AAT✓ 5

50 4 0
                                    

"Because friendship is the most important"

•••••

Hana tiba dirumah pukul 17.20 dan dia mendapati ghisel dan marchel tengah duduk berbincang di ruang tamu. Melihat kedatangan hana, ghisel memintanya untuk duduk bersama dengannya dan marchel. "Lagi?". Pertanyaan singkat itu dimengerti oleh hana dan marchel,dengan cepat hana menjawab, "nggak,nganterin adik kelas tadi". Hana duduk disamping ghisel yang sedari tadi memandanginya,ghisel yang mendengar jawaban dari hana hanya bisa tersenyum kecil,karena ia tau bahwa anaknya tidak pernah mau melakukan hal itu,kecuali dipaksa oleh kedua sahabatnya.

"Ada apa?tumben disini". Hana heran dengan kondisi saat ini,karena setelah sekian lama,baru kali ini mereka berkumpul bersama lagi,dengan kesibukan-kesibukan pribadi. "Nanti mau lanjut dimana?China mau?". Hana terkejut ketika marchel mengucapkan negara itu,hana memang ingin sekali melanjutkan pendidikannya disana,tapi dia juga tidak ingin berpisah jauh dengan kedua sahabatnya. "Bareng putra sama valdy". Jawaban hana membuat marchel terlihat kecewa. "Bisa nggak, kali ini aja dengerin papa?!". Marchel menegaskan perkataannya itu, membuat hana juga semakin marah. "Hana cuman punya mereka didekat hana,dan hana nggak mau nyari lagi". Hana yang tampak sudah sangat marah itu,memilih untuk pergi meninggalkan ghisel dan marchel disana menuju ke kamarnya.

"Kayaknya bakal berhasil deh,ma". Marchel tersenyum melihat kepergian hana,karena dia sudah merencanakan sesuatu dengan kedua sahabat hana.

•••

"Halo,putra". Putra yang sadar bahwa seseorang yang menelfonnya adalah marchel,dengan cepat menjawab panggilannya itu. "Eh iya om,ada apa?".

•••

"Kak Aldo?". Adelia berteriak ketika melihat saudara kembar aldy yang saat ini sedang duduk bersama dengannya. Adelia berlari menuju tempat aldo berada dan langsung memeluk sang kakak itu. "Kapan sampe nya?kok nggak ngabarin sih". Adelia yang berada di pelukan aldo itu merasa sangat bahagia saat kedatangannya. "Tadi itu yang nelfon kak aldo bukan kak aldy". Adelia hanya tersenyum tipis dengan jawaban aldo yang kemudian melepaskan pelukannya itu,dan menghadapkan tubuhnya kearah kakak tertuanya duduk. "Tadi aku dianterin sama kak rey,jadi aku nggak bisa lama-lama ngomongnya,takut". Jawaban dari adelia tidak terlalu diambil pusing oleh aldy,karena setidaknya adelia pulang. "Tadi kakak lagi jemput aldo dulu,jadi kelamaan". Aldy mengatakan apa yang seharusnya dari tadi ia katakan. "Kemana?". Aldo bertanya ketika aldy tiba-tiba pergi meninggalkan kedua adiknya itu. "Tidur,capek. Lo juga istirahat gih,besok masuk sekolah,gw yang urusin". Aldy kembali berjalan menuju ke kamarnya yang tidak jauh dari ruang tamu. "Nggak capek!". Aldo menjawab perkataan sang kakak dengan cepat,dan aldy juga tak mau kalah. "Titik,nggak pake bantah". Perkataan aldy saat ini sudah tidak bisa lagi dibantah,karena saat ini aldy lah orang tua dari aldo dan adelia setelah lama tinggal jauh dengan kedua orang tuanya.

•••

Hana yang terlihat sangat kesal, memilih untuk memutar lagu rohani dari kamarnya dengan volume yang keras,ghisel dan marchel yang melihat kelakuan anaknya itu hanya bisa menggelengkan kepala,karena mereka tau beberapa saat lagi hana akan tertidur. Hana tidak bisa mendengar lagu rohani apapun,jika dia sudah mendengarnya,tidak akan sampai semenit dia akan tertidur pulas. Tak menunggu lama,akhirnya ghisel menuju ke kamar hana untuk mengecilkan volume dari asal suara terdengar.

•••

"Sarapan?". Hana yang turun dari kamarnya langsung menuju pergi melewati kedua orang tuanya itu tanpa pamit dan memilih untuk tidak menjawab pertanyaan ghisel. Marchel merasa menang kali ini,karena sebelumnya dia tidak pernah berhasil membuat hana marah seperti ini.

Pagi ini hana berangkat lebih awal dari biasanya,ini pertama kalinya untuk hana pergi kesekolah sepagi ini. Maksudnya,sekarang itu udah pukul 06.30 dan biasanya pada waktu seperti itu,hana baru saja terbangun dari kematian sesaatnya. Setibanya di parkiran sekolah,dia melihat dua mobil sport hitam yang sama persis dengan miliknya sudah terparkir disana,putra dan valdy memang suka datang lebih awal,beda halnya dengan hana. Hana yang berfikir sejenak untuk masuk kedalam gedung itu,memilih untuk berjalan ke gereja yang tempatnya tak jauh dari parkiran sekolah.

•••

Waktu menunjukkan pukul 06.35,bagi murid biasa itu sudah sangat terlambat beda dengan perkiraan waktu hana. Tapi pada saat ini, aldy, aldo dan adelia masih terjebak dalam sebuah kemacetan. Jarak antara sekolah dan tempat mereka berada saat ini memanglah dekat,tapi salah satu diantara mereka tidak ada yang mau mengalah. "Kak,aku sama kak aldo turun disini aja,udah mau pukul 07.00 nih". Adelia merengek kepada aldy, tapi aldy pun tak mau ditinggalkan, sebagai adik yang baik mereka harus merasakan susah bersama bukan malah memilih kesenangan di atas kesusahan kakaknya. "Diem,bentar lagi sampe kok". Perkataan aldy memang benar,mereka akhirnya keluar dari kemacetan itu dan sekarang sudah berada di depan gerbang besar sekolah. Aldy yang memarkirkan mobilnya tetap disamping mobil milik hana, membuatnya teringat kembali akan sosok perempuan dingin itu.

"Mau gw antar apa sendiri aja?". Aldy menawarkan dirinya untuk membantu saudara kembarnya, sedangkan adelia sudah masuk kedalam sebuah gedung besar itu. "Nggak ah,tunjukkin arahnya aja". Aldy kemudian menunjuk ruang kesiswaan yang berada dekat dengan posisi adelia berdiri,dan aldo yang mengerti itu meminta untuk aldy pergi lebih dulu. Dari kejauhan, terdapat seseorang yang sedang menatap heran kedua kembar itu,aldo yang menyadarinya memalingkan pandangan kearah gereja. Ekspresi hana bingung ketika melihat aldo melirik kepadanya,serasa ada yang ganjal dari tatapan itu dan hana memilih untuk tidak memperdulikannya lagi. Hana berjalan menuju kedalam gedung dan diikuti aldo dibelakangnya.

•••

"Dy?ada yang pengen gw tanya sama lo,serius!". Jarang putra berbicara serius dengan valdy,biasanya juga masalah tentang sesama lelaki. Valdy yang tadinya menatap kearah lapangan basket,berharap hana cepat datang kesini langsung membalikkan tubuhnya saat putra memulai percakapan. "Lo suka kan sama rey?gw bisa tebak kok dari cara lo liatin dia". Valdy hanya terdiam mendengar ucapan demi ucapan yang dilontarkan oleh sahabatnya itu. "Kapan?". Putra melanjutkan perkataanya. "Smp mungkin,gw juga nggak tau". Jawaban dari valdy membuat putra merasa geram, bagaimana bisa dia suka kepada sahabatnya sendiri?.

"Besok rey ultah,dan bokap nya semalam nelfon gw,minta kita bikin rey marah semarah mungkin hari ini, terus entar malam lo yang beliin kue buat rey dan gw bakal nunggu lo di rumahnya". Valdy memilih diam mendengarkan setiap kata yang diucapkan putra,karena dia juga tidak sadar akan ultah hana besok.

•••

5 menit lagi bel jam pertama dimulai tapi hana masih saja belum sampai diatap,ini bukan kebiasaanya. "Rey nggak ngabarin lo?". Putra merasa gelisah,karena sebelumnya mereka membahas masalah yang berkaitan dengan hana,takutnya sahabatnya itu mendengar apa yang mereka katakan dan rencanakan saat ini. "Nggak,gw juga dari tadi belum liat dia lewat". Valdy yang masih tengah memperhatikan lapangan basket itu, juga heran kenapa hana sampai sekarang belum juga tiba. Dan mereka memilih untuk turun dan mengecek hana dikelas,ketika mereka turun hana terlihat baru saja menaiki tangga lantai tiga bersama dengan bu warni dan aldy,tidak.lebih tepatnya seseorang yang mirip dengannya,aldo.

Putra yang sebenarnya penasaran kenapa dia bisa berada disitu hanya bisa mengangkat sebelah kiri alisnya ketika hana sudah bisa melihatnya, tapi hana yang tak tau ingin berkata apa,hanya bisa menghembuskan panjang nafasnya serasa hari ini dia sangat lelah. Hana terlihat mendahului bu warni dan aldo karena terlalu lambat berjalan,dan dia memilih untuk masuk kedalam kelas dan duduk ditempat duduk miliknya. Sedangkan putra dan valdy yang heran dengan keadaan sekarang, memilih untuk segera menyusul sahabatnya itu,ketika sampai dikelas putra ingin sekali bertanya 'ada apa' kepada hana,tapi melihat kondisi sekarang yang bu warni sudah berada didalam sana membuat putra hanya bisa membalikkan badannya dan mengacak rambut sahabatnya itu. Ketika putra akan berbalik badan, dia melihat sosok aldy yang berada di seberang sana,dan kembali menatap murid yang berjalan dengan bu warni secara bergantian.

"Gw aldo prasetyo,adik kembar aldy". Aldo memperkenalkan nama ketika bu warni memintanya,dan pada saat memperkenalkan nama,aldo hanya fokus kepada seseorang yang merebahkan kepalanya di atas meja sana,hana. Saat ini kursi yang sedang kosong hanya kursi yang berada disamping gadis itu. "Aldo kamu duduk disamping hana". Hana yang sedang memejamkan mata itu tersontak kaget ketika bu warni mengatakan itu,bukan hanya hana, tapi kedua sahabatnya itu juga ikut kaget dan menatap marah manik mata milik bu warni. Aldo yang berjalan menuju tempat duduk hana, berhenti ketika tiba-tiba valdy berdiri dan langsung duduk disana. Bu warni yang sempat melihat kejadian itu,mulai marah pada pagi ini tapi hanya di acuhkan oleh valdy. Dan aldo terpaksa harus duduk bersama dengan putra. Awalnya hana berharap putra yang akan berdiri untuknya,tapi itu tidak sesuai dengan prediksinya,hana terlalu canggung untuk duduk bersama dengan valdy, walaupun dia tidak tau apa yang sebenarnya sedang terjadi.

Tbc...

*RCB*

All About Time✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang