Part 16 : Scar

3.7K 549 145
                                    

Tuk

Tuk

Tuk

Daniel tersenyum sumringah sejak langkah kaki pertama di gedung ini. Ia bersiul kecil. Menarik atensi barisan pekerja yang sudah duduk rapi di tempatnya.

Daniel tampak asing bagi mereka. Terlihat dari raut wajah mereka yang memandang aneh. Mengisyaratkan 'siapa orang ini?' saat melihat penampilan formal Daniel.

Pemuda tampan yang cenderung manis itu tampak acuh dengan pandangan aneh sekitar. Ia memasuki sebuah ruangan. "CEO", ya, dia menjabat sebagai seorang CEO di perusahaan bidang keuangan.

Daniel menduduki salah satu kursi kebanggaannya. Ia tersenyum angkuh. Seorang pria berbadan tegap dengan setelan formal mengetuk pintu.

"Silakan masuk,"

Daniel berujar tegas. Ia memperlihatkan image tegas yang mungkin menurut sebagian orang itu terlihat seksi.

Pria itu membungkuk sembilan puluh derajat di hadapannya.

"Ini semua laporan tentang keuangan perusahaan ini sejak berdiri. Pada saat ayah Anda yang memimpin, grafik saham terus meningkat dari tahun ke tahun. Maka dari itu, nama ayah Anda semakin dikenal sampai ke seluruh dunia."

Daniel mengangguk pelan.

"Lalu?"

Pria itu membungkukkan badannya kembali.

"Saya harap, Anda bisa membangun perusahaan ini dengan lebih baik lagi,"

Daniel berdeham.

"Tenang saja, kau tahu kabar kesuksesan perusahaan cabang New York, bukan?"

Pria itu mengangguk sopan.

"I'm the leader. Jadi, percayakan semua padaku. Aku akan bekerja lebih baik dari ayahku. Bahkan, aku bisa saja membuka cabang sampai ke mars. Merkurius? Venus? Jupiter? Oh ayolah, aku percaya diri bisa membangun semuanya di sana,"

Daniel tersenyum bangga. Mungkin itu terdengar sangat konyol. Ah, biarkanlah dia dengan sejuta mimpinya. Siapa tahu mimpi itu akan terwujud, bukan? Tidak ada yang tahu perihal masa depan.

Pria itu tertawa kecil. Entah itu sebagai penghargaan karena sang bos memberikan lelucon, atau tidak. Entahlah.

"Oh iya," Daniel mengubah ekspresinya menjadi sangat dingin.

"Atur jadwal pertemuanku dengan CEO perusahaan itu, aku akan memberikan kabar gembira untuknya."

"Baik, Tuan,"

Daniel tersenyum lebar. Senyum kekanakan yang sengaja dipasang di balik wajah dinginnya.

Nightmare


Hongjoong terlihat menatap seluruh anak buahnya dengan tatapan dingin. Ia sedang berada dalam mood yang buruk. Ada permasalahan di rumahnya. Semenjak kejadian malam itu, Seonghwa menjadi sering menangis. Ia terus meminta Hongjoong untuk menceraikannya. Hongjoong pusing, ia sangat keberatan dengan permintaan aneh istrinya. Namun, ia tidak berani membentak. Ia masih berpikir jika saat ini keadaan mental Seonghwa sangat tidak baik.

Seonghwa terus menyebut nama Daniel di setiap racauannya. Ia menangisi pemuda itu. Sesekali ia duduk dengan pandangan kosong. Ia butuh perhatian lebih, namun, Hongjoong terus saja mengabaikannya. Keadaan perusahaan yang membuat Hongjoong seperti ini.

Hongjoong mendengus saat melihat wajah tidak bersalah bawahannya. Rasanya ia ingin melempar semua yang ada di hadapannya untuk melampiaskan emosinya.

Nightmare | seongjoong / joonghwa [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang