7 | RagaAgatha✨ : Nasi Goreng

70 25 0
                                    

Senang rasanya bila di dekatmu.

Agatha♪

🌜🌕🌛

'Registration is open for students who want to join the English club...'

'Pengumuman bagi peserta OSN untuk memberikan formulir pendaftaran paling lambat tanggal 24 Januari...'

'Pekan Raya di alun-alun minggu ini di meriahkan band sekolah SMA Bagaskara, SHAGA! Jangan lewatkan malam meriahnya!'

'TELAH HILANG : Kunci motor merek Vario 125 dengan gantungan kunci berbentuk gajah. Bagi yang menemukannya harap memberikannya ke Jihan kelas XI IPS 2.'

'Poem of the week : My Dream by Karina Arkiran.'

Agatha kini membaca sebagian tulisan yang menempel di mading umum yang di kenal juga sebagai 'Neue Nachrichten' yang dalam bahasa Jerman artinya 'Berita Baru'. Papan panjang yang bertengger di sepanjang koridor menuju kantin itu mengalihkan perhatiannya.

"Tha lo ngapain sih? Nanti kita gak kebagian meja," cerewet Rose ketika menyadari Agatha selama ini hanya berdiri membaca mading yang isinya hanya hal-hal yang tidak menarik sama sekali.

Pintu kaca tinggal beberapa langkah lagi, dan Agatha tidak beranjak dari tempatnya. Rose mendesah bosan menunggu cewek itu beranjak dari tempatnya dan segera menarik paksa Agatha. "Tha lu budek apa emang minta di seret ama gue hah!"

"Eee buset iya-iya Roseee ampun, kotak bekal gue jatuh nih ntar kalo lo tarik-tarik tangan gue begini!" pekik Agatha sambil memegang genggaman Rose di tangannya. Rose akhirnya melepaskan genggamannya, namun tekukan di  wajahnya tidak kunjung pudar. "Lo sihhh Tha lama banget, cacing di perut gue juga harus di urusi nih."

Melihat Rose menepuk-nepuk perutnya, Agatha tertawa kecil. Nampaknya perut cewek di sampingnya ini perlu ditangani dengan cepat. "Ya udah, gue cari meja, lo pesen aja," ucapan Agatha di balas anggukan antusias Rose dan mereka berdua lalu berpisah. Rose ke arah utara ingin memesan ayam geprek ke konter ayam geprek itu sambil berdesakan dengan murid lainnya

Agatha berjalan ke arah selatan, dan diarea sana sudah terisi penuh. Ia kembali berjalan ke arah timur disana tinggal beberapa meja yang kosong, namun juga di sekitar bangku itu ramai segerombolan cowok-cowok yang membuat Agatha risih sendiri, dan lihat! Sekarang mereka menatap Agatha seperti santapan mereka, Agatha bergidik ngeri, namun Agatha tidak menyerah, ia lalu berjalan ke arah barat dan meja di sana juga sudah sangat penuh, bahkan di beberapa meja ada yang sampai diisi hingga dua belas orang, padahal maksimalnya hanya bisa menampung delapan orang.

Agatha menyapu pandangan. Agatha celingukan mencari wajah familier yang diharapkan bisa menampung dirinya dengan Rose nantinya. Segerombol cewek sekelasnya duduk bersama di dekat dinding kaca, dan bangku yang di tempati mereka sudah penuh. Astaga Agatha sungguh bingung, kasihan Rose jika mereka nantinya sampai tidak mendapatkan bangku, terselip rasa menyesal karena ia tidak mengikuti ucapan Rose untuk segera memasuki kantin lebih cepat.

"Agatha, gabung sini aja!" teriakan yang Agatha dengar di balik bisingnya suasana kantin. Agatha mencari asal suara dan sedikit ingin tahu, siapa seseorang yang memanggilnya tadi.

"Agatha!" mata Agatha terhenti ketika melihat cowok itu melambai-lambai ke arahnya dan tersenyum. "Sini!" katanya lagi sambil menggerakan tangannya isyarat memanggil cewek itu.

Agatha tidak tahu, mantra apa yang di berikan Raga kepadanya, namun kakinya tertuju kepadanya sekarang. Agatha sadar penuh akan hal itu, tapi apa yang ia lakukan ini sudah jauh di luar pikirannya. Dia harus berhadapan dengan Raga lagi, salah satu cowok yang bisa membuat semua orang menoleh kepadanya, salah satu cowok yang terkenal di sekolahan mereka.

RAGATHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang