya.

Nureta akai shizuku kuruoshii hodo amaku kaori tatsu yoru wa Deja vu..
Deau mae kara zutto machiwabiteita kono shunkan ni oborete miyou..
Bloody Moon Lover..

[Bloody Moon Vampire -Sakuma Rei (CV. Masuda Toshiki)]

"Selamat malam semua.. Terima kasih karena sudah menghadiri anniversary undead malam ini." riuh tepuk tangan pun memenuhi ruangan. "Maaf jika aku memulainya dengan laguku sendiri karena aku ingin memberikan pesan kepada wanita yang sangat kucintai." kalimat itu membuat semua orang luluh dan kagum dengan sisi romantis Rei yang jarang terlihat. Tak sedikit yang menyuruh Anzu; yang juga datang untuk naik ke panggung bersama Rei.

Awalnya, Anzu terlihat menolak. Apalagi sepertinya ia menyadari kehadiranmu di tengah-tengah keramaian. Tetapi, para tamu semakin mendesaknya untuk naik.

"Apa yang terpikirkan oleh mereka?" tanya Sena mengambil tempat di sebelahmu.

Namun kau hanya tersenyum miris mendengar itu, "aku harap aku tau."

Ketika Anzu sudah berdiri tepat disamping Rei kamu yang tak kuat lagi langsung pergi ke toilet tanpa diketahui siapapun termasuk para anggota knights.

Kau berdiri di depan cermin dengan ribuan pertanyaan muncul di kepalamu. "Aku bingung.. Sangat bingung.. Aku percaya padanya tapi aku bingung.." air mata yang tak kuat lagi kau bendung akhirnya keluar juga.

Menit demi menit kau habiskan di tempat itu untuk berpikir hingga seseorang mengetuk pintu, "(y/n), bukalah."

Itu suara Ritsu yang mungkin menyadari kepergianmu. "Jangan menangis. Percayalah dengan kakakku walau aku tak mempercayainya. Setidaknya, dengarkanlah."

Kalimat Ritsu berhasil menguatkanmu dan kamu pun keluar dari sana setelah merapikan make-up mu.

"Dengan ini secara resmi aku mengumumkan bahwa aku dan anggota undead lain akan keluar dari agensi XYXY untuk menghindari tekanan yang sama."

Seluruh tamu terkejut mendengar keputusan Rei, begitupun kamu yang baru selesai menenangkan diri.

Tidak sampai disitu, Rei kemudian turun dari panggung dan berjalan ke arahmu; membuatmu jadi pusat perhatian.

"Memang benar aku pernah mencintai Anzu. Tapi itu dulu. Sekarang dan selamanya, dia-lah perempuan yang ada di hatiku. Aku mencintainya tanpa perintah agensi atau untuk menaikkan namaku maupun unit undead--" setiap kalimat yang ia ucapkan, semakin dekat ia padamu.

"--Perempuan ini adalah pacarku." Rei bertekuk lutut dan meraih tanganmu.

"Re-- Rei.. Berdirilah." ia pun berdiri sesuai permintaanmu dan tanpa pikir panjang lagi kau langsung memeluknya lalu berbisik, "aku berjanji akan terus mempercayaimu, pak tua. Aku cinta kamu."

Gemuruh tepuk tangan mengisi ruangan. Tak sedikit yang terharu melihat itu.

Ternyata, Rei dan Anzu berencana untuk mengklarifikasi hubungan mereka malam ini. Akhirnya, kebenaran sudah diketahui oleh mereka.

Beruntung para fans undead mendukung pergerakan unit kesukaan mereka itu untuk keluar dari agensi XYXY yang tidak hanya menghalalkan segala cara untuk menaikkan nama artisnya tetapi juga beberapa tindakan buruk lain yang tidak lagi bisa di toleransi. Selain itu, para fans undead pun mendukung hubungan kalian berdua dan sangat menunggu kabar selanjutnya dari hubungan kalian.

"Aku mendengarnya. Kenapa kau tidak memberitahuku?"

"Karena aku tau kau akan tau sendiri nanti."

"Begitukah kau pada sahabatmu?"

"Maaf Massu. Aku hanya ingin mengetes kepekaanmu. Haha."

"Kau bercanda. Sudahlah. Aku turut berbahagia karena dia membuatmu bahagia."

"Kalau begitu, kapan aku berbahagia karena ada wanita yang membahagiakanmu?"

"Apa-apaan pertanyaanmu itu? Sudahlah, aku lelah. Konbanwa." tutup Masuda membuatmu terkekeh.

Between You and HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang