💞BAB XVII [tujuh belas]💞

3K 201 464
                                    

Hai semua, gue up lagi💃💃💃💃. Hehe, ngaret banget ya gue up-nya😂😂😂😂.

Makasih yang masih setia nungguin cerita ini up💃💃.

Yaudalah skuy baca. Jangan lupa vote sama komennya seyeng😘😘😘😘.

Yang masih silent readers, ayolah muncul. Kalau muncul gue doain semoga dapet jodoh kek Genta sama Galen. *Dalem hati gue juga berdoa gitu*

Komen yang banyak jangan lupa😀😀😀😀.

“🍃Terkadang hidup selucu ini. Gue yang mencintai sepenuh hati, tapi orang lain yang ditakdirkan untuk memiliki.🍃”

Gue membuka mata gue perlahan, meneggakan tubuh gue sambil mengucek kedua mata dengan pelan. Gue mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan.

Otak gue seketika loading.

Gue ada di kamar, bukan di Jepang.

Bentar, apa gue lagi mimpi buruk? Kehilangan Genta apa Cuma mimpi?

Gue memegangi kepala gue yang berat. Gue beranjak dan berjalan gontai. Sekarang gue berdiri di depan cermin, memandang diri gue yang kacau. Mata gue bengkak kek disengat tawon. Rambut gue awut-awutan.

Gue menghela nafas. Ternyata gue gak mimpi. Ini terlalu nyata kalau disebut mimpi. Dan semua ini udah terjadi.

Sekarang gue harus gimana?

Gue harus menghadapi kenyataan hidup yang pahit lagi. Menjalani hidup gue dengan status jomblo. Menjalani hari-hari setelah kehilangan lagi.

Gue harus bisa lupain Genta mulai hari ini! Harus! Gue bakalan nyibukin diri gue, dan gue yakin gue bisa lupa-in dia.

Mungkin sih.

Gue menyisir rambut gue dan langsung gue cepol. Gue lihat jam yang ada di dinding dan ini baru jam enam pagi. Berarti, Mama masih dirumah. Mana perut gue laper karena gue gak makan sama sekali, tapi kalau gue keluar kamar, mata bengkak gue gimana?

Gue membuka laci dan langsung mengobrak-abriknya, mencari barang yang bisa nutupin mata gue yang bengkak. Gue takut Mama tau kalau gue habis nangis.

Gue lihat ada kacamata hitam yang kacanya gede banget. Gue inget ini kacamata yang di beli Rere pas study tour waktu SMA, terus gue pinjem buat foto-foto dirumah. Tapi, gue lupa ngembaliin.

Gue langsung pake tuh kacamata. Gelap anjir. Tapi, gapapa lah, daripada nanti Mama tau mata gue bengkak, terus gue diintrogasi.

Gue keluar dari kamar dan menuruni anak tangga perlahan. Gue berjalan dengan lemas kearah dapur. Sumpah, gue gak ada tenaga sama sekali. Lemah, letih dan lesu.

Gue lihat Ardan lagi sarapan, dan Mama yang lagi duduk sambil nyiapin bekal buat Ardan. Mama yang sadar akan kehadiran gue, menghentikan aktivitasnya.

“Zaza, sini sarapan dulu,”

Gue mengangguk, dan langsung duduk disamping Mama.

Mama menatap gue. “Zaza kenapa pake kacamata? Mana kacamata item lagi kayak tukang urut.”

Gue menggaruk kepala gue yang gak gatal, “anu itu, hm mata Zaza sakit mah. Itu, sakit belekan.”

Mama gue keliatan kaget. “Serius? Kok bisa sih? Sini coba Mama lihat!”

Mampus gue! Tamatlah sudah!

“Jangan Ma, belekan nular loh,” seru Ardan membuat Mama mengurungkan niatnya buat nge-lepas kacamata gue. Gue menghela nafas lega. Selamat gue selamat. Makasih adek gue tersayang.

[SS2] _ HEY BOY, LOVE ME! [AGAIN] - SANTUY UPDATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang