Keesokan harinya.
Queenie mengenakan sepatu kets dan dia sedikit mengoleskan madu di bibirnya yang agak kering. Dia tersenyum pelan melihat tampilannya di pantulan kaca lalu setelah itu dia melangkah keluar kamar. Semalam adalah malam yang indah. Dia melalui pesta kecil-kecilan yang diadakan oleh keluarganya dan juga oleh Christian serta Crystal. Itulah kenapa Queenie selalu menyukai hari ulang tahun. Karena dia bisa melakukan apapun yang dia inginkan dan semua orang akan menuruti permintaannya.
Di ruang makan, dia melihat Mama dan Papanya sedang mengobrol sambil memakan sarapan mereka. Meja makan sangat sepi sekali karena ketiga kakak Queenie tidak berada bersama mereka. Ethan sudah pergi sejak dua Minggu yang lalu, sedangkan Elliot saat ini sedang mengikuti sebuah seminar di London dan katanya akan pulang besok malam.
"Pagi, Pa, Ma."
Seperti biasa, dia mencium pipi kedua orangtuanya sebelum duduk di kursi makan. Sebenarnya Queenie ingin sekali berbicara soal Christian karena tadi malam ada seseorang yang Queenie ketahui sebagai adik Christian. Wanita itu tahu kalau ada sesuatu yang tidak baik-baik saja di antara Christian dan saudaranya.
"Pa, apa Papa tahu sesuatu soal Christian? Papa bilang waktu itu kalau Papa kenal kan dengannya?"
Stefan memotong makanannya dengan santai lalu melirik pelan ke arah putrinya,"Sesuatu seperti apa?"
"Entahlah. Apa Christian punya musuh?"
Gerakan tangan Stefan berhenti. Queenie menebak tepat pada sasaran dan kini dia harus menjelaskan sesuatu yang mungkin akan sulit untuk dipahami oleh putrinya ini.
"Dia mungkin punya musuh, tapi itu tidak ada hubungannya denganmu. Jadi jangan pernah mencari tahu kalau kau tidak ingin berada dalam bahaya."
"Kenapa aku tidak boleh tahu? Ehm... Ngomong-ngomong, Christian punya adik yang bernama Aiden. Aku tidak pernah melihatnya bahkan bertemu dengannya pun tidak. Tapi dia tahu namaku, Pa. Apa itu tidak aneh?"
Mata coklat Stefan beradu pandang dengan iris biru putrinya. Adiknya Christian?
"Dia menemui kalian tadi malam?"
Queenie hanya mengangguk.
"Aku tidak tahu, tapi yang jelas... Sepertinya saudaranya Christian sangat tidak menyukainya."
Stefan menggenggam erat sendok di tangan kanannya. Tiba-tiba pikirannya mengingat masa lalu di mana dia harus melihat Alaina yang ditargetkan dan disiksa untuk sesuatu yang tidak seharusnya dia rasakan.
"Papa?" Stefan kembali tersadarkan oleh lamunannya. Dia dengan segera menggeleng dan pergi dari meja makan. Alaina yang melihat itu lantas tidak tinggal diam. Dia ikut berdiri dan menyusul suaminya yang masuk ke dalam ruang kerja.
"Stef? Kau kenapa?" Tanyanya ketika hanya mereka saja yang berada di dalam ruangan itu.
"Queenie dalam bahaya. Aku tidak bisa membiarkan putriku menjadi korban," Jawabnya setengah panik. Stefan mengeluarkan buku catatan miliknya dan mencari sebuah nama yang selalu dia simpan di sana.
"Aku harus menghubungi Oliver. Hanya dia satu-satunya orang yang bisa membantu kita."
"Apa maksudmu? Apa kelompok Christian kini benar-benar mengincar Queen?"
"Kau ingat kan siapa itu Christian? Dia adalah sulung dari Red Tiger. Satu-satunya pewaris apabila pemimpin pertama telah tergeser. Itu yang terjadi padaku dulu ketika Viktor tak lagi memegang jabatan sepenuhnya di dalam Emperor. Untuk kasus Christian, dia punya adik lelaki yang menjadi saingannya. Aku tahu orang itu pasti hendak melenyapkan Christian terlebih dahulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirty Job ✔️ |ANDERSON SERIES #1| [END]
RomancePART MASIH LENGKAP 18+ BUKU PERTAMA ANDERSON SERIES❤️ Christian adalah seorang pria berhati keras yang bekerja sebagai seorang Professor di salah satu Universitas ternama Seattle. Dia dibesarkan di dalam lingkungan tanpa cinta. Ia seorang pemabuk, m...