Pas masuk kelas aku tambah jengkel aja rasanya liat siapa yg mengkoordinir kelas kami, dia adalah senior songong yan ngerjain aku tadi di lapangan, mana dia senyum-senyum gak jelas gitu lagi ngeliatin aku berasa di ejek dia tau gak sih.
HuhDari sekian banyak senior yang jadi panitia MOS kenapa harus dia sih yang mengkoordinir di kelas ku ?
Sudah aku gak kenal siapa pun jadi gak ada temen ngobrol apalagi bantuin aku pas di kerjain sama senior songong, ngenes banget kan nasib ku.
Hufh (mengela nafas lelah)**********
Ini hari terakhir MOS, sumpah aku berasa lega banget karena penderitaan ku yang selalu di kerjain senior akan berakhir juga. Semua ke gabutan dan penyiksaan (ceileh lebay banget kayak yang di siksa beneran aja) yang kurasakan karena senior songong akan segera berakhir.
Oh iya aku belum cerita kan tentang senior ku itu gimana orangnya. Badannya tinggi, kulit putih, potongan rambut yang biasa aja tapi cocok dengan wajah oval nya, alis dan bulu mata tebal menambah kesan tajam pada tatapan matanya, hidung nya yang mancung serta bibir tipis yang kissable banget kata teman-teman baru ku, itu kata mereka lo ya bukan kata ku karena aku gak pernah ciuman. Boro-boro ciuman, pacaran aja gak pernah. Jadi intinya kata mereka kak Rayan itu ganteng banget tapi buat ku sih biasa aja, malah bikin jengkel.
Yang tambah bikin aku kesel sama dia tu, dia ngomong dengan santai nya kalau aku harus dapat hukuman karena gak bisa jaga bunga yang dia kasih waktu hari pertama MOS untuk tetap segar dan gak layu.
Hellloooo.... pikir aja sendiri.... bunga dari tanaman liar yang dia petik di area sekolah waktu itu mana mungkin bisa bertahan gak layu dalam waktu 3 hari, dimana logikanya. Baru juga setengah hari bunganya sudah layu dan sumpah beneran aku lupa sama bunga itu hehehehe.Jadi.... katanya aku harus ngikutin dia untuk tau apa hukuman ku.
Dengan lugunya aku ngikutin dia, berjalan di belakangnya di bawah tatapan para gadis yang menganggap dia ganteng. Sumpah gak enak banget tapi aku berusaha berjalan sesantai dan secuek mungkin.
Akhirnya kami sampai di tempat yang dia maksudkan yang ternyata perpustakaan. Aku menebak hukuman ku bakalan di suruh menyortir dan menyusun buku-buku di perpustakaan, ternyata bukan itu.
Dia membawa aku ke salah satu sudut perpustakaan yang agak tersembunyi, menyuruh ku duduk di salah satu kursi dan dia duduk bersebrangan denganku, kami hanya di pisahkan oleh sebuah meja baca.
Awalnya aku bersiap buat mendengarkan apa hukuman yang aku dapat tapi kemudian aku terkejut dibuatnya di awal dia buka mulut.
"Maaf..."
itu kata awal yang dia ucapkan yang membuat mulut ku terbuka menganga karena terkejut, keheranan, kebingungan dan gak percaya sama yang aku dengar.
Ku fikir kalau cuma mau minta maaf ngapain mesti harus ke perpustakaan sih terus pakai acara milih kursi paling pojok lagi, kan gak praktis banget. Kalau cuma mau ngomong maaf sih sambil jalan sepintas aja juga gak apa-apa kali....aku maafin aja kok, aku kan orangnya pemaaf.Setelah bilang satu kata itu dia diam cukup lama sampai akhirnya dia bersuara lagi dan bikin aku tambah melongo membeo membuat mulut ku menganga dan merasa kayak orang bego.
"Maaf.... maaf karena beberapa hari ini aku sering ngerjain kamu, aku cuma ingin kamu selalu terhubung sama aku, dekat sama aku" ---kata kak Rayyan dengan wajah serius---
Masih dengan kebingungan ku, aku menjawab "apa sih maksud kakak ?"
**********
Tunggu kelanjutannya ya...
SyilaAldita
25-2-2020
KAMU SEDANG MEMBACA
The Short Story
Short Storyhanya sebuah kumpulan cerita pendek ringan. jika kamu mencari konflik yang berat maka kamu tidak akan menemukannya di sini