Rei memegang erat tanganmu---berjalan cepat melewati lautan manusia. "Rei.. Pelan-pelan.." ujarmu pelan, merintih kesakitan.
Menanggapi keluhanmu, laki-laki itu langsung menoleh padamu dan melambatkan langkahnya. "Maafkan aku."
Ya, hari ini Rei minta ditemani latihan rutinnya bersama undead dan ia hampir telat karenamu. Bagaimana tidak? Pacarmu itu baru mengabarimu 10 menit sebelum datang menjemputmu dan kamu belum bersiap sama sekali. Ditambah, 5 menit sebelum pergi kamu mengomelinya karena ajakannya yang terlalu mendadak. Rei beruntung meskipun begitu, kamu tetap mau pergi menemaninya.
Setelah beberapa menit akhirnya kalian sampai di studio tempat undead latihan dan di dalam sana sudah ada Koga, Adonis, dan Kaoru serta manajer menunggu.
"Hoii.. Osoi!" keluh Koga melihat kedatangan kalian sedangkan Kaoru yang melihat kehadiranmu langsung mendekat; tak peduli ada Rei di sampingmu yang sibuk memberi hukuman pada Koga, "sudah kuduga kau akan datang cantik."
Kamu hanya tersenyum simpul dan Rei dengan pendengaran tajamnya langsung menatap tajam Kaoru, "JANGAN. RAYU. PACARKU."
Kaoru terkekeh, "ya, ya... Baiklah. Aku hanya bercanda.." balasnya kemudian Rei mendudukkanmu di sebuah sofa dan sesi latihan pun dimulai.
30 menit berlalu dan kamu yang mudah bosan mulai tidak nyaman. Rei tau pasti tipe orang seperti apa kamu jadi ia memutuskan untuk menjeda latihan demi memastikan keadaanmu saat ini.
"Kau bisa pulang kalau bosan." tawarnya namun kamu langsung menggeleng seraya menyodorkannya air minum.
"Aku tidak akan membuat omelanku padamu tadi sia-sia. Jadi, aku akan tetap menunggumu."
"Haha. Tapi aku tidak suka kalau kau.." kamu langsung menutup mulut Rei dengan telapak tanganmu, "sudah, kau berisik. Aku akan pergi kalau aku mau." balasmu singkat.
Jadilah ketika Rei dan anggotanya kembali berlatih kamu diam-diam pergi ke supermarket sekalian mengusir rasa bosan.
Ketika sampai, kamu langsung menyusuri rak-rak minuman.
"(y/n).. Kebetulan.." sapa Ritsu yang tampak mengantuk.
"Ri.. Ritsu?! Apa yang kau lakukan di siang hari ini? Ini kan waktu tidurmu!" kamu panik karena Ritsu yang tampak akan tumbang--tidur.
"Hhhhhh... Tenanglah..."
"Bagaimana bisa aku tenang? Kau hampir tertidur di lantai supermarket!"
"Ritsu!" Beruntung, Mao datang tepat waktu dan langsung mendatangi Ritsu yang hampir kehilangan kesadarannya. "Maaf merepotkanmu, sungguh aku minta maaf."
"Daijobu Mao-san. Aku sudah terbiasa dengannya.. Lagipula, ia dan Rei tidak beda jauh. Tapi, kenapa kalian ada disini?"
Mao langsung menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Dia mau ikut denganku kesini. Katanya mau beli sleep mask baru."
"Eh? Tapi kenapa di bagian minuman? Ritsu, apa kau sudah mengambilnya?"
Ritsu yang berada di gendongan Mao menggeleng, "aku belum mendapatkannya, supermarket ini cukup besar dan membuatku lelah jadi aku ingin membeli minuman berenergi itu.." ujarnya, mengarahkan tangannya ke sebuah kaleng minuman.
Kamu menghela nafas, "baiklah, aku akan mencarikannya untukmu. Kalian pulang saja duluan, aku akan mengantarkannya nanti." titahmu pada mereka. Mao pun menurut. Ia membopong Ritsu di punggungnya kemudian pergi. Dan kamu kembali mencari apa-apa saja yang akan kamu bawa sekembalinya dari situ. Tak lupa pula kamu membeli barang titipan Ritsu.
+++
Kamu mengeluarkan minuman dan snack dari tas belanja dan menaruhnya di atas meja. Tentu, beberapa staff dan juga anggota undead langsung mendatangimu; mengambil apa yang telah kamu letakkan di atas meja.
Rei menepuk pelan kepalamu, "kau ini." ujarnya kemudian duduk di sampingmu.
"Ah, Rei.. Aku mau ke tempatnya knights. Apa kau mau ikut?"
Mendengar itu keluar dari bibirmu, Rei yang baru meneguk minumannya langsung terbatuk membuatmu mendadak panik namun ia memberikan isyarat bahwa ia baik-baik saja agar kepanikanmu tidak meluas.
"E-- Eh? Gomen! Ada yang salah dengan kalimatku?" kamu menepuk-nepuk punggung Rei hingga batuknya mereda.
"Mau apa kau kesana? Bertemu Sena? Kalau ya, tentu aku akan ikut." ujarnya dengan penegasan.
Dahimu mengerut mendengarnya, "Hm? Sena?"
+++
"Permisi.. Ini aku (y/n)." sebutmu setelah menekan bel markas utama knights.
Seperti biasa, yang akan datang membukakan pintu adalah Arashi.
"Ah, (y/n)-chan dan.. Sakuma-senpai? Silahkan masuk." ujarnya ramah. Kamu pun masuk bersama dengan Rei.
"Etto.. Arashi-chan.. Apa Ritsu ada?" tanyamu memastikan.
"Ah, dia ada di sini." Arashi berhenti tepat di depan sofa dengan Ritsu telentang di atasnya.
Rei meletakkan kantung berisi barang untuk Ritsu di atas meja kemudian duduk di samping kaki adiknya itu.
"Rei.." tegurmu yang tau bagaimana reaksi Ritsu jika tau kakaknya sudah ada di depannya saat terbangun nanti.
"K-kau!" baiklah, kau terlambat. Ritsu lebih dulu menyadarinya dan reaksinya tepat seperti dugaanmu.
"Bagaimana kabarmu otouto?" tanya Rei ramah namun Ritsu memalingkan wajahnya dan menatapmu. "Kenapa bukan kau yang ada di posisinya? Aku lebih senang jika melihatmu ketika bangun." keluh Ritsu.
"E-- Eh?" ujarmu yang tidak tau mau bereaksi seperti apa.
Ritsu beralih pada tote bag yang ada di atas meja dan tau pasti kalau barang yang ada di dalamnya merupakan face mask yang tadi tak ia temukan. Yah, sejujurnya ia terlalu malas untuk mencarinya.
"Arigatou, (y/n)."
"Daijoubu." balasmu kemudian melihat ke samping karena merasakan seseorang berada sangat dekat denganmu. "Se.. Sena?!"
Melihat jarakmu dan Sena yang sangat dekat, Rei yang panas langsung menarik laki-laki itu dari dekatmu kemudian duduk di sampingmu. Sena berdecih sambil menatap dingin pacarmu dan duduk di samping Ritsu karena Leo sudah lebih dulu duduk di sebelahmu.
"Akhirnya kau datang!" ucap Leo senang.
"Sebenarnya aku cuma mau memberikan ini pada Ritsu.." balasmu.
"Ya, setelah ini dia kan pulang." tambah Rei.
"(y/n) atau kau pak tua?" timpal Sena. Sebelum Rei marah, Leo sudah ancang-ancang untuk menghentikan percakapan itu.
"Hei, apa kau tidak mau mendengar lagu solo adikmu yang akan dirilis minggu depan?" Rei langsung menatap Leo yang menekan tombol play di hp nya.
Kalian menikmati setiap detik dari lagu solo Ritsu dan Rei pun tampak takjub mendengar suara adiknya dalam lagu itu. Namun dipertengahan, Ritsu dengan mudahnya langsung mematikan speaker yang terhubung dengan hp Leo.
"Orang bodoh seperti 'dia' tidak perlu mendengarkan laguku." ujar Ritsu dengan raut agak kesal karena Leo seenaknya memutar lagu solonya di depan kalian, terutama Rei. Kemudian ia pergi ke kamar saking kesalnya.
"Ah, bukankah anija punya janji yang harus ditepati?" tanya Ritsu sebelum benar-benar menghilang dari pandangan kalian.
Kau melihat Rei penasaran namun ia hanya diam.
Karena situasinya menjadi kurang nyaman, kamu pun berinisiatif mengajak Rei untuk pulang.
"Rei, sudah saatnya kita pulang." bisikmu. "Etto.. terima kasih sambutannya. Kami akan pulang." ungkapmu ramah.
"Katakan padanya kalau aku bangga padanya dan terima kasih sudah mengingatkan." pesan Rei sebelum benar-benar pergi.
"Baiklah." balas Suou.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between You and Him
Fiksi Penggemar[charaxseiyuuxreader] Ketidaksukaan Rei pada sahabatmu; Masuda Toshiki semakin hari semakin tak terbendung. Padahal sudah 2 tahun kau berpacaran dengannya. Sikap manis Rei ketika bersamamu seketika berubah saat Masuda ada di sekitar kalian. Masalah...