Prolog

407 36 20
                                    

By: Julysevi

Happy reading ....

****

"Sakit ...," rintih gadis berhidung mancung dan bibir tipis itu. Disakiti lewat kata-kata saja sudah membuat gadis itu menangis, apalagi dengan kekerasan fisik seperti ini. "Sakit ...."

Tangan gadis itu masih dicekal kuat oleh pria berwajah mirip dengannya. Ia berusaha melepas namun usahanya sia-sia. Cengkeraman pada pergelangan tangannya memakai tenaga yang tidak main-main.

Mengapa pria ini datang di saat yang tidak tepat? Sudah berkali-kali gadis itu menolak permintaannya, dan sudah beberapa tahun pria itu tidak datang. Bagaimana ia tahu rumah gadis itu ada di sini?

"Kamu harus ikut Saya!" tegas pria itu. Membawa paksa gadis berambut kebiruan pada ujungnya itu ke mobil. Tangannya terasa sakit, sehingga air matanya juga luruh begitu saja. Ia benci! Benci pada matanya yang tak bisa diajak kompromi, serta benci dipaksa seperti ini. Dan yang terpenting, gadis itu benci dengan pria ini!

"Nggak mau! Saya nggak akan pernah mau ikut dengan Anda! Never ever!" teriak gadis itu berusaha melepas cengkeraman pada tangannya. Namun, karena ia belum makan siang ini, dayanya tak mampu melakukan hal itu. Ia pasrah, terlalu lelah untuk tidak mengalah.

"Shut your mouth up!" Bahkan seruan pria itu terdengar rendah namun, penuh penekanan. Membuat air mata di pelupuk sang gadis berjatuhan, ia terkejut.

Tangannya terus diseret ke mobil dengan paksa, diiringi tangisan.

"Nggak usah nangis! Kamu nggak pantas hidup bersama tunawisma seperti mereka!"

Nantha meradang, "he--"

"Kamu harusnya bersyukur, saya masih sayang sama kamu. Kamu akan tinggal bersama Saya dan keluarga baru, bukan di rumah yang ...." Mata pria itu menatap remeh rumah di hadapannya, membuat gadis itu tersinggung. " ... kayak tempat penangkaran hewan ini. Lalu menikah dengan lelaki mapan yang cocok dengan kamu."

Gadis itu melotot, matanya semakin merah, jangan harap! Sampai kapan pun ia tidak akan pernah mau bersama keluarga baru. Bersama pria tanpa kasih sayang dan berpikiran pendek itu.

"A--"

"Dan kamu nggak boleh menolak." Tegas dan lugas. Pria itu melajukan mobil tanpa bisa dicegah oleh si gadis.

*****

Mon, 24th of Feb 2020.

Mendaki Menuju Hatimu [TAMAT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang