12

44K 2K 109
                                    

Queenie tengah merapikan pakaiannya di pagi itu. Dia akan kembali berkuliah setelah satu Minggu dirinya bolos demi bisa menginap di apartemen pria asing yang kini menjadi kekasihnya itu. Queenie tahu kalau Christian pasti hanya iseng saja menjadikannya sebagai pacar, tapi terserahlah. Queenie tetap akan mempertahankan hubungannya.

Dia sibuk merapikan rambutnya dan berdecak kesal karena tidak menemukan gaya rambut yang cocok untuknya.

Cklek!

"Queenie... Kau belum siap juga? Ini hampir jam 9, Cherry."

Gadis itu menekukkan bibirnya. Dia menatap pantulan Elliot dari kaca di hadapannya,"Kak, rapikan rambutku."

Elliot menghela napasnya karena lelah lalu dia masuk ke dalam kamar adiknya kemudian melangkah mendekati Queenie yang duduk di kursi meja rias.

"Mau ku kepang?" Tanya Elliot.

"Apakah nanti bagus? Aku tidak mau terlihat seperti anak sekolahan," Jawab Queenie. Sejak masa sekolah, Elliot sering mengepangi rambut Queenie dan gadis itu selalu suka dengan sentuhan tangan Elliot yang berjiwa seni. Jika bukan dengan Mamanya, maka Queenie akan meminta bantuan pada Elliot.

"Kak Elliot, aku minta maaf soal kemarin. Aku tidak bermaksud--"

"Tidak apa-apa. Aku mengerti," Potongnya sambil serius membentuk rambut panjang Queenie.

"Kau punya pacar, Queen?"

"Eh? Ti-Tidak kok, Kak," Jawabnya setengah gugup. Elliot sangatlah peka, jadi Queenie harus berhati-hati jika sedang berbicara dengan Kakaknya.

"Baguslah kalau kau tidak punya pacar. Cepat melapor kepada ku jika seseorang mengganggu mu, oke?" Elliot mengecup puncak kepala adiknya dengan sayang setelah ia selesai mengepang rambut Queenie. Gadis itu mengangguk sambil tersenyum senang. Perhatian Elliot selalu membuat dia merasa terlindungi setiap saat.

"Jadi Kakak yang akan mengantarku?" Tanya Queenie saat mereka berdua tengah menuruni tangga. "Iya, Maxime telah pergi jam 7 tadi, jadi aku yang akan mengantar."

Di dapur, Queenie melihat Papa dan Mamanya tampak sibuk berbincang-bincang sambil sarapan. Ada Elea dan Ethan juga yang sedang menikmati sarapannya dalam diam.

"Selamat pagi, Pa, Ma," Queenie mengecup pipi kedua orangtuanya lalu dia pun duduk di sebelah Ethan. Queenie mengambil bacon dan telur mata sapi yang telah disiapkan. Hari ini dia akan bertemu dengan Christian karena memang kelasnya terjadwal di hari ini. Queenie tidak tahu bagaimana dirinya akan bersikap nanti karena bagaimana pun juga, Christian adalah Profesornya dan dia dituntut untuk selalu profesional dalam menjalani perannya itu. Astaga... Rasanya Queenie tidak ingin belajar saja.

"Pulang jam berapa hari ini, Queen?" Tanya Stefan. Pria itu sedikit heran saat melihat putrinya yang senyum-senyum sendiri.

"Ehm, sepertinya sore. Aku mau ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas susulan," Ucap Queenie. Dia jujur kali ini, ada beberapa tugas yang terlambat dia kerjakan karena dirinya bolos selama satu Minggu. Queenie ingin fokus dengan mengerjakan tugasnya di perpustakaan saja.

"Pulang sendirian atau dengan Mia?" Tanyanya lagi.

"Sendirian, Pa. Aku tidak mau merepotkan Mia," Jawab Queenie. Ayolah, dia sudah dewasa. Queenie tidak mau terus-menerus bergantung pada orang lain. Parahnya lagi, keluarganya selalu menganggap dia seperti anak kecil yang membutuhkan pertolongan.

"Kalau begitu biar Kakak mu saja yang jemput, oke? Jangan pulang sendirian, berbahaya."

Benar, kan? Queenie sudah bisa menebak kalau akhirnya Papanya ingin dia selalu ditemani setiap saat. Memang terkadang menyebalkan karena hidup seperti dikekang, tapi Queenie tidak menyangkal kalau dia memang butuh perlindungan setelah apa yang menimpanya beberapa Minggu lalu. Jika saja Queenie tidak bertemu Christian di malam di mana Adam hendak memperkosanya, tamatlah riwayatnya. Dia tidak akan pernah bersinar seperti dulu.

Dirty Job ✔️ |ANDERSON SERIES #1| [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang