Karena setiap langkahku, kutitipkan salam pada setiap yang kujumpai kalau aku rindu kamu.
***
Gazebo dekat dengan arah menuju toilet dan tangga ke kelas 12 itu selalu sepi. Mungkin pernah ramai tapi hanya beberapa saat. Kebanyakan dari mereka memilih untuk meramaikan kelas, kantin, dan lapangan. Sisanya? Di gazebo lain yang dekat dengan kelas mereka.
Dan kali ini, Luthfa menemukan sosok Nantha sedang duduk sendiri di gazebo itu. Gadis berambut lurus hitam---berubah setelah ditegur Luthfa waktu itu---sedang sibuk dengan ponselnya tanpa sadar kalau Luthfa datang dan duduk di sampingnya.
Wajah Luthfa didongakkan untuk melirik sedang apa dan dengan siapa Nantha bermain ponsel. Tidak terlalu jelas, namun terlihat gadis itu sedang bertukar chat via WhatsApp.
"Asyik banget sih--"
Nantha terkejut dengan menampilkan ekspresi buruknya. Ia menggeser tempat duduknya refleks tanpa memegang ponselnya erat. Sehingga bisa saja ponselnya jatuh tapi masih untung kali ini tidak.
Matanya melotot tajam ke Luthfa, horor. Ia memegang ponselnya dan mematikannya. Kemudian meraba dadanya, memastikan masih adakah jantungnya di dalam sana?
" ... pacarnya orang mana? Pakai chat-an segala. Nggak lebih enak kalau langsung aja?" lanjut Luthfa dengan wajah pura-pura tidak peduli.
"Minggir sana! Gangguin aja!" Nantha mengusir keberadaan Luthfa dengan mengibaskan tangannya dan menggeser duduknya lebih jauh dari sosok lelaki pengganggu itu.
"Mana makasihnya?" Baru saja Nantha hendak meletakkan jari tangannya di sidik jari ponsel, Luthfa kembali mengganggunya. Padahal kan, tadi sedang asyik dan mumpung orang yang di-chat-nya sedang online.
"Apaan sih?" ketus Nantha.
Hari ini wajah Nantha terlihat tidak baik-baik saja makanya itu Luthfa ingin kembali membuatnya tersenyum. Namun ditolak mentah-mentah karena dianggap pengganggu.
"Yang udah nemuin kunci motor waktu itu siapa sih, mana orangnya kok nggak muncul?" Luthfa bergumam sendiri menggunakan suara besarnya.
"Makasih. Udah, kan? Mau apa lagi sih lo? Gue nggak ada waktu buat lo."
Sebenarnya itu cukup membuat Luthfa sakit hati, tapi kan, ia cowok, ya harus tahan banting. Apalagi meladeni cewek spesies ini.
"Iya, gue emang lagi PMS, jadi lo minggir aja, oke?"
Luthfa merasa dirinya ditolak, belum juga ia bertanya, sudah dijelaskan. Memangnya seterlihat itukah pendekatan yang dilakukan Luthfa?
***
Tidak menyerah, setelah kemarin ditolak, hari ini lelaki dengan rambut belah tengah ala cowok kekinian itu berusaha lagi. Ia ingin menyelidiki apa yang sebenarnya dialami oleh Nantha. Sebenarnya kemarin ia berniat untuk mengikuti Nantha dan melihat apa yang dilakukan gadis itu. Namun gagal karena ia melihat sosok lelaki yang bersama Nantha di parkiran waktu itu ada di rumah Nantha. Sepertinya sedang menunggu kedatangan Nantha.
Hari ini, Luthfa datang ke kelas Nantha dengan terang-terangan. Namun tidak langsung mengatakan kalau ia ingin bertemu Nantha. Ia hanya mengintip lewat pintu, memastikan gadis itu sudah masuk kelas lebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendaki Menuju Hatimu [TAMAT] ✓
Fiksi RemajaDipanggil 'cewek manja' oleh mereka yang keluarganya lengkap dan dipenuhi kasih sayang. Sebenarnya, ia hanya merasa lelah dengan kehidupannya, ingin dilihat dan diperhatikan oleh banyak orang. Namun, sikapnya yang salah justru membuat orang-orang se...