Sinar matahari pagi masuk melalui celah-celah jendela kamar Lisa. Merasa silau Lisa membuka matanya perlahan. Tercium wangi makanan lezat dari arah dapur.
"Kook..." Lisa datang sambil mengucek matanya.
"Kau sudah bangun?" Jungkook menoleh sebentar lalu kembali fokus ke hidangan yang sedang ia buat.
"Hemm, Lo pulang jam berapa?" Tanya Lisa sambil menarik kursi di meja makan.
"Sejam yang lalu. Kau mandi lah dulu, setelah itu kita sarapan bersama."
"Lo masak apa?" Lisa menunjuk ke arah teflon yang sedang di pegang Jungkook.
"Samgyeopsal" jawab Jungkook. Samgyeopsal adalah hidangan daging yang dimakan bersama nasi putih.
Setelah Lisa mandi, mereka sarapan bersama. Sambil sedikit melakukan obrolan sesama teman.
"Ah ngomong-ngomong kemarin pemilik rumah menelpon, uang deposit rumah yang orang tua kamu sewa sudah bisa diambil. Apa kamu ingin mengambilnya hari ini?" Yang Jungkook maksud adalah uang deposit yang orang Gong Yoo dan Eun-Tak keluarkan untuk sewa rumah yang akan mereka tempati.
"Apakah besar?" Tanya Lisa, sambil memasukan sesendok samgyeopsal ke mulutnya.
"Oo sekitar seratus juta won." Jawab Jungkook.
"Apa itu cukup untuk membayar biaya sekolah gue sampai lulus?" Tanya Lisa kembali.
"Aku rasa cukup untuk membayar biaya sampai SMA. You know, biaya sekolah di Shinwa sangat tinggi. Oh ya bahkan bulan depan kita akan study tour ke Jepang." Jawab Jungkook.
"Then, gue harus kerja. Apa pemilik kafe dibawah membutuhkan tambahan karyawan? Oh gue sudah lama ingin tanya ini, kenapa Lo jarang kerja di kafe?" Kata Lisa.
"Pemilik kafe?" Jungkook terdiam sejenak. "Aku pemiliknya". Jungkook melanjutkan dengan santai.
"What? Jadi kafe dan rumah ini adalah milik Lo?" Tanya Lisa kaget. "Bukan kah orang tua Lo hanya nelayan di Busan?" Suasana hening, Lisa sadar bahwa kalimatnya menyinggung Jungkook.
Sedetik kemudian, "Hahaha... Kamu tau dari mana?"
"Dari anak-anak yang lain. Mereka menghormati lo karena lo ganteng, keren dan berbakat." Lisa terdiam kembali, menyadari bahwa mulut nya terlalu banyak berbicara.
"Emm bagaimana ya, appa memang nelayan. Haha..." Jawab Jungkook sambil tertawa.
"Dia pikir ini lucu" Lisa bergumam, kemudian berjibaku dengan pikirannya sendiri. Bagaimana tidak, sebuah rumah dan kafe di kota Seoul, walaupun tidak besar, tapi harga tanah dan bangunan nya saja pasti selangit. Namun Lisa enggan melanjutkan.
"Menurutmu bagaimana, apakah aku tampan? Apakah kamu menyukai ku?"
"Uhuk uhuk..." Lisa tersedak mendengan pertanyaan Jungkook.
"Hei pelan-pelan makan nya." Jungkook mengusap sudut bibir Lisa, terdapat nasi dan bumbu samgyeopsal di sana. Lisa hanya diam membatu, bukan main rasa nya. Jantungnya berdetak tak beraturan.
"Nah sudah. Kamu bersiap-siaplah selagi aku mencuci piring-piring ini." Lisa hanya mengangguk mengiyakan. Kemudian pergi menuju kamar nya.
"Oh my God! Ini kenapa jantung gue?" Lisa teringan kembali kejadian tadi di meja makan. Tanpa disadari tangankan meraih bagian bibir yang diusap Jungkook, dia tersenyum tipis tapi cukup manis. "Dia memang sangat tampan. Lebih tampan dari Tae." Lisa tersenyum.
"Lisa aku tunggu di bawah ya."
"Ne Kook."
Lima menit kemudian Lisa menuruni anak tangga yang tersambung ke halaman belakang kafe. Lalu ia menyusuri jalan kecil di samping kafe, menuju halaman depan. Motor Jungkook terparkir di sana.
"Tit tit..." Bunyi kelakson mobil, dari sebuah mobil sedan berwarna hitam dimana Jungkook sedang duduk di depan kemudi.
"Waaw" Lisa sangat terkejut.
"Masuk lah."
"Ini mobil Lo? Kapan Lo beli?" Cecar Lisa.
"Oo appa menangkap ikam besar jadi bisa memelikan aku mobil ini. Haha..." Lisa makin terkejut mendengan jawaban Jungkook. "Aku membeli nya satu tahun yang lalu, tapi aku simpan di Busan. Aku mengambilnya kemarin."
"Jadi kemarin Lo ke Busan?" Tanya Lisa.
"Hemm... Kemarin kamu sakit karena kehujanan Lis, jadi aku pikir kita tidak bisa naik motor lagi. Aku tidak ingin kamu sakit lagi." Jawab Jungkook.
Lisa semakin tertegun, dia merasa sangat tersentuh dan istimewa. Hubungannya dengan Jungkook hanya sebatas teman, bahkan dulu Lisa selalu memperlakukannya dengan sangat buruk. Jika teman-temannya yang lain bersikap baik terhadap Jungkook karena dia sangat tampan dan berbakat, tidak berlaku untuk Lisa. Karena bagi nya saat itu, Jungkook tidak ada apa-apa nya dibanding Taehyung kekasihnya.
"Ke-kenapa Lo melakukan ini Kook?"
"Hemm? Bukan kah kita teman?" Tanya Jungkook.
"Nah itu maksud gue, kita hanya teman." Jawab Lisa.
"Tidak ada alasan khusus Lily, but anything for you." Kata Jungkook.
"Lily?" Lisa semakin bingung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Anything For Lily ✓
عاطفية"Aboji, apa aku boleh merawat dan menjaganya?" "Apa kau yakin nak?" "Iya aboji, dia teman sekelas ku, sudah lama sekali aku menyukainya." "Baiklah, jika kau butuh bantuan jangan ragu untuk bilang ya." "Pasti aboji. Terima kasih." "Hei tunggu, itu...