Ini cerita simpel, cerita tentang kehidupan Agatha yang berubah seratus depalan puluh derajat setelah ditinggalkan oleh kekasihnya yang tiba-tiba meninggalkannya tanpa alasan yang jelas
Ini cerita tentang lembaran baru Agatha dengan Raga yang datang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•Erle Gravino Aldi-Erle•
-RapMonster BTS-
🌜🌕🌛
Koridor IPS selalu berisik dan ramai, terlebih koridor kawasan XII IPS yang selalu di isi oleh kerumunan cewek-cewek yang tengah bergosip ria atau pun cowok-cowok yang hobi nongkrong dengan jumlah yang banyak, yang bisa membuat orang-orang—terlebih cewek, berfikir dua kali untuk sekedar lewat agar bisa menuju ke kelas masing-masing.
Agatha hari ada PR Ekonomi yang harus di kumpulkan sebelum bel masuk berbunyi, sehingga kali ini ia berangkat cukup pagi dan tentunya berangkat menggunakan sepeda ontelnya.
Sepenangkapan pendengaran Agatha ketika melewati koridor, gosip hangat minggu-minggu ini adalah kedekatan Bara dengan Anala yang membuat heboh satu sekolah. Tidak heran jika kini Anala memiliki 'pelindung' baru dari bully, yaitu Bara yang akhir-akhir ini selalu saja berada di sisi Anala.
Orang-orang berasumsi dan berspekulasi macam-macam mengenai kedekatan Bara dan Anala. Ada yang bilang Anala menggunakan pelet dukun, ada yang bilang Bara hanya kasihan kepada Anala, Anala yang sebagai bahan taruhan Bara, dan bahkan ada yang bilang jika Anala itu sebenernya fake nerd yang menyamar dan ingin menggoda Bara yang emang memiliki paras yang UwU.
Mantan ketos songong itu selalu mencuri perhatian semua orang.
Namun di antara bising-bising obrolan cewek-cewek yang bergosip di sepanjang koridor ini, Agatha samar-samar mendengar ada salah satu cewek yang nampak sedikit heboh ketika bercerita mengenai salah satu anggota 'Lima Pilar', dan itu bukan gosip mengenai Bara, tetapi Raga.
Dan dalam pembicaraan itu, namanya disebut-sebut. Agatha menghentikan langkahnya ketika tidak sengaja mendengar obrolan mengasyikkan itu. Suara-suara menjengkelkan itu seakan menajam masuk ke kupingnya.
"Lo ngerasa gak sih Raga tuh deket sama Agatha?"
"Eh iya loh, gue liat kemarin pas di kantin itu Agatha gabung sama anak Pilar, mana duduk di samping Raga lagi."
"Gue juga liat pas itu Raga kayak nyamperin Agatha di kelas, gak tau dah ngomongin apa. Yang jelas Agatha ngasih sesuatu gitu lho!"
"Anjir diem-diem gatel juga ya tu cewek, miskin juga belagu mau deket-deket sama cucu pemilik sekolah."
"Masuk ke sekolah ini juga pake beasiswa, kagak habis pikir gue kok cewek ntu seleranya tinggi bet dah."
"Awas doi lu di rebut tuh! Haha!"
"Buset emang minta di gebukin tuh anak miskin belagu!"
"Eh woy ada anaknya tuh! Diem tolol jangan nyaring-nyaring!"
"Gak papa kali njir, ngomong aja nyaring-nyaring biar dia tau diri!"
Ketika gerombolan kecil cewek itu menyadari kehadiran Agatha, mereka diam seketika. Sebenernya bukan diam sih, hanya saja mereka merubah volume suara mereka menjadi kecil.
