Dengan canggung Jungkook dan Lisa menaiki satu persatu anak tangga menuju rumah Jungkook. Ini sudah hampir jam dua belas malam jadi Cafe sudah tutup satu jam yang lalu.
Jungkook menekan tombol kunci rumah nya, sementara Lisa berdiri di samping nya menunggu. Pintu terbuka lalu mereka langsung masuk, Jungkook menutup pintu dan menguncinya.
"Aku tidak percaya ini terjadi, kau bilang kau sudah merencanakan nya sejak seminggu yang lalu, tapi bagaimana bisa ka-"
Omongan Lisa terpotong saat tiba-tiba Jungkook menarik tangannya, lalu menciumnya dengan penuh gairah. Sambil membawanya ke kamarnya yang ada diatas, menaiki anak tangga satu persatu tanpa melepaskan ciumannya. Lisa memang terkejut namun tetap membalas ciumannya. Jungkook mendudukkan Lisa diatas sofa di kamarnya, lalu melanjutkan ciumannya kembali. Kini Lisa mulai terpancing, sekujur tubuhnya terasa panas. Namun tiba-tiba saja Jungkook menghentikan ciumannya.
"W-whe?" Lisa nampak kebingungan.
"Whe? A-anyeo." Jawab Jungkook gugup. Sama bingung nya.
"Lalu kenapa?" Lisa mencoba menghirup aroma di mulutnya, "apa aku bau bawang? Saus di steak nya tadi terlalu banyak bawang?" Lisa masih kebingungan.
"No no no, bukan begitu Lis, aku... Aku gugup..." Jawab Jungkook. Merasa khawatir jika Lisa salah paham. Jungkook hendak turun lalu Lisa menarik tangannya.
"Pria yang baru menjadi dewasa ini..." Lisa menarik pundak Jungkook lalu mencium bibir nya. "Kau sudah membuat seluruh tubuhku terasa panas lalu tiba-tiba menghentikan nya." Lisa merasa kesal sekaligus gemas.
"Sayang ku..." Jungkook mulai membalas ciuman Lisa. Sambil membuka perlahan rel sleting di belakang dress nya. Lalu mengusap-usap punggung nya.
"Ini pertama kali nya untuk aku jadi kau harus pelan-pelan, Kookie."
"Yes baby..."
Merasa kurang nyaman di atas sofa, Jungkook pun menggendong Lisa ala bridal untuk berpindah ke kasurnya.
"Apa kau ingin mematikan lampu?" Tanya Jungkook.
🔞 (Yang merasa tidak nyaman Monggo di-skip 🙏.)
"Tidak, biarkan tetap menyala. Kook apa kau sudah membelinya?" Tanya Lisa setelah mengingat sesuatu.
"Apa?" Jungkook kebingungan.
"Pengaman, jangan bilang kau lupa."
"Tentu saja aku sudah membeli nya sayang." Jungkook mengeluarkan sebuah benda berbungkus plastik hitam dari saku jas nya. Kemudian memakainya di junior nya yang sudah menegang.
"Kook..." Lisa terbelalak melihatnya.
"Tenang sayang, aku akan pelan-pelan agar kau tidak terlalu kesakitan." Setelah melepaskan pakaiannya sendiri, Jungkook melepas semua pakaian Lisa, lalu membaringkan nya. "Ini pertama kali aku melakukannya Lis..."
"Aku juga Kook..."
"You are my first, and Will be my last, aku mencintaimu, Lily..."
"Me too..."
Perlahan Jungkook mulai memasukan nya, satu kali hentakan lalu menariknya kembali.
"Ahh..."
Darah mulai merembes dari dalam Miss v Lisa. Terasa sangat menyakitkan, tapi ini awal yang harus ia lewati.
"Mianhe, sayang." Jungkook memasukannya kembali lalu menggerakkan nya secara perlahan, keluar masuk. Sambil sesekali menciumi nya agar Lisa tidak terlalu kesakitan.
"Ahh... Babe..." Lisa mulai mendesah.
"Yes Lily, call my name..."
"Jungkook..."
Karena ini untuk yang pertama kali bagi mereka, 'kegiatannya' tidak berlangsung lama. Mungkin sekitar lima belas menit tapi cukup membuat dua remaja yang sedang dimabuk cintai itu kelelahan. Jungkook menyelimuti tubuh nya bersama Lisa, lalu memeluknya.
"Tidurlah sayang. Besok kita akan pergi jalan-jalan."
Nampak nya rencana Jungkook untuk pergi jalan-jalan ke Tan hiburan hari ini harus diurungkan, karena Lisa merasakan sakit pada seluruh tubuhnya akibat dari aktivitas semalam. Pagi ini Jungkook membuat sarapan untuk mereka berdua.
"Enak?" Tanya Jungkook.
"Hemm?"
"Makanannya sayang." Jawab Jungkook, paham kalau Lisa belum seratus persen bangun.
"Ah, ne... Maaf Kook gara-gara aku kota hari ini tidak jadi jalan-jalan."
"Tidak apa-apa sayang, yang penting kamu merasa enakan dulu ya. Masih sakit?" Jungkook mengelus pucuk kepala Lisa, Lisa hanya mengangguk sebagai jawaban iya.
"Sampai satu bulan ke depan kamu tinggal disini ya Lis, please..."
"Aku mau banget Kook, tapi tidak bisa. Aku sudah janji sama tante song."
Jungkook merasa kecewa mendengarnya, tapi tentu saja dia tidak kehabisan akal. "Kalau begitu aku yang akan ke apartemen mu setiap hari. Aku tidak ingin terpisah dari mu sedetik pun Lis..."
"Baiklah, anything for my Kookie."
Waktu berjalan begitu cepat, tidak terasa satu bulan itu telah berlalu. Hari-hari Jungkook dan Lisa dilalui bersama, tidak pernah sehari pun tanpa bertemu. Jungkook menjadwalkan kencan romantis, nonton, makan, pergi ke taman hiburan, pergi ke patai, nonton konser, semua dilakukan. Bahkan Jungkook mengantar Lisa mengurus pendaftaran kuliah nya di universitas Seoul. Satu bulan ini menjadi sangat berkualitas. Mereka bahagia. Hingga saat ini, Lisa mengantar Jungkook ke bandara, Jungkook akan segera berangkat ke Jepang.
Lisa tidak bisa menahan air mata nya, sementara Jungkook mencoba menenangkan walaupun hati nya juga sakit dan sedih.
"Jangan menangis lagi sayang. Ingat kita harus sama-sama fokus mengejar cita-cita." Jungkook menarik cincin di jari nya. "Sesuai janji kita, cincin ini akan kita gunakan sebagai bandul kalung, untuk sementara. Jangan hilangkan cincin nya, ya Lis." Lisa mengangguk.
"Kook, janji ya, kamu akan kembali. Aku mohon."
"Aku janji sayang, apapun yang terjadi di masa depan, aku janji akan kembali. Aku akan menemui mu dan kita pakai cincin ini di jari kita." Jungkook mengelus pipi Lisa, mengusap air matanya.
"Jangan telat makan, jangan tidur terlalu malam, jangan terlalu banyak minum, no, jangan minum. Jangan lupa aku Kook." Lisa terisak, tangisnya semakin menjadi.
"Ne, anything for my Lily. Sampai jumpa lagi sayang." Jungkook mengecup kening Lisa, lalu memeluknya.
Itu lah momen terakhir Lisa dan Jungkook. Tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, takdir apa yang sudah tuhan rencanakan. Yang pasti dua orang yang yang sedang jatuh cinta harus terpisah untuk sementara, demi masa depan yang lebih baik. Saat ini mereka akan menahan rindu yang pasti sangat menyiksa, namun dengan penuh keyakinan, masa depan yang cerah dan bahagia sedang menanti.
TAMAT
KAMU SEDANG MEMBACA
Anything For Lily ✓
Romance"Aboji, apa aku boleh merawat dan menjaganya?" "Apa kau yakin nak?" "Iya aboji, dia teman sekelas ku, sudah lama sekali aku menyukainya." "Baiklah, jika kau butuh bantuan jangan ragu untuk bilang ya." "Pasti aboji. Terima kasih." "Hei tunggu, itu...