PART 4

865 73 19
                                    


PREV PART 3

    
    Setelah penuh perjuangan menahan rasa mual akhirnya Luhan bisa menghabiskan bubur tersebut.

   "Sayang, tolong ambilkan obat mama yang dilaci."

    "Baik ma.."

    Wan Er yang masih setia menemani mamanya pun mengambilkan obat pereda mual lalu meminumkannya pada Luhan.

    "Nah, sekarang mama istirahat lagi ya biar cepet sembuh."

    "Terimakasih, sayangnya mama.."

    Wan Er pun segera keluar dari kamar mamanya agar mamanya bisa beristirahat lalu lekas sembuh. Setelah pintu kamarnya tertutup Luhan segera membuka selimutnya lalu berlari kekamar mandi.

   "Hueeeekk...."

************

    PART 4

    Luhan beberapa kali memuntahkan bubur yang baru saja ia makan. Tubuhnya sudah benar-benar lemas. Ia sudah tidak memiliki tenaga lagi.

   Sayup-sayup ia mendengar suara putrinya memanggilnya.

   "Wa--Wannie---"


   Brukk!


   Wan Er yang baru saja masuk kekamar Luhan pun terkejut saat mendengar suara seperti benda jatuh dari kamar mandi mamanya. Ia pun segera menuju kamar mandi dan mendapati sang mama tergeletak dilantai kamar mandi.


 Ia pun segera menuju kamar mandi dan mendapati sang mama tergeletak dilantai kamar mandi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



    "Mamaaa!!"

    "Maa--- mama kenapa? Mama bangun maa... Mamaa.."

    Wan Er pun segera berlari keluar kamar, ia hendak meminta pertolongan. Namun sayangnya karena ini hari minggu, rumah yang biasanya ramai kini mendadak sepi karena semua pengawal mamanya tengah libur.

   "Hiks... Aku harus minta tolong kesiapa..?"

   Disisi lain, Sehun tengah berjalan-jalan menikmati udara pagi Beijing. Ia sengaja berjalan kaki, karena siapa tahu ia bisa bertemu lagi dengan mafia cantik yang belakangan ini selalu hadir dimimpinya.

   "Hiks... Siapapun tolong Wannie... Hiks.."

    Sayup-sayup didepannya Sehun mendengar suara anak perempuan tengah menangis. Ia pun mempercepat langkahnya dan berhenti tepat disebuah rumah bertingkat yang sepertinya tidak asing. Ia melihat seorang anak perempuan tengah berjongkok sambil menundukkan kepalanya.

   "Hey anak manis, kamu kenapa menangis disini?"

   Anak perempuan tersebut langsung mendongakkan kepalanya begitu mendengar suara seseorang yang nampaknya tidak asing baginya.

Beautiful Mafia (DISCONT...)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang