Berdentang suara bel besi yang dipukul nyaring nyaring, pertanda jam masuk kelas akan segera dimulai.
Lily pun tersentak dan membuka matanya. Dia berharap lelaki itu melepaskannya karena bel sudah berbunyi. Namun harapan Lily hanyalah tinggal harapan. Dewa malah menahan tubuh lily yang hendak bangkit dari sofa.
"Mau kemana?"
"Saya harus upacara--Pak," ringisnya."Diam. Siapa suruh upacara? Kamu harus menerima hukumanku!" matanya menatap nyalang.
Didorongnya kembali tubuh Lily hingga jatuh terduduk ke kursi. Kemudian tangannya mencekal pergelangannya hingga Lily meringis kesakitan."Sakit, Pak!" ujar Lily. Namun, wajah angkuh itu tidak peduli. Malah semakin mendekatkan pada wajah Lily. Dia memghembuskan nafasnya sehingga aroma wangi permen mint bercampur rokok terhidu penciuman remaja itu.
Gemetar sekujur tubuh Lily. Seumur hidup belum pernah ada yang berani menyentuhnya. Walaupun teman dan orang dewasa di kampung sering bercerita tentang bagaimana rasanya disentuh lelaki. Lily tidak pernah punya pacar hanya Bapak lelaki yang pernah menyentuhnya itupun dengan batasan tertentu.
Pun ketika nonton layar tancap ada adegan berhadap-hadapan langsung membuang muka dan baru melihat kembali setelah adegan berganti. Tahun 80an dimana perfilman nasional terdapat banyak adegan vulgar dari aktris pemain panas, Lily kelahiran 80an yang dididik menjaga kehormatan dan kesucian oleh keluarganya sangat tahu diri menjaga pandangannya.
Meskipun tahun 90an pula banyak beredar buku roman picisan dan mesum legendaris dan komik yang dijual bebas saat dipasar malam pasca kejatuhan pemerintah yang sudah lama bertahta. Dari buku-buku semacam itu para remaja mengenal namanya percintaan dan pergaulan bebas tidak sungkan mencoba dan menceritakan serta berbagi buku bacaan.
Lily tidak pernah sengaja membaca tapi sebagai hobi baca buku selalu ada selipan dan kisah hikmah dan dia mengetahui jika melakukan hal-hal diluar batas interaksi antara lelaki dan perempuan, maka akibatnya adalah hamil. Pun kisah kisah film layar lebar. Walaupun Lily tidak pernah pacaran dia paham sentuhan yang bukan mahrom mungkin akan menyeretnya melakukan hal hal yang dilarang agama dan budaya.
Kini lelaki yang bukan saudaranya selain ayahnya yang hendak menyentuhnya pacar suami pun bukan hendak melakukan hal yang tidak wajar. Naluri nya memberontak. Apalagi dia seorang yang harusnya menjadi panutan disekolah. Guru digugu dan ditiru. Ditauladani. Kenapa akhlaknya sungguh tidak mencerminkan?
Tiba-tiba lelaki itu berhenti tepat di depan hidung Lily yang sudah berdebar kencang. Satu inci lagi hidungnya akan beradu. Lily refleks meringis dan memejamkan mata dengan ketakutan. Tubuhnya mendadak kaku dan tegang. Dia ingin bergerak, mendorong namun tak bisa.
Tak ada gerakan apa pun, Lily bersyukur dan membuka matanya kembali. laki laki itu menyeringai geli.
"Kau pikir aku akan melakukan apa?" Lily merasakan malu dan dipermainkan. Namun, dia bersyukur dengan begitu sesuatu yang buruk tidak terjadi padanya. Perlahan kekuatannya kembali. Lily pun bangun sekuat tenaga mendorongnya.
"Mau ke mana kamu?" Namun, kekuatan Dewa menahannya.
"Saya mau keluar pak!" Lily meringis kesakitan dan ketakutan.
"Tidak ku izinkan! "
"Biarkan saya pergi Pak, nanti teman-teman mencari saya, "
"Kau harus dihukum! "
"Pak... "
"Kau...""Pak upacara akan segera dimulai! "Seseorang membuka pintu ruangan kepala sekolah. Terkesiap Lelaki itu menarik tubuhnya. Lily berdiri gugup dan segera berlari menuju pintu.
"Permisi-- Pak! "
Seorang siswa yang berdiri depan pintu menatap tanya pada Lily yang berlari keluar ruangan kepala sekolah. Keheranan teralihkan dengan pertanyaan dari wakasek lalu segera memberi tahu agar wakil kepala sekolah segera menjadi pembina upacara pengibaran bendera yang diadakan setiap senin pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Desa yang Ternoda [proses revisi]
Romance18+ Lily Gadis remaja yang ceria, cantik dan pintar. Namun masa remaja yang polos tiba-tiba direnggut oleh seorang lelaki wakil kepala sekolah yang harusnya menjadi guru yang digugu dan ditiru serta orang tua yang menjaga, namun pada kenyataannya t...