• 30 •

777 50 6
                                    


Hampir satu minggu Nicho berada di kamar dan tidak keluar-keluar. Bahkan mau makan dan minum pun di antar oleh asisten rumah, kadang bundanya yang mengantar. Tapi sekarang ini Nicho membuka semua gorden kamar dan merapikan kekacauan yang terjadi oleh dirinya di kamarnya, setelah semuanya menjadi rapi. Nicho memberishkan tubuhnya, hingga akhirnyanya Nicho terlihat sangat tampan sekali. Nicho keluar kamar dan menuju ke kamar bunda dan ayahnya.

"Assalamu'alaikum."

Sontak Fathan dan Afifa melihat ke sumber suara yang menampilkan anak bungsunya yang terlihat sangat tampan sekali.

"Wa'alaikumussalam."

Balas Fathan dan Afifa tersenyum, Nicho mendekati ayah dan bundanya. Lalu memeluk bundanya.

"Maafkan Nicho, bunda telah membuat bunda mengeluarkan air mata karena Nicho. Maafkan Nicho, bunda, ayah telah membuat bunda sama ayah menjadi khawatir. Bunda sama ayah jangan kahawatir lagi ya. Nicho sudah kembali seperti dulu."

Fathan memeluk istri dan anaknya. Fathan sangat bahagia sekali dengan keadaan anaknya yang sudah membaik.

"Ayah, Nicho boleh tidak kelas 12 ini.."

Nicho menjelaskan semua keinginannya kepada ayahnya. Karena sekarang Nicho ingin sendiri. Fathan dan Afifa awalnya terkejut akan perkataan Anaknya, tapi karena Fathan sangat berpengalaman dan mengerti. Maka Fathan menyetujui keputusan anaknya dan Afifa dengan berat hatipun menyetujui keputusan anaknya.

Setelah bicara sama kedua orang tuanya. Nicho pergi menuju ke mall untuk membeli sesuatu yang ia butuhkan nanti. Nicho menghentikan mobilnya tapat di depan cafe Al-Madani. Nicho melihat Syahara yang sedang melayani orang. Nicho hanya tersenyum saja, tapi Nicho dengan cepat meninggalkan cafe. Karena Syahara berjalan keluar saat melihat dirinya.

Disisi lain, Syahara merasa kecewa dengan Nicho yang pergi saja. Baru saja tadi Syahara ingin menyapanya sekalian ingin memperbaiki semua masalahnya. Tapi sudah telanjur pergi. Sekarang ini Syahara sudah siap dengan keputusan untuk memeperbaiki semua masalahnya dengan Nicho. Bahkan ia merasa, kebahagiaannya hilang. Katika ia tidak bersama dengan Nicho. Niat dia yang ingin melupakan kejadia dua minggu yang lalu pun tidak bisa di lupakan.

"Kapan kita bisa bertemu lagi?" Gumam Syahara.

Nicho pov
Dasar bodoh, kenapa lo bisa dilihat oleh Syahara. Aarrgghh.. Entahlah apa yang dipikirkan Syahara setelah melihat gue. Mana juga langsung pergi lagi. Tapi ngga apa-apa lah yang penting gue bisa melepas rindu walaupun sedikit.

Shitt

Alhamdulillah, untung saja gue ngga nabrak orang. Tapi gue harus keluar dan mastiin apakah orang tersebut baik-baik aja? Gue ngelihat wanita bercadar duduk jongok sambil memeluk kedua lututnya.

"Maaf mbak, apakah ada yang terluka."

Gue sengaja menyebutnya mbak, karena sepertinya wanita yang ada di depan gue ini lebih tua dari pada gue. Wanita bercadar tersebut mendongakkan wajahnya menatap gue, tapi menundukkan kembali pandangannya dan berdiri.

"Bbb-bisa bb-bantu saya."

"Ada apa mbak."

"Tolong bawa saya pergi, ada orang sedang mengajar saya."

"Ya sudah mbak silahkan masuk."

Mbak tersebut masuk ke mobil saya dan duduk di jok belakang. Saat mobil gue berjalan meninggalkan tempat, gue melihat mbak tersebut menunduk saat di luar ada beberapa lelaki berbadan kekar. Ya gue mengerti, sepertinya mbak ini sedang di kejar sama lelaki tadi.

The Coolest CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang