❝Aku tenang berdialog dengan senja dia menenangkan dan juga merindukan❞ -When Sky Fall
'Happy Reading'
Pagi ini Kevin menjemputku seperti biasa didepan rumah dengan senyum sumringah. Hatiku mendadak gerah. Ngomong ngomong kami berpacaran karena mengikuti ekskul yang sama saat itu kami sekedar teman biasa sampai akhirnya kami dekat dan memutuskan untuk menjalin kasih. Kevin juga tidak sekelas denganku dia kelas IPS 1 sementara aku IPS 7.
Hari ini hari sabtu seragam coklat dan dipadukan dengan hoodie couple yang pernah kami beli waktu kencan pertamakali. Benar benar seperti kisah romantis fiksi. Kami menggunakannya tanpa sengaja hari ini. Bahkan murid murid lain kurasa iri dengan kami. Haha..
"Jo!" seseorang memanggilku, aku menoleh kesumber suara. Itu suara laki laki.
Oh?
Aku terkejut.
"Ian??" demi tuhan seorang Ian memanggilku? Lebih tepatnya memanggil dengan namaku? Aku tidak pernah menyangka sebelumnya.
"Kamu Jojo kan?"
"I_iya aada.. Apa?"
"Kata kevin kamu kelas IPS 7, aku mau titip buku ini untuk Mila" dia menyodorkan sebuah buku paket ekonomi padaku. Itu milik Mila dan aku teringat kejadian tadi malam. Apakah dugaanku benar? Jika mereka benar benar berpasangan? Aku meneguk saliva ku sendiri memikirkan asumsi dan lagi lagi dominasi pria ini sangat tinggi. Dia terlihat sangat.. Sangat..
Aku mengambil buku yang dia sodorkan. Oh lengan laki laki ini sangat putih dan tentunya mulus. Shit apa yang aku pikirkan.
"Makasih" ucapnya. Kubalas dengan anggukan dan sedikit senyum canggung. Entahlah aku merasa tidak nyaman dengan lelaki ini. Mungkin karena dia sangat berkelas atau mungkin karena perasaan lain.
Sesampainya dikelas aku langsung memberi buku ekonomi yang dititipkan Ian padaku. Gadis itu terlihat sangat anggun. Hanya dengan mengkucir rambutnya dan beberapa rambut poni depannya yang jatuh sudah memberi kesan bak idol. Mila memang sangat cantik perlu kuakui itu. Dia juga bukan tipikal anak hits ber geng dia hanya gadis lugu yang tidak suka bergaul dengan orang yang tidak benar. Kurasa hal ini yang membuat Ian mengencaninya.
"Ini tadi Ian nitipin buku kamu" sergahku menaruh buku dihadapan gadis bersurai hitam ini. Dia menatapku dan jika kuperhatikan ada senyum simpul disudut bibirnya. Sudah kuduga.
"Makasih"
Aku tersenyum kemudian beralih duduk dibangku ku. Dan beberapa kakak kelas berdatangan kekelas ini. Sudah kuduga hal seperti ini memang masih saja terjadi seperti kisah didrama televisi. Jika kamu cantik maka semua orang akan memperlakukanmu dengan baik. Aku benci kalimat seperti ini.
Tapi ini realita, para lelaki itu memberi hadiah untuk Mila aku muak melihatnya karena sejak kelas 10 aku melihat pemandangan seperti ini untuk yang kesekian kali. Aku tidak iri sungguh, aku hanya bosan dengan tingkah mereka yang seperti kekenakan. Ah aku ingat kalimat terkenal 'Hanya karena memiliki fisik yang berbeda, kita bisa diperlakukan dengan tidak sama' kalimat itu benar benar seperti kutukan. Terdengar mengerikan bagi yang kurang dan terdengar seperti keberuntungan bagi yang lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Sky Fall
Teen Fiction❝Butuh beberapa lama untuk mengerti kamu, pada isi didalam ruang, pada spasi didalam jarak, dan pada rindu yang berserak❞