Hug Me

611 73 6
                                    

Rei memelukmu dari belakang dengan kepalanya bersanggah di bahumu membuatmu merasa lebih aman dan nyaman dalam pelukan hangatnya.

Namun, kamu malah merasa ada yang janggal dengan Rei jika bersikap seperti itu.

"Hm, ada apa nih?"

Pacarmu itu langsung memainkan rambutmu mendengar pertanyaanmu, "rambutmu harum."

Oke, Rei belum mau jujur padamu dengan mengalihkan topik. Kamu pun menaruh majalahmu di meja dan berbalik pada Rei sambil melipat tangan. "Jujur padaku."

Laki-laki itu hanya diam menatapmu, "tidak ada yang aku sembunyikan darimu." ujarnya beberapa saat kemudian.

Kamu menghela nafas dan menurunkan lipatan tanganmu, "aku kenal kau ok? Jangan bohong padaku."

"Aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku.. tidak. Ok baiklah. Aku akan pergi untuk waktu yang lama bersama undead."

"Kalian akan melakukan tour?" tanyamu memastikan apa yang kamu pikir benar dan dia mengangguk. Kamu tersenyum, "aku senang kalian akan melakukan tour itu. Tapi, ada apa dengan wajah tampanmu? Harusnya kau senang." kamu menaikkan bibir Rei dengan jarimu membuatnya seolah-olah tersenyum.

Ia menurunkan tanganmu, "tentu, tentu aku senang. Hanya saja, tour ini membuatku harus rela untuk tidak melihat dan memelukmu selama beberapa minggu. Aku tidak suka itu. Aku lebih suka berada di apartemen ini dengan kau di sampingku." ujarnya.

"Kau lebay. Setidaknya tour kalian tidak berbulan-bulan." kamu sedikit tertawa dan menepuk kedua pipinya membuat Rei sedikit kesal dengan reaksimu, "jangan bersikap egois, pak tua. Aku yakin semua fans undead telah menunggu tour kalian. Lakukanlah demi mereka dan juga aku untuk beberapa minggu ke depan." ujarmu enteng. Rei langsung mendekatimu dan mencium bibirmu.

"Aku gemas mendengarmu berkata sok bijak seperti itu." ujarnya setelah melepaskan bibirnya darimu. "Bagaimana jika kau ikut tour bersamaku?"

"Maaf Rei, bukannya aku tidak mau.. hanya saja kau tau kan aku juga punya tanggung jawab disini." tolakmu halus karena memang tidak bisa. "Tapi, aku berjanji padamu untuk selalu mengabarimu dan juga menelponmu itupun jika kau tidak sibuk."

Rei sumringah mendengarnya dan mencubit hidungmu karena gemas kemudian hendak memelukmu namun kamu segera berbalik dan kembali meraih majalah yang kamu baca tadi.

"Maaf, aku sibuk."

"Kau menolakku demi sebuah majalah?" Rei memalingkan wajahnya darimu.

"Siapa bilang aku menolakmu?" tanyamu membuat membuat Rei kembali berbalik padamu dan menenggelamkan kepalanya di pundakmu dan memelukmu erat. "Jangan tolak aku lagi." bisiknya di telingamu.

Kamu tersenyum simpul mendengarnya, "dasar."

Selang beberapa menit kemudian kamu merasakan bahumu semakin berat di satu sisi. Ah, pasti Rei tertidur di atas bahumu. Kamu yang telah menyelesaikan membaca majalah--- menaruhnya di atas meja kemudian pelan-pelan mengambil foto wefie dengan Rei yang tertidur.

"Ciss.." ucapmu sangat pelan, jangan sampai membangunkan pacarmu.

Setelah mengabadikannya, kamu menjadikan foto itu sebagai wallpaper hp mu. "Sekarang, aku akan mengirimnya ke Ritsu."

Adik dari Rei itu memang tidak menyukai kakaknya, namun tidak dengan kamu yang malah sebaliknya.

you: lihat kakakmu 

(send pic)      

Ritsu: dasar. Aku akan membunuhnya jika macam-macam padamu

you: he?! Jangan.. Aku tau kau tidak menyukainya tapi

Ritsu: hm? 

you: aku tidak mau kehilangan salah satu dari kalian :')

Ritsu: rrggh, seandainya kau bukan milik kakakku!!!

Kamu tertawa kecil membaca balasan dari Ritsu.

Ritsu: abaikan saja

you: XD

you: yasudah, aku yakin kau harus kembali melanjutkan tidurmu

Ritsu: tau saja, bye

you: bye

Dan tepat saat kamu selesai dengan Ritsu, Rei terbangun.

"Hhh.. (y/n).. Aku rasa aku akan tidur disini saja." 

"Baiklah, aku akan mengambilkanmu selimut dan bantal." kamu pun berdiri dan mengambilkan kedua barang itu untuk Rei. Setelah memberikannya kamu hendak pergi ke kamarmu untuk beristirahat namun tangan Rei menahanmu.

"Tidurlah bersamaku." kamu membelalak mendengar permintaan Rei. 

"Hei.. Kau mau mati?!" matamu berapi-api membuat Rei membuang nafas berat. "Jangan berpikir aneh-aneh bodoh. Aku hanya ingin memelukmu ok? Tidak lebih." laki-laki itu langsung menarikmu---membuatmu terduduk di sampingnya dan langsung memelukmu, membawamu dalam tidurnya.

Jelas kamu jengkel dengan pemaksaan yang Rei lakukan, namun kamu juga tidak bisa berbohong kalau menikmati kebersamaanmu dengan Rei dalam pelukannya.

Between You and HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang