PART 7

757 65 21
                                    

 
Warning!!! Bisa bl bisa gs, terserah readers aja...

**********


Prev Part 6

  "Paman, ada hal penting yang ingin aku bicarakan dengan paman."

    "Soal--apa?"

     Luhan menghembuskan nafasnya, mencoba menguatkan hatinya. Lalu ia mengeluarkan selembar kertas dari dalam tasnya. Ia menyerahkan kertas dari rumah sakit kepada pamannya.

   "Apa ini Luhan?"

   "Paman bisa membacanya sendiri."

    Tuan Li memakai kacamatanya lalu mulai membaca sederet kalimat yang tertera dikertas tersebut.

   "I---ini?????"


**************

   PART 7

   "I---ini... ??? Luhan, ikut paman! Paman ingin bicara denganmu."

    Tuan Li bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju perpustakaan pribadinya. Mau tak mau Luhan pun mengikuti sang paman. Ia tidak menjamin kalau pamannya itu tidak akan marah besar.

    "Ada apa paman?"tanya Luhan sesampainya ia didalam perpustakaan. Ia mencoba untuk bersikap tenang.

   "Luhan, katakan pada paman, lelucon macam apa yang kau buat ini? Hah?"

   "Itu bukan lelucon paman. Faktanya aku memang tengah ha----"

    "Tapi bagaimana mungkin?? Kau ini namja, Luhan. Dan lagi kenapa kau membawa putra tuan Oh Donghae kesini?"

    "Karena... Karena dialah ayah biologis dari bayi ini."

    "APAAA????"tuan Li sangat terkejut mendengar ucapan keponakannya tersebut.

   "Paman, maafkan aku. Aku tau aku sudah sangat mengecewakan paman. Tapi aku jamin itu semua murni 'kecelakaan'. Andai saja aku bisa memutar kembali waktu itu, mungkin semua ini tidak akan terjadi. Dan lagi, aku tidak mungkin menggugurkannya. Dia tidak bersalah paman, dia berhak untuk hidup."

    "Hahhhh.... Untung saja aku tidak memiliki riwayat penyakit jantung, kalau iya mungkin saat ini aku sudah berada dirumah sakit."

   "Paman..."

    "Luhan.. Dengarkan paman. Kau ini keponakan paman satu-satunya. Walaupun memang paman sangat kecewa padamu, tapi mau bagaimana lagi, semua sudah terjadi. Paman juga tidak akan sekejam itu menyuruhmu untuk menggugurkan calon cucu paman."

   "Jadi, paman merestui kami?"

    "Apa kau mencintai pemuda itu?"

    "Untuk saat ini belum. Tapi aku percaya seiring berjalannya waktu perasaan itu akan hadir dengan sendirinya. Lagipula, aku juga tidak ingin jika nanti anakku terlahir tanpa memiliki orangtua yang lengkap. Jadi, jalan satu-satunya mau tidak mau aku harus menikah dengannya."

    "Hahhh.. Ayo kembali kedepan, kita bicarakan hal ini disana.

.

.

.

.

  "Jadi.. Nak Sehun.. Luhan sudah menceritakan semuanya. Sejujurnya, saya merasa amat sangat kecewa. Tapi kembali lagi, Luhan adalah keponakan saya satu-satunya. Sebelum meninggal, ayahnya sudah mengamanatkan saya untuk menjaga Luhan, tapi ternyata saya kecolongan juga. Tentu nak Sehun sudah tau seperti apa keluarga Luhan bukan? Apa.. kau tidak takut?"

Beautiful Mafia (DISCONT...)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang