Playlist : Don't Give Up On me - Andy Grammer
...
Christian tidak pernah merasakan suatu emosi yang begitu besar di hatinya sejak dia mendapati kenyataan bahwa mantan kekasihnya telah membuang anak mereka.
Pria itu masih sangat mengingat betapa dia membenci Monica di hari wanita itu membuang Crystal tepat di depan pintu rumah dengan secarik kertas berisi pesan.
Flashback
Malam itu hujan ketika Christian mendengar suara samar-samar di luar rumahnya. Petir serasa menyambar ke setiap tempat dan pilihan untuk tetap berdiam diri di depan perapian adalah hal yang paling indah yang harus dilakukan dibanding melawan dinginnya suhu malam itu.
Christian yang sedang menikmati coklat panasnya mulai merasa ada sesuatu yang aneh di telinganya. Pria itu sesekali mendengar suara tangisan bayi, tapi tidak pernah berpikir kalau memang ada bayi yang tergeletak di depan rumahnya.
Sudah hampir enam bulan sejak dia putus dari kekasihnya-- Monica. Wanita itu meminta putus karena hamil dan berniat untuk menggugurkannya, tapi Christian tidak mengatakan apapun. Dia juga tidak mau menjalani hubungan dengan wanita yang selalu dipenuhi keraguan. Monica sepertinya sadar kalau dia adalah ancaman terburuk jika wanita itu masih ingin bersamanya.
"Ah, sialan!" Ia mengumpat pelan karena coklat panas itu tidak sengaja tumpah mengenai telunjuknya. Christian menaruh cangkir ke atas meja bundar lalu bersiap untuk kembali ke dalam kamarnya. Namun, begitu langkahnya mendekati tangga, tangisan itu kembali terdengar.
Ia menajamkan pendengarannya sambil melangkah ke sumber suara tangisan tersebut. Alis Christian menyatu sempurna karena suara itu berada tepat di depan pintu rumah.
"Suara bayi?" Tanyanya pada diri sendiri. Dia membuka pintu dan matanya nyaris keluar dari kelopak begitu dia melihat ada seorang bayi yang masih begitu merah telah berada di depan pintu rumahnya. Air mata bayi kecil itu membasahi pipi dan bantal di bawahnya. Entah kenapa Christian tiba-tiba merasa iba.
Ketika dia hendak mengangkat tubuh bayi itu, Christian menemukan sepucuk surat. Di bagian pengirim, ada sebuah nama yang begitu melekat di kepalanya dan seketika Christian marah.
'Monica Steinfield'
Christian mengabaikan surat itu lalu dia mengangkat keranjang di mana bayi itu diletakkan. Dia dengan segera membawa anak kecil itu ke dalam kamarnya dan dengan cepat dia meneriakkan nama adiknya, Tommy.
Christian menjelaskan kronologinya kepada Tommy dan menyerahkan surat yang dia temukan di dalam selimut si bayi.
"Mau aku bacakan?"
"Tidak perlu. Buang kertas sialan itu sekarang, Tom."
"Eugene, ini penting. Kau harus--"
"Buang!" Ia berteriak marah. Tommy terdiam lalu dia mengangguk kaku sembari keluar dari kamar kakaknya.
Christian menatap bayi itu dengan lembut. Monica sialan, dia tidak menggugurkan anak ini. Wanita itu membuangnya dengan cara yang lebih hina! Dia membiarkan bayi ini nyaris mati kedinginan di luar sana!
"Astaga, Monica!" Christian berjalan mondar-mandir di kamarnya sambil mengutuk wanita yang telah melahirkan bayi perempuan yang cantik itu. Suara tangisan bayi itu memenuhi kamarnya dan mau tak mau Christian kembali merasakan perasaan bersalah kepada bayinya.
Dia kembali mendekati buntalan merah muda itu lalu dengan sangat hati-hati dia mengangkat tubuh si bayi. Jantung Christian berdetak kencang karena melihat dengan jelas anak kandungnya yang sempat tidak ia pedulikan setelah mengetahui kalau Monica hamil. Namun jika Christian tahu dari awal kalau Monica tidak melakukan aborsi, mungkin situasi akan sangat berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirty Job ✔️ |ANDERSON SERIES #1| [END]
RomancePART MASIH LENGKAP 18+ BUKU PERTAMA ANDERSON SERIES❤️ Christian adalah seorang pria berhati keras yang bekerja sebagai seorang Professor di salah satu Universitas ternama Seattle. Dia dibesarkan di dalam lingkungan tanpa cinta. Ia seorang pemabuk, m...