Chapter 6

1.3K 205 38
                                    

Changbin nampak nyaman merebahkan tubuhnya di kasur empuk yang ada di dalam ruangan milik Jisung. Matanya menerawang menatap langit-langit ruangan Jisung.

"Bantuin Jisung lupain kak Minho ya?"

"H-hah? Kamu yakin?"

"Kakak boleh nolak kok."

Changbin menggeleng dengan cepat. "Kakak mau kok. Tapi ada syaratnya."

"Apa?"

Changbin kemudian merenggangkan pelukannya dan menatap mata Jisung yang nampak sembab dengan intens. "Jadi pacar kakak ya?"

Jisung memalingkan wajahnya dengan pipinya yang merah kemudian mengangguk.

"Mau nggak?" Goda Changbin.

"Ih Jisung kan udah ngangguk kak."

"Kucing juga bisa Ji kalau cuma nganggukin kepala."

"Iya iya."

"Iya apa?"

"Iya Jisung mau."

"Mau apa? Mau makan?"

"MAU JADI PACAR KAK CHANGBIN." Jawabnya dengan kesal.

Changbin kemudian terkekeh merasakan kupu-kupu yang berterbangan di perutnya dan juga jantungnya yang berdetak kencang. Ia kemudian kembali menarik Jisung ke dalam pelukannya.

"Makasih ya Ji. Kakak sayang kamu."

Ia tersenyum sendiri mengingat kejadian semalam di saat Jisung yang selama ini ia kejar akhirnya mampu ia gapai.

Cklek

Pintu ruangan Jisung terbuka menampakkan Jisung yang baru saja selesai dengan operasi kedua sekaligus operasi terakhirnya hari ini.

"Loh kak Changbin ngapain di sini?" Tanya Jisung saat melihat Changbin sedang tengkurap di kasurnya.

"Mau konsultasi. Kayaknya kakak sakit deh."

"Sakit apa?"

"Meriang."

"Hah serius?" Tanya Jisung kemudian menempelkan punggung tangannya ke dahi Changbin.

"Ish bohong ya? Nggak panas kok."

"Ih meriang beneran."

"Bohong."

"Merindukan kasih sayang."

"DANGDUT BANGET SIH KAK!"

Changbin tertawa terbahak dengan reaksi Jisung yang di matanya terlihat menggemaskan.*cuih bucin*

"Kakak nggak kerja?"

"Suka-suka kakak dong."

"Dih sombong."

"Mumpung masih bisa."

Sedangkan Jisung hanya mengangkat bahu tidak peduli kemudian berjalan menuju kasurnya dan merebahkan tubuh di samping Changbin. Changbin menyambut Jisung dengan memeluknya.

"Kamu nggak ngantuk?"

"Sedikit."

"Maaf ya gara-gara nemenin kakak ya semalem?"

"Ya salah kakak sendiri kenapa nggak nanya dulu coba aku ada jadwal pagi apa nggak."

"Ya salah kamu nggak nolak waktu kakak ajak main uno."

lα ғιɴ || Binsung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang