'Together forever'
-Hana•••••
Baru saja pelajaran bu salma dimulai, putra sudah sangat bosan berada didalam ruang kelasnya itu. Dia berniat untuk cepat-cepat keluar dari dalam kelas,dia memang sedang memperhatikan penjelasan dari bu salma tapi tidak dengan pemikirannya.
"Kamu mau kemana?". Teriak bu salma ketika putra berdiri dari tempat duduknya. Putra yang sedang menjadi pusat perhatian seisi kelas, memilih untuk tidak menjawab pertanyaan dari bu salma dan memilih untuk terus berjalan keluar.
"Terlalu di perlakukan istimewa, membuat mereka menjadi seorang yang sangat dingin". Gumam aldy dari tempat duduknya,yang ternyata putra bisa mendengar gumaman nya itu. Putra yang masih berada diambang pintu,melirik sinis kearah tempat duduk aldy,dan aldy yang awalnya melirik kearah putra,dengan cepat memalingkan tatapannya itu langsung ke arah bu salma yang juga sedang melihat kepergian salah satu murid dikelas itu.
•••
"Udah bosan aja put,emang kenapa?". Putra menghentikan langkahnya, ketika mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh hana yang sedang berbaring di kursi panjang dengan mata tertutup yang berada dekatnya itu. "Materinya itu-itu mulu,bosan". Putra yang mendekat kearah hana, langsung duduk tepat di atas kepala milik hana,sedangkan valdy yang melihat itu hanya bisa diam,karena dia tau putra sudah menyukai adelia saat dia menjadi siswa baru.
•••
Bel istirahat kedua berbunyi beberapa menit yang lalu,yang menandakan bahwa putra harus turun kebawah untuk salat,sama halnya dengan hana dan valdy yang juga harus beribadah. Mereka sengaja sekolah di sini karena memiliki dua tempat ibadah,dan 'dimana pun sekolah itu berada, mereka harus terus bersama',itulah kata-kata yang pernah hana ucapkan ketika saat akan memasuki jenjang tingkat atas.
Setelah selesai salat,putra menunggu kedua sahabatnya itu di dapan gereja sekolah yang berhadapan langsung dengan masjid sekolah. Tak menunggu lama,akhirnya yang ditunggu keluar.
"Nggak kecepetan put?". Tanya valdy ketika sedang memakai sepatu yang tadinya dilepas pada saat masuk kedalam,sama halnya dengan hana yang saat ini sudah memakai sepatunya dengan cepat dan merapikan kitab miliknya dan milik valdy.
"Lupa bawa Qur'an". Putra menjawab dengan menghadapkan tangannya yang kosong itu,yang menandakan bahwa tidak terdapat kitab miliknya disana.
Mereka berjalan masuk kedalam gedung sekolah,melewati koridor kelas X yang saat ini sangat ramai, bahkan ada yang sedang menatap mereka,dengan keusilan valdy yang sedari tadi sadar sedang diliati,valdy pun berhenti diikuti kedua sahabatnya. Valdy menatap sinis seorang siswi yang sedang menatapnya itu, karena takut dengan tatapan milik valdy,siswi itu memilih untuk menunduk dengan tangan yang meramas samping rok miliknya. "E..ka..ri..a Naz..mi". Valdy membaca nama siswi itu yang tertera di papan nama miliknya,pemilik nama yang namanya sedang dibacakan oleh valdy tersebut mengangkat kepalanya,yang langsung bertatap mata dekat dengan valdy,sedangkan hana menyilang kan tangannya di dada dan putra yang meletakkan tangannya dalam saku. Valdy yang hanya mengangkat sebelah alis miliknya itu tersenyum kecil, "ma..maaf kak". Siswi yang biasa dipanggil dengan sebutan Nazmi itu,hanya bisa kembali menunduk dan meminta maaf kepada valdy. "Lagi?". Tanya valdy usil,sembari memegang dagu milik nazmi yang ternyata sudah basah dengan keringat,ets ralat,bukan keringat yang membasahi pipi dan dagunya itu,tapi air mata. "Nangis?nggak asik,udah ayo". Hana yang merasakan bahwa nazmi sedang menangis,bergumam kecewa,sedangkan valdy memilih untuk kembali tidak memperdulikannya dan mereka kembali berjalan dikoridor yang ternyata sudah sangat ramai akibat keusilan yang dibuat valdy.
"Aku suka sama kak putra!". Teriak nazmi yang seketika mereka dengan bersamaan membalikkan badan,hana dan valdy terlihat sangat menikmati suasana saat ini,mereka tersenyum kecil. "Samperin gih". Hana mendorong putra kearah nazmi berada yang berjarak hanya tiga langkah dari mereka itu,putra menatap hana dengan tatapan kesal karena kelakuan sahabatnya itu. Putra mendekat dan mencoba menatap dalam mata nazmi. "Makasih". Putra tersenyum saat menjawabnya,dan dengan jawaban tersebut sudah sangat jelas, bagaimana ekspresi kedua sahabatnya itu sekarang,sedangkan nazmi memasang raut wajah sedikit bahagia mendengar jawaban dari putra,karena setidaknya putra tidak mempermalukan nazmi didepan banyak murid yang sedang menatap kearah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Time✓
Teen FictionSemuanya tentang waktu,jika saja kamu tau lebih awal,semua tidak akan seperti ini.