Sempurna (end)

14 1 0
                                    

Hai hai....
Jumpa lagi sama Syila
Ada yang masih ingat gak sih sama aku, soalnya lama pakai banget aku gak pernah up cerita 😅

Yuk langsung baca aja lanjutan ceritanya, buat yang lupa sama cerita ini bisa baca ulang lagi 😁 tapi jangan lupa vote tekan 🌟 ya

🐾🐾🐾🐾🐾

Cerita sebelumnya

"kenalin ini Ka Ardi,  tunangan ku" kataku dengan percaya diri dan untungnya Ka Ardi mau mengikuti permainan ku dengan mengulurkan tangannya pada Annam dan Mawar.  Tapi saat Mawar akan menyambut ulutan tangannya segera ku tarik untuk ku genggam tangan Ka Ardi dan tak ku lepas.

"Ka jangan bersentuhan dengan wanita lain,  karena aku tidak bersentuhan dengan pria manapun maka kakak gak boleh bersentuhan dengan wanita manapun apalagi wanita jahat" ucapku sambil menekankan kata jahat dan disambut dengan kekehan Ka Ardi.

"Duh... Posesif banget sih tunangan ku" katanya sambil sambil menoel hidungku yang membuat aku tersipu malu,  benar-benar malu dan sampai membuat rona merah pada pipi ku.  "Yuk kita pulang sekarang,  kamu pasti capek kan jadi harus segera istirahat biar gak sakit lagi,  aku gak mau kamu sampai sakit kayak kemarin". Kemudian dia berpamitan pada Mawar dan Annam lalu menarik tangan ku menuju motornya untuk segera mengantarkan aku pulang.

♦♦♦♦♦

Pagi ini rasanya aku bangun lebih segar dari biasanya. Terasa tidak ada beban berat juga hati yang bertanya tanya. Aku puas dengan apa yang aku lakukan kemaren, tidak ada penyesalan yang menghinggapiku. Tak apa aku tidak punya pacar lagi dan ku rasa aku baik baik saja tidak punya sahabat daripada harus berkorban perasaan. Tapi satu yang aku harapkan yaitu melihat senyum Ka Ardi lagi juga ingin lebih lama menikmati perlakuan manis juga perhatiannya.

"Bisakah aku menikmati hari hari manis ku bersamanya dalam waktu lama? " Batin ku bertanya karena aku tau kondisi ku yang semakin hari semakin menurun.

♦♦♦♦♦

Ini adalah hari pengumuman kelulusan ku dan begitu menerima kertas pengumuman aku bingung harus membagi kebahagiaan ku dengan siapa. Ornag tua ku sedang keluar daerah, Ka Ardi sedang bekerja dan aku memang tidak memberitahu dia kalau hari ini adalah hari pengumuman kelulusan jd besar kemungkinan dia tidak tau menurutku.

Jadi setelah membaca kertas itu aku hanya menyimpannya ke dalam tas kemudian melenggang pergi berniat meninggalkan sekolah untuk pulang ke rumah dan tidur. Sudah ku katakan kalau akhir akhir ini kondisi ku menurun jadi aku mudah lelah dan harus lebih banyak istirahat bila tidak ingin menginap di rumah sakit.

Begitu sampai di depan gerbang ku lihat Ka Ardi berdiri sambil memegang boneka beruang putih yang menggemaskan sambil melambai ke arah ku dan jangan pernah lupakan senyum manisnya yang selalu bertengger di bibirnya.

"Ka ngapain disini?" Tanyaku penasaran karena aku merasa tidak membuat janji untuk bertemu dengannya.

"Ya jemput kamu lah.... Masa mau ketemu yang lain sih bawa beginian" Ucapnya sambil menunjukkan boneka itu kemudian memberikan kepadaku.

"Ini buat aku Ka?"

"Ya iyalah... Emangnya tunanganku disini siapa lagi kalo bukan kamu. Kan ini hari kelulusan kamu" Katanya  tanpa tahu malu padahal banyak anak anak lain yang lagi memperhatikan kami. "Tapi kamu luluskan Din? Solanya kalo gak lulus aku gak jadi ngasih kamu boneka karena boneka ini buat hadiah kelulusan kamu" Katanya dengan wajah usilnya.

"Ya lulus lah masa enggak weeek" Balas ku sambil menjulurkan lidah ku sekaligus menyembunyikan boneka lucu itu biar tidak di ambilnya.

Ka Ardi terkekeh melihat tingkahku kemudian dia memasang wajah serius "Dinda... Kamu kan sudah lulus jadi sudah bisa dong kalau aku ajak ke pelaminan?" Katanya sambil mengeluarkan sesuatu dari kanton bajunya. "Mau kah kamu menjadi istriku sampai maut memisahkan kita? " Ucapnya sambil meraih tangan ku untuk memasangkan cincin ke jari manis ku.

Aku terpaku mendengar ucapannya namun segera sadar saat dia meraih tanganku dan segeran ku tarik kemudian ku tatap wajahnya yang seolah tidak percaya dengan apa yang aku lakukan.

"Ka... Kakak harus tau dulu keadaanku yang sebenarnya setelah itu pikirkan ulang keinginan kakak. Aku... Aku... Aku... " Aku tidka sanggup untuk mengucapkan apa yang selama ini ku pendam hingga terbata bata.

"Aku tau keadaaan mu, kondisi mu dan karena itu aku ingin bersamamu, menemanimu berjuang apapun hasil akhir dari perjuanganmu." Potongnya dengan cepat apa yang ingin aku ucapkan.

"Tidak seorang pun yang tau kapan malaikat maut akan datang tapi aku ingin hidup bersamamu dalam waktu lama. Aku ingin menemanimu berjuang.

Mau kan kamu menikah dengan ku? " Katanya dengan tatapan sendu tapi terlihat berharap jawaban iya.

"Ka Ardi melakukan ini bukan karena kasian sama aku kan?" Tanya ku penasaran dan tentu saja dangan rasa ragu yang besar.

Tiba-tiba dia memelukku dengan erat. "Bisakah kamu merasakan cepatnya detak jantungku. Jantungku berdetak tak beraturan seperti ini hanya bila di dekat kamu aja. Sejak dulu, sejak pertama kali aku melihat mu padahal saat itu kamu tidak pernah menoleh padaku" Ucapnya dengan suara lembut.

Dan entah kenapa aku merasa hangat dan nyaman berada dalam pelukannya dan tanpa berpikir lagi aku menganggukkan kepala ku. "Iya Ka, aku mau"

Dan sorangan dari orang orang di sekitar kami membuat ku tersadar dan segera melepaskan pelukan ku dan segera menarik tangannya untuk pulang dengan menahan rasa malu karena seperti tidak tau tempat berpelukan dengannya. 

🐾🐾🐾🐾🐾

Akhirnya selesai juga cerita yang ini 🤪 dan sebenarnya cerita ini di adaptasi dari cerita nyata hanya lebih diringankan konfliknya.

Kabar gembiranya Dinda berhasil survive dari osteocorma dan masih hidup bahagia bersama Ka Ardi dan anak-anak mereka.

SyilaAldita
26-01-2022




The Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang