[3]

104 12 0
                                    

Tanggal 14 April tahun 2014.

Tanggal yang cantik. Hari yang bagus untuk dijadikan hari berkesan atau hari bersejarah.  Pagi itu, langit terlihat muram. Hujan turun rintik-rintik. Tetes demi tetes mengguyur seluruh permukaan lapangan sekolah yang terlihat gersang. Namun, sepertinya hujan tak membuat gadis ceria seperti Acel patah semangat. Gadis itu berlari memasuki gerbang sekolah dengan payung ditangannya. Pada hari itu, Acel sudah mulai belajar seperti biasa. Karena masa MPLS telah berakhir.

“ Oh, ini?” Tanya seorang perempuan kepada teman lelakinya.

“ Wah cantik ya,” balas teman perempuan yang satunya lagi sambil melirik ke arah Acel.

Acel tidak sadar bahwa dirinya itu sedang dibicarakan oleh beberapa kakak kelasnya. Setelah Acel beranjak dari kantin, salah satu dari mereka mulai membuka suaranya kembali.

“ Jadi perempuan itu yang kamu suka?” Seorang lelaki bertanya seraya mengambil uang kembalian dari Bapak penjaga kantin.

Bara menggaruk kepalanya yang tak gatal.
“ Iya, hehe.”

“ Cie, suka sama adik kelas…” Lelaki berambut keriting itu menggoda Bara yang telinganya mulai memerah. Telinga Bara selalu seperti itu ketika ia sedang salah tingkah.

“ Baru pertama kali aku suka sama adik kelas. Dia kelihatan berbeda dari yang lain. Menurutku, dia itu unik.” Ungkap Bara sambil melemparkan senyuman terbaik kepada teman-temannya.

Bara adalah murid lelaki yang cukup pandai di kelasnya. Bara sudah menduduki kelas 12. Ia termasuk murid yang terkenal di lingkungannya karena selalu berkecimpung dalam berbagai organisasi dan kegiatan.
Sore harinya, Bara mengirim pesan kepada Acel.

Di sekolah, Bara berusaha  untuk mendapatkan nomor ponsel Acel. Ternyata hasilnya pun tidak sia-sia. Bara berhasil mendapatkan nomor tersebut dari sahabat terbaik Acel, yaitu Ayrin.

Bara Andreas     :   “ Hai, Acel..”

Marcella Adisty :   “ Hai juga. Ini siapa ya?”

Bara Andreas     :   “ Aku Bara. Masih ingat ‘kan?”

Marcella Adisty :   “ Oh… masih.

Bara Andreas     :   “ Maaf ya kalau lancang chat kayak gini. Aku dapet nomor kamu dari Ayrin.”

Marcella Adisty : “ Iya, enggak apa-apa kok,  Kak.”

Bara Andreas     :  “ Kamu lagi apa? Lagi sibuk enggak?”

Marcella Adisty : “ Lagi nonton, Kak. Nggak sibuk.”

Bara Andreas     :   “ Asik dong, nonton apa,  nih?”

Sayangnya, pesan singkat itu berakhir pada pesan yang dikirimkan oleh Bara. Acel tidak sempat membalasnya lagi. Karena ia sedang sibuk menonton kartun kesukaannya, Spongebob Squarepants. Setiap hari, Bara selalu mengirimkan pesan kepada Acel. Mengirimkan sejuta perhatian dan melakukan percakapan yang seru atau sekadar basa-basi.

Acel belum menyadari bahwa Bara menyukainya dan sedang berusaha untuk mendekati dirinya. Sementara Bara, ia sedang menunggu saat yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya kepada Acel.

Setiap hari, selalu saja Bara memerhatikan Acel di sekolah. Bahkan di tempat ibadah pun, mereka selalu bertemu dan saling tersenyum. Seiring dengan berjalannya waktu, Acel sudah mulai nyaman dengan perlakuan Bara yang manis. Sepertinya ia sudah mulai mengetahui bahwa Bara sedang menyukainya. Tetapi Acel masih bingung dengan perasaannya itu. Ia masih belum bisa mengakui perasaan yang ia rasakan. Gadis itu bingung dengan perasaan aneh yang sedang ia rasakan. Perasaan yang selama ini belum pernah ia rasakan.
***

Salah SiapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang