PART 9

406 44 12
                                    

Prev Part 8

   Sehun sudah sampai di kediaman Luhan. Satpam yang menjaga rumah Luhan pun segera membukakan pintu gerbang begitu tau yang datang calon suami majikannya.

   "Selamat pagi tuan Oh.."

    "Selamat pagi pak Choi. Apa Luhan ada didalam?"

   "Tuan Lu ada didalam tuan Oh."

   "Yasudah, kalau begitu saya masuk dulu. Mari pak Choi."

   "Ya, marii tuan Oh..."

    Sehun pun masuk kedalam rumah dan mendapati Luhan sudah menunggunya.

   "Eoh, kau sudah datang?"

~~~~~~~~~~~~

  

PART 9

   Saat Sehun membuka pintu, ia terkejut melihat Luhan benar-benar menunggunya didepan pintu. Dan karena jarak mereka yang cukup dekat, entah mengapa Sehun merasa Luhan memakai sedikit riasan diwajahnya.

  "Umm ya.. Ini-- mangganya.."

  "Ehm... Terimakasih, maaf sudah merepotkanmu."

  "Uhm, ya, tak apa. Lagi pula itu sudah kewajibanku. Tapi Lu, apa benar tak apa makan mangga muda sepagi ini? A-aku takut nanti kau sakit perut."

  "Entahlah, saat kalian berangkat tadi entah mengapa rasanya aku ingin sekali makan mangga muda."ucap Luhan seraya membawa kresek berisi mangga muda tersebut kedapur lalu mengupasnya.

   Sehun hanya memperhatikan apa yang dilakukan ehem calon istrinya tersebut.

   "Hati-hati.."

   "Huh? Kau bilang apa?"

   "Hati-hati, jangan sampai jarimu terluka."

    "Aku sudah biasa memegang pisau, jangan khaw---aww!"

   ''Luhan? Kau tak apa?"

   Sehun yang tengah duduk disofa pun bergegas menghampiri Luhan yang berada didapur. Ia bisa melihat ada darah yang keluar dari jari telunjuk Luhan. Dengan sigap Sehun menyedot darah tersebut lalu membuangnya ke wastafel. Hal tersebut sontak membuat Luhan terkejut.

   "Se-Sehun-ah, a-apa yang kau lakukan!"

   Sehun tidak mendengarkan ucapan Luhan. Setelah dirasa darahnya sudah tidak keluar lagi, Sehun membasuh jari tersebut lalu segera keluar dari dapur dan mendudukkan Luhan disofa.

   "Dimana kotak obatnya?"

   "Di-disamping tangga"

   Sehun segera mengambil kotak obat tersebut lalu kembali menghampiri Luhan. Dengan hati-hati ia membubuhkan cairan antiseptic kemudian membalut luka Luhan dengan plester. Setelah selesai Sehun hanya terdiam sambil menatap kearah Luhan.


 Setelah selesai Sehun hanya terdiam sambil menatap kearah Luhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Beautiful Mafia (DISCONT...)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang