19

555 15 2
                                    

Pagi harinya El berangkat sekolah seperti biasa. Mengendarai motor hitam miliknya. Karena hari ini kedua kakaknya akan berangkat ke luar negri untuk bisnis dan belajar.

Saat sampai di perempatan jalan. Tiba tiba ada lima motor yang mengikutinya dari belakang. Dan motor tersebut langsung menghadang motor El dari depan. Mereka adalah sekelompok geng motor, yang dulu pernah El kalahkan dalam balapan liar. El turun dari motornya dan memghampiri mereka semua. Mereka langsung melepaskan helmnya.

"Mau apa kalian semua?! Awas gue mau lewat." Ucap El dengan lantang karena ia malas untuk meladeni mereka semua.

"Tenag saja gadis manis. Kau tidak usah sekolah. Kau tinggal ikut dengan kami. Dan jadilah pemuas kami." Ucap Joni ketua mereka. Seketika mereka semua langsung tertawa. Mereka mulai maju mendekati El. El pun mundur.

"Sumpah ini bukan lawan yang seimbang. 9 lawan 1. Bukan hal yang mudah. Gue harus gimana ini. Kalo gue menang pun gue pasti bakal telat dan akhirnya dihukum juga. Kalo kalah pasti tambah parah keadaan gue. Pokoknya gimanapun juga gue harus menang. Setidaknya di sekolah hanya dihukum seperti biasa kok" Tekad El dalam hati. Melihat El yang berpikir seperti itu. Mereka langsung menyerang El.

"Cih beraninya keroyokan." Ucap El dalam hati. Mereka mulai menyerang El.

Bugh bugh bugh

El telah melumpuhkan 5 orang dengan tangan kosongnya. "Tinggal 4 lagi. Gue pasti bisa." Ucapnya dalam hati.

Bugh bugh bugh sreekk

El merobek roknya dikarenakan ia kesusahan untuk berkelahi. Ia langsung melakukan tendangan memutar dan 3 orang pun langsung jatuh tak sadarkan diri. Tinggal satu orang lagi.

Bugh bugh sreek. Bugh.

Crash crash

"Ahhh. Anjing" Umpat El ketika Joni menyayat pahanya dan lengan kanannya. El langsung saja memberikan tendangan di lengan Joni agar pisaunya terlepas. Pisau ditangan Joni pun terlempar jauh.

El kembali menyerang Joni. Dengan tangan kirinya. Tiba tiba "bugh" Joni memukul wajahnya dengan tangannya. Alhasil itu semakin membuat El marah. Dan dalam sekejap El langsung memukul dan menendang Joni dengan membabi buta. Joni pun tepar dengan luka memar.

"Cihh udah beraninya keroyokan. Pake senjata lagi. Sama perempuan juga. Dasar SAMPAH LO SEMUA!! MINGGIR GUE MAU LEWAT. SAMPE SEKALI LAGI LO SEMUA NGEHADANG JALAN GUE. GUE PATAHIN TULANG LO PADA. HABIS ITU GUE KASIH KE BUAYA PIARAAN KAKAK GUE!!!" ucap El dengan berapi api. Setelah itu El kembali melanjutkan perjalanannya ke Sekolah. Ia melihat jam tangannya sekarang sudah menunjukkan jam 07.30. Sial dia terlambat di hari senin yang menyebalkan ini. Tapi sudahlah ada untungnya juga ia telat. Ia tak ikut upacara jadinya.

🕸🕸🕸

Pintu gerbang sudah ditutup rapat. Dan penjaganya juga galak. El langsung meminta untuk di buka kan pintunya tetapi satpamnya tidak mau. El langsung saja pergi ke belakang sekolah untuk memanjat. Setelah tiba di belakang sekolah, ia teringat akan keadaan roknya yang sobek hingga setengah paha. Dan melihat lukanya yang ternyata lumayan dalam.

El ingat bahwa hari ini ia ada jam pelajaran olahraga. Akhirnya ia memakai celana olahraganya untuk menutupi lukanya. Lalu memanjat tembok yang tinggi. Setelah itu ia langsung pergi dengan mengendap endap ke kelasnya.

Sialnya saat di koridor El tertangkap oleh Bu Poki guru BK di sekolahnya yang terkenal galak dan sadis dalam memberi hukuman. El langsung di seret oleh Bu Poki ke ruang BK.

"Niat gak sih kamu ke sekolah?! Udah telat. Atasan kemeja bawahnya Celana. Niat gak sih kamu!!? Jangan mentang mentang kamu pintar malah bikin kamu seenaknya sendiri kayak gini. Mau jadi apa kamu?! Seragam kusut kotor. Rokmu mana?!!" Ceramah Bu Poki panjang kali lebar. El hanya menundukkan kepala. Karena ia merasa pusing akibat ceramah bu Poki dan juga ia belum makan apa apa sejak kemarin malam.

"Iya buk. Saya minta maaf. Jadi hukuman saya apa? Saya janji ini yang terakhir kali." Ujar El sambil melihat ke sekitarnya. Ia sudah malas untuk mendengarkan ceramah bu poki lagi.

"Ya sudah sekarang kamu hormat di tiang bendera sampai istirahat pertama. Dan jangan lupa ganti pakaianmu dengan baju olahraga atau kamu beli seragam baru lagi. Saya gaj suka liat kamu kusut kucel gini. Ngerti!!" Ucap Bu Poki seraya pergi meninggalkan El.

El berjalan dengan pincang menuju koperasi untuk membeli seragam baru. Setelah itu ia pergi ke toilet dan mengganti seragamnya yang kusut dengan yang baru. Tak lupa ia melihat lukanya yang ternyata lumayan dalam. Darah belum juga berhenti menetes. Ia langsung merobek pakaian yang kusut tadi dan melilitnya di pahanya. Agar darahnya berhenti keluar.

"Sial darahnya gak berhenti daritadi. Bodo amatlah yang penting gue harus jalanin hukuman gue dulu. Habis tu baru deh pikirin luka ini." Batinnya sambil berjalan ke arah tiang bendera. Saat ini matahari lumayan bersahabat dengannya. Ia mendung dan juga berangin makanya El tak merasakan panas.

Setelah dua jam lamanya berjemur di tiang bendera. El langsung berjalan ke kelasnya. Ia masuk ke kelasnya dan kaget saat melihat ada tas di samping bangkunya. Ia merasa tidak asing dengan tas itu. Tapi memang dasar El yang cuek, ia langsung menaruh tasnya dan duduk untuk tidur lagi karena tenaganya terkuras banyak pagi ini.

###

Haiii i'm back..

Kira kira itu tasnya siapa?

Jangan lupa vote dan comment ya guys...

Share this story with your friends

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Ice QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang