You Decide The Title

591 47 3
                                    

Beberapa bulan kemudian,

Hubunganmu dengan Rei semakin tidak terpisahkan apalagi semenjak kejadian klarifikasi itu. Katakanlah, karir pacarmu dan juga undead semakin baik setelah direkrut agensi baru. Bahkan grup mereka berada di puncak dunia permusikan.

Lalu, bagaimana kabar Masuda? 

Kini kamu hanya bisa berharap dia baik-baik saja.

Kamu bisa ingat dengan jelas janji yang ia buat sebelum pindah.

"Aku berjanji akan mengunjungimu jika kembali."

Namun kini janji itu seakan omong kosongnya saja. Bagaimana tidak? Kamu mendapat kabar dari teman-teman kantormu bahwa ia sudah ada di kota sejak 2 minggu yang lalu namun sampai sekarang ia belum juga menampakkan dirinya di hadapanmu. Bahkan berusaha untuk menghubungimu pun tidak.

Ratusan pesan sudah kamu kirim padanya namun tidak ada satupun jawaban darinya padahal terlihat jelas bahwa media sosialnya aktif. 

Kamu duduk dengan menyenderkan tubuhmu di atas meja. Tanganmu digunakan sebagai sandaran sedangkan tangan lainnya memegang hp.

"Rei juga sama.. Undead semakin sibuk tiap harinya.." Kamu menghela nafas, pasrah.

Di weekend seperti ini biasanya kamu pergi bersama Rei atau berbelanja bersama Ritsu. Namun beberapa minggu terakhir, aktivitas rutinmu itu mulai berubah karena orang-orang terdekatmu semakin sibuk dengan kerjaannya.

Ah, kamu cuma bisa berharap seseorang akan datang mengusir kebosanan yang belakangan ini selalu menghantuimu.

Ting tong 

Suara bel itu..

Dengan penuh harap kamu berlari menuju pintu. 

"Haai'.." 

"Konnichiwa, (y/n)-san.. Ini paket anda. Silahkan tanda tangan disini.." Kamu membuang nafas kecewa saat melihat orang yang datang bukanlah yang kamu harapkan. Ternyata cuma kurir yang mengantarkan paketmu.

Kamu pun segera mengambilnya dan kembali masuk. Belum sempat menaruh barang itu di atas meja, bel apartemen-mu kembali berbunyi.

Dengan langkah kesal dibumbui gerutuan, kamu kembali membuka pintu. "Hhhh.."  

"Konnichiwa, (y/n). O genki desu ka?

"Ma.. MASSU?!" Serumu tak menghiraukan pertanyaannya. Saking tak percayanya kamu sampai menepuk pipi untuk memastikan sosok di hadapanmu. "Apakah benar ini kau?"

Masuda terkekeh, "ya, apakah aku terlihat kurang nyata bagimu? Haha."

Kamu langsung menariknya masuk ke dalam karena tak ingin suaramu mengganggu tetangga. Setelah menutup pintu rapat, tanpa basa-basi kamu langsung menanggapi kalimat Masuda.

"JELAS YA! Tidak mengabariku, tidak membalas pesanku, tidak menjawab telponku. Kau kira aku apa? Padahal kau sendiri yang berjanji akan mengunjungiku jika kesini."

Masuda menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "dan aku datang kan?"

Benar juga. Dia menepati janjinya.

"Sebenarnya aku mau mengajakmu ke taman tempat kita biasa bermain waktu kecil dulu."

 Kamu mengangkat satu alismu, "bukankah taman itu agak jauh dari sini? Bahkan lebih jauh dari kantor."

"Tidak ada salahnya bukan? Bersiaplah." Titah Masuda.

"Haruskah?" Tanyamu dijawab dengan anggukan sahabatmu.

Between You and HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang