Spanyol, 1762

80 10 3
                                    


"Aku tidak akan pernah jatuh cinta apalagi menikah dengan pemuda seperti dirimu!" seorang gadis terus menghindar dari seorang lelaki mabuk yang terus saja mengikutinya.

"Ayolah, Nona, menarilah bersamaku. Lihat, bulan sedang tersenyum sangat lebar. Bukankah itu indah?" lelaki mabuk itu tetap bersikeras untuk mengajak gadis itu menari.

"Dasar gila! Pergilah, atau aku akan berteriak agar semua orang mengeroyokmu," gadis berkulit sawo matang itu mengancam.

"Bulan bersinar dengan sangat indah, aku rasa ini waktu yang baik untuk mati," seloroh lelaki itu sembari menatap bulan.

Melihat lelaki itu sibuk memandang bulan, Isabella segera lari tanpa menoleh ke belakang. Tiba-tiba, seorang berjubah menabrak Isabella dan menghunjamkan belati di perut penari itu. Sosok itu langsung kabur.

"To.. loong...," suara Isabella tercekat.

Santiago, lelaki yang sedari tadi membuntuti Isabella, menoleh. Matanya melotot melihat pujaannya tergeletak di tanah. Dia berlari tunggang langgang menghampiri.

"Isabella, Is .. sabel.. la," Santiogo memeluk tubuh Isabella. "Siapa yang melakukan ini?" Santiogo mulai menatap nanar. "Aku akan membawamu pada tabib," Santiago menggendong Isabella dan berlari dengan tungkainya yang agak lemas karena dia masih setengah mabuk.

Santiago berlinang air mata, "Bertahanlah, Cantikku, bertahanlah," dia terus merapalkan itu.

Nahasnya, Santiago terjatuh. Dia tak sanggup lagi berlari. Dia mencoba bangkit, tapi jatuh lagi. Santiago hanya bisa memeluk tubuh pujaan hatinya mulai sedingin es. Baju putihnya merah bersimpah darah. Isabella tak lagi bernapas. Dia pergi jauh menuju Alam Baka.

"Arrgghhhh ...," Santiago meronta. "Isabella, jangan tinggalkan aku. Aku belum sempat mengatakan perasaanku. Aku mencintaimu. Isabella...," dipeluknya erat-erat tubuh dingin itu.

Rewrite The Cycle [MINWON ✨ SOONHOON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang