Extra Part [4]

12 3 0
                                    

Sebelum baca, jangan lupa vote okay. Kan gak lucu ya gais kalo gak seimbang jumlah vote sama bacanya. Muehehehehe.

***

"Itu hak Kakak. Acel sekarang sadar. Acel nggak berhak larang,"

Bara terkekeh melihat raut wajah Acel. Nampaknya hatinya tak tega menggoda Acel. "Enggak, Cel. Bercanda. Cuma kamu."

Pipi Acel mendadak berubah menjadi merona.
"Kakak kok bohong sih?"

"Kenapa, Cel? Kaget ya?"

"Te-terus perempuan di lapangan waktu itu?"

"Aku kenalin ya, namanya Levina."

"Iya, Levina."

"Dia sahabat aku dari kecil. Jujur, aku suka sama dia, suka banget malah. Dia perempuan yang udah berhasil memikat hati Kakak dari dulu tapi dalam artian yang berbeda. Dia sahabat aku. Nggak lebih dari itu. Tapi perasaan aku ke kamu lebih dari itu, Cel."

Kalian harus melihat wajah Acel yang sudah masak seperti kepiting rebus dicampur dengan saus cabainya.

Melihat Acel yang bergeming, Bara bertanya, "Ada yang mau ditanyain lagi?"

"Cokelat..." Gumamnya sangsi.

Bara tersenyum lebar, ia geli melihat tingkah Acel yang tersipu dan salah tingkah. "Itu cokelat ulang tahun. Bukan cokelat pernyataan cinta atau semacamnya."

"Hah?" Bola mata Acel membesar.

Bara mengangguk mantap, "Iya, Levina sedang berulang tahun waktu itu. Nggak mungkin kalau aku sahabatnya nggak kasih hadiah kan?"

"Maaf, Kak. Acel salah paham."

"Nggak apa-apa, itu tandanya kamu cemburu ya?"

"Iya, sedikit."

Bara tertawa, "Sedikit tapi nangis berkali-kali ya Cel?"

Acel tertawa. Ingin sekali ia memeluk lelaki yang berada di hadapannya itu. Ingin sekali ia berkata, jangan pergi. Tetap bersamanya sampai kapanpun. Tapi itu semua hanyalah keinginan belaka.

"Habis ini jangan nangis lagi ya. Nggak ada yang boleh bikin kamu nangis lagi. Maaf kalau-"

"Nggak apa-apa, Kak. Bukan Kakak yang bikin Acel nangis." Sela Acel cepat.

"Terus siapa dong?"

"Nggak tau,"

Bara terkekeh, "Ada yang mau ditanyain lagi nggak nih?"

"Ada, Kak. Satu lagi."

"Bilang aja sekarang,"

"Kakak nggak jadi pergi kan?"

Terdengar helaan napas halus dari Bara. Ia menatap lekat kedua manik milik gadis di depannya. "Kakak harus pergi, Cel. Masa depan Kakak harus cerah kalau mau dapetin kamu. Masa iya Kakak nggak ngebahagiain kamu."

Saat itu juga Acel meleleh di tempat. Jantungnya berdebar, tubuhnya terasa lemas karena mendengar setiap kata yang keluar dari mulut Bara sangking bahagianya.

"Kakak janji bakal balik lagi kalau suatu saat Kakak udah sukses nanti. Tapi yang bakal Kakak temuin pertama kali bukan kamu, Cel."

Bahu Acel merosot seketika, matanya memancarkan kebingungan dan rasa penasaran. Bara akan mengatakan apa lagi setelah itu?

"Siapa?"

"Orangtua kamu. Kakak akan minta izin Papa Mama kamu buat ajak putri kecil kesayangannya sekadar jalan-jalan menikmati kota."

Acel tertawa kembali. Air matanya sudah mengering sejak Bara membuat hatinya senang bukan kepalang. Tentu saja ia sangat senang. Semua masalah sudah tersesaikan. Mereka berdua sudah berbaikan. Lebih tepatnya saling bertemu kembali, bercengkrama hangat kembali tanpa rasa canggung. Sesungguhnya Acel dan Bara tidak pernah bermusuhan. Hanya menjaga jarak sampai Tuhan mengizinkan mereka untuk dekat kembali. Bahkan lebih dari sekadar dekat. Misalnya, membuat sebuah komitmen.

"Kakak janji?"

"Janji,"

Memang benar, hal ini bukanlah sesuatu yang harus diperdebatkan tentang mana yang salah dan mana yang benar. Hal ini-kisah ini hanya mempermasalahkan tentang kapan waktu yang tepat bagi seorang Acel dan Bara menumbuhkan perasaannya masing-masing di waktu yang sudah digariskan. Kesalahpahaman dapat menghancurkan segalanya. Namun beruntung, mereka berdua dapat menyelesaikannya dengan amat baik meski rintangan selalu menyulitkannya. Ingat, tidak ada yang salah dalam kisah ini. Jangan salahkan Acel, terlebih lagi Bara, terlebih lagi takdir. Sebab, takdir mana yang akan disalahkan bila memberikan akhir yang bahagia?

TAMAT.

.

.

.

.

Jadi ,masih adakah yang bilang kisah cinta SMA itu cinta monyet? Iya, tentu saja masih. Tapi tidak menutup kemungkinan jika ada sebuah kisah yang menyerupai kisah mereka berdua.

#jangan lupa nge vote, jangan lupa, jangan lupa, jangan lupa, jangan dilewat gitu aja, jangan dilewat gitu aja gaisss maap diulang-ulang.

Gais, ceritanya udah selesai... Mohon maaf ya kalau ceritanya gaje, gak asik, atau monoton, gak dapet feelnya, atau gimana yang bikin kalian kecewa. Makasih banyaakk banyakk bangettt yang udah baca, vote, comment, dan pencet ke reading list atau perpustakaannya. Kalian the best!

See you in the next story!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

See you in the next story!

-slmpnpn-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Salah SiapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang