***
Jiyong baru saja duduk di studio rekamannya dengan Haesol dan Sonho. Ia menyalakan komputernya, sedangkan Haesol menghubungi beberapa orang yang harus bekerja lainnya. Sonho hanya duduk di kursinya, ia sibuk dengan handphonenya sampai sebuah notifikasi mengejutkannya– hampir secara bersamaan, Choi Seunghyun dan Dong Yongbae bertanya padanya mengenai Lisa.
"Siapa itu Lalisa Jung? Apa Jiyong sedang mempublikasikan hubungannya?" isi pesan Seunghyun dan Yongbae, hampir sama persis.
"Ya! Kwon Jiyong! Cepat hapus komentarmu!" seru Sonho, yang tentu tahu kalau Jiyong belum berkencan dengan Lisa, ia sangat tahu kalau Jiyong salah memilih akun sebelumnya.
Namun amat disayangkan, jejak digital tidak akan pernah hilang. Hanya dalam waktu dua puluh menit– selama perjalanan tadi– komentar Jiyong itu sudah jadi artikel di beberapa laman berita online. Kini Jiyong sudah menghapus komentarnya, namun berita sudah diterbitkan dimana-mana, Lisa sudah dibicarakan orang-orang dan tidak sedikit orang yang sekarang menyerang akun Lisa dengan komentar-komentar mereka. Memang tidak semuanya komentar kejam yang penuh hinaan, sebagian dari mereka juga memuji kecantikan Lisa, namun komentar puji-pujian itu tetap kalah dengan komentar hinaannya.
Kini Jiyong merasa bersalah. Ia khawatir Lisa akan terluka karena kecerobohannya. Ia juga khawatir Lisa akan marah karena komentar jahat beberapa fansnya. Dengan rasa bersalah itu, Jiyong menghubungi Lisa. Ia menelepon Lisa namun tidak seorang pun menjawab panggilannya. Ia berkali-kali mengirimi Lisa pesan namun tidak satupun pesannya terkirim.
Di tempat lain, kira-kira dua puluh menit yang lalu, Lisa masih berdiri di tepi jalan menunggu taksi yang ia telepon. Jiyong sudah pergi dan menghilang di persimpangan saat itu. Dengan santai tanpa banyak kewaspadaan, Lisa mengunggah fotonya di restoran. Gadis itu melihat beberapa komentar seusai menggunggah fotonya dan sempat terkejut karena komentar yang Jiyong tulis disana. Namun belum sempat ia mengekspresikan rasa terkejut itu, sebuah mobil merah sudah lebih dulu menghantam tubuhnya. Lisa terlempar beberapa meter dari tempat asalnya berdiri, namun mobil yang menabraknya itu justru melarikan diri dari tempat kejadian. Beberapa orang yang melihatnya, bergegas berlari menghampiri Lisa, sedang si korban masih berbaring di atas aspal dengan.
Saat itu Lisa berbaring, ia dapat merasakan tubuhnya basah karena sebuah cairan kental yang terasa lengket. Dengan mata setengah terpejam, ia dapat merasakan helai-helai rambutnya melekat pada kulit sekaligus aspal tempatnya berbaring. Lisa ingin berteriak, tubuhnya terasa sangat sakit, tapi jangankan berteriak dengan sangat keras, sekedar menggerakkan jarinya pun sulit. Perlahan, pandangannya buram. Sekelebat ingatan memenuhi kepalanya.
Kelebatan itu, di mulai dari surat yang ia tulis beberapa bulan lalu. Dalam keadaan membeku karena terlalu sakit, setiap kata dalam suratnya terdengar lebih keras daripada seruan khawatir orang-orang yang berkerumun. Suara sirine ambulans terdengar, namun suara itu kalah keras oleh suara Jiyong dalam panggilan pertama mereka. Dalam keadaan membeku itu, semua hal yang Lisa rindukan muncul dalam kepalanya– Kwon Jiyong yang beberapa menit lalu makan bersamanya.
"Aku mengenalnya karenanya karena aku ingin mati, tapi aku benar-benar bertemu dengannya, akankah aku benar-benar mati? Aku tidak ingin mati sekarang," pinta Lisa dalam kepalanya, dalam hatinya.
Wajah Jiyong berulang kali muncul di kepalanya, namun lama kelamaan matanya terasa begitu berat. Lisa merasa sangat lelah, sangat sedih, sangat putus asa dan sangat sakit ketika perlahan-lahan matanya mulai tertutup rapat. Disaat matanya mulai tertutup, rasa takut yang menyerang Lisa membuat gadis itu ingin menggenggam tangan seseorang. Seseorang yang dapat membuatnya merasa tidak sendirian. Jika ia menggenggam tangan seseorang, mungkin rasa takutnya dapat pergi. Lisa ingin sekali menggenggam tangan Jiyong dalam sisa-sisa kesadarannya.
***
Tamat
KAMU SEDANG MEMBACA
Suicide Letter
FanficKalau kalian menemukan surat ini sebelum 27 Maret, tolong telepon aku. Tolong selamatkan aku. Lalisa Jung, +82 2 xxx xxxx