Chapter 8

144 13 11
                                    

HAI! JANGAN LUPA KOMEN & VOTE NYA YAH🙏✨

GAK LIKE YANG SUKA SIDER🙈

Keyra melihat Rafael dan Kirana tengah berpelukan. Hati Keyra sakit melihat itu, ia pun buru buru menunduk dan pergi dari sana.

Sesampainya ia dikelas, ia duduk di bangku nya dan langsung menaruh kepalanya diatas meja dengan dua tangan di silangkan. Hari ini Keyra benar benar hari tersial nya rasanya.

Tiba tiba seseorang masuk kedalam kelas membuat semua orang di dalam kelas Keyra terdiam. Keyra menyadari teman temannya diam pun, langsung mendongak dan melihat siapa orang itu.

Matanya membulat, orang yang membuat teman temannya diam adalah seorang Rafael yang ditakuti oleh seluruh warga Starlight.

Tatapan Rafael tajam sambil melihat ke arah Keyra. Keyra yang merasa di perhatikan pun menunduk. Rafael masuk kedalam kelas Keyra dengan aura mencekam, sepertinya sebentar lagi emosi Rafael akan meledak kapan saja.

Rafael berjalan ke bangku Keyra. Dan langsung menarik tangan Keyra dengan erat lalu berjalan keluar kelas Keyra.

Keyra pun yang tangannya di tarik terkejut "El, tangan aku sakit" ucap Keyra lemas. Pasalnya tangan nya sangat sakit di genggam erat oleh Rafael.

Tetapi, Rafael seolah menulikan telinganya, kali ini ia sangat marah terhadap gadisnya. Rafael menarik Keyra pergi ke Roftoop.

Sesampainya mereka di Roftoop. Rafael menatap Keyra dalam, seolah tatapan itu mengatakan menuntut penjelasan. Keyra bingung dengan tatapan Rafael, karena saat ini ia mengasihani tangannya yang masih di pegang erat oleh Rafael.

"Raf tangan aku sakit" ucap Keyra yang suda berlinang air mata, Rafael melihat kebawah ternyata ia masih menggenggam tangan Keyra. Rafael buru buru melepas tangan Keyra. Ia melihat Tangan Gadisnya memar karenanya. Ada rasa bersalah hinggap di hati Rafael karena ia telah menyakiti gadisnya. Namun, kali ini Keyra lahyang salah. Dan ia harus meminta penjelasan pada Keyra.

"Kenapa berangkatnya bareng Arka?!" bentak Rafael

Keyra yang sadar dirinya di bentak langsung menunduk dalam. Inilah yang Keyra takutkan. Saat Rafael marah, ia seakan lupa segalanya karena ditutupi oleh kabut kemarahan. Jika Rafael sedang marah, ia tak memandang apapun.

"Jawab Key!!!" teriak Rafael

Keyra mendengar teriakan Rafael langsung beringsut duduk sambil menangis. Hikss.. Hikss.. Hikss..

Rafael yang melihat gadisnya menangis pun langsung menunduk dan mengangkat dagu Keyra pelan seraya berkata "Kenapa berangkatnya bareng Arka, Key?" tanya Rafael yang kini dengan nada rendah. Ia tak mau melihat Keyra menangis. Ia tak suka.

"Aku...Hikss..Nggak sengaja... Ketemu dia dijalan El... Hikss" ucap Keyra tersendat sendat karena masih menangis

"Dan dengan semaunya kamu ikut sama Arka?! Ingat Key, kamu itu punya aku!" kini emosi Rafael sudah di ujung kepala, rasanya ia ingin memarahi Keyra, tetapi ia tak tega dengan gadisnya.

"Hikss.. Hikss.. Maafin aku El, aku takut telat. Makanya aku ikut bareng Arka tadi" jelas Keyra.

"Kamu harus dikasi hukuman Key" ucap Rafael tenang, namun didalam hatinya ia benar benar tak tega. Tapi ia juga harus melakukannya, agar Keyra jera.

Keyra yang mendengar itu langsung mendongak melihat ke arah Rafael, tatapan mata mereka bertemu.
Tapi tiba tiba tatapan itu di putuskan duluan oleh Rafael.

"Iya El, aku siap kok sama hukuman kamu. Tapi jangan yang berat berat" ucap Keyra dengan suara pelan dan serak, karena habis menangis

"Hukumannya.." Rafael menggantungkan ucapannya.

RAFAELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang