Gemuruh lautan manusia memadati singgasana sang ilmuwan. Lim Shinhyeong. Pria berumur empat puluh tahunan—nyaris lima puluh tahun—itu tengah tersenyum di depan para majelis.
Seluruh sorot blitz kamera. Dinyalakan di hadapan sang ilmuwan yang sedang tersenyum angkuh.
Setelah menunggu beberapa saat. Akhirnya sang MC membuka suara.
"Profesor Lim Shinhyeong dari Pohang University. Senang bertemu Anda di acara yang sakral ini,"
Shinhyeong mengangguk. Senyum angkuh masih tersemat di bibirnya. Matanya menelisik ke seluruh penjuru ruangan. Tampak barisan pemuja yang sudah menahan haru di sana.
Bagaimana tidak, hari ini, Shinhyeong resmi menjadi kepala bagian Division of Integrative Biosciences and Biotechnology Stanford University setelah sebelumnya berhasil menjabat dengan pangkat yang sama di Pohang.
Dan hari ini, Shinhyeong akan memperkenalkan keluarga besarnya.
Seremoni perayaan keberhasilan Shinhyeong telah dilaksanakan. Hingga tibalah saatnya ia memperkenalkan keluarganya. Poin terpenting dari acara ini.
Shinhyeong melunturkan senyumannya. Ia menatap serius ke arah barisan para pemuja. Blitz kamera kembali berkedip berulang-ulang.
"Baiklah, Profesor. Silakan," Sang MC bergeser memberi ruang terhadap Shinhyeong. Shinhyeong menelisik ke seluruh arah.
"Baiklah, untuk mempersingkat waktu, saya akan langsung memperkenalkan keluarga saya."
Jeda sementara. Shinhyeong menyeringai kala melihat keluarganya masuk melalui pintu utama. Itu anak-anaknya dan istrinya. Memasuki ruangan dengan langkah elegan.
Namun, ada satu orang yang terlihat tidak senang di sana. Itu Daniel. Daniel remaja rasanya ingin membakar gedung ini saat juga. Munafik! Semua yang ada di hadapannya munafik!
"Mulai dari yang pertama. Istriku. Caroline Lim,"
Seluruh pasang mata dan blitz kamera menembak dengan cepat pada Caroline. Wanita California anggun itu tampak cantik dengan kemilau red dress yang membalut tubuh jenjangnya. Wanita itu masih tampak sangat muda. Padahal usianya sudah hampir lima puluh tahun.
"Yang kedua, putra sulungku. Lim Jaebum,"
Seluruh pasang mata dan blitz kamera berpindah ke arah Jaebum dengan cepat. Mereka tak henti-hentinya mendecak kagum ke arah Jaebum. Tuksedo silver yang sangat pas di tubuhnya. Dengan kemilau berlian yang harganya bukan main-main. Ketara sekali ini bukanlah tuksedo rancangan desainer abal-abal. Perfect! Rambut panjangnya dikesampirkan ke belakang. Tampan sekali.
"Jaebum adalah penerusku. Ide cemerlang dan kecerdasan di atas rata-ratanya membuat aku begitu membanggakannya. Dia adalah penerus yang nyata," Seluruh hadirin bertepuk tangan riuh. Jaebum menundukkan tubuhnya.
"Sekarang, putraku yang paling membanggakan sedang mengambil program magisternya di Oxford University program studi Biological Science pada usia yang masih terbilang muda. Dua puluh satu tahun. Aku yakin dia akan sangat membanggakan ayahnya," Jaebum hanya tersenyum tipis menanggapinya. Entah apa yang dipikirkan lelaki berambut panjang itu.
"Oh ya, terlalu sibuk mengagumi kecerdasan putra sulungku, aku jadi lupa dengan putra bungsuku," Shinhyeong mengunci pandangannya pada Daniel yang memberikan tatapan sinis.
"Ini dia, putra bungsuku yang seharusnya membanggakan. Daniel Lim, nama Koreanya Lim Changkyun,"
Nightmare
Daniel membanting seluruh barang yang ada di hadapannya. Mulai dari vas bunga, figura kaca, hingga perabotan kecil seperti miniatur tokoh tertentu.
Semuanya berserakan. Napas Daniel tersengal-sengal. Ia terduduk di kamarnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare | seongjoong / joonghwa [✓]
Fanfic[REPUBLISHED] Mimpi buruk. Bertemu dengannya benar-benar sebuah mimpi buruk. Iblis berlagak malaikat itu berhasil menipu semua orang hanya dengan tatapan matanya. Suaranya dan juga senyuman manisnya. Dosa apa aku sehingga harus berhadapan dengan man...