PART>8

19 4 0
                                    

"Masuk" Ucap haziq singkat. Padat. Jelas.

Reva hanya diam, tanpa sepatah kata ia segera masuk kedalam mobil ferari milik haziq

Sekitar setengah jam perjalanan,mereka ahkirnya sampai disebuah butik terkenal dijakarta. Reva segera turun dari mobil itu dan haziq masih setia mengekorinya dibelakang

Mereka disambut antusias oleh ratih dan herma, ternyata mereka sudah berkumpul disini untuk mecarikan gaun serta tuxedo untuk kita berdua. Eh kita? Emang kita kan? Santai santai.

"Ahkirnya calon pengantin datang juga" Sapa laras dari sebrang, yang tak lain pemilik butik ini dan tantenya haziq

" Iya tante " Jawab mereka berdua, reva juga mulai menampilkan senyum manis nya setelah diam sejak dimobil tadi

"Ah cantik sekali, ini ternyata calon ponakan ku manisnya"
Laras begitu antusias saat melihat reva beda dengan haziq yang cukup diam mendengarkan

" Iya dong camer saya gitu "  Sombong herma sebari terkekeh

" Lah saya yang emaknya biasa aja" Jawaban ratih itu membuat reva mendengus kesal , jelas orang lain pada memuji nya justru mamanya malah biasa aja

" Mama becanda sayang, baperan amat"

Setelah itu reva segera memilih gaun yang cocok untuk dirinya, tepat didepan matanya ia menemukan gaun yang bisa dibilang sederhana tetapi memiliki kesan elegan saat dipakai, dengan segera ia mengambil gaun itu

"Cantik banget" Guam nya

"Kenapa reva? Kamu suka yang itu? "
Tanya laras dari belakang reva

"Ah iya tante aku menyukai gaun ini, gaun  ini sederhana tetapi terlihat elegan begitu dipakai"

"Yasudah kita ambil gaun yang ini, ayo ke ruang ganti, kamu coba dulu gaunnya"

Mereka semua sudah menunggu didepan ruang ganti reva, tak lama reva keluar dan langsung mendapat pandangan kagum serta memuji dirinya

" Wahh kamu cantik banget sayangg"

" Iyaa bak bidadari baru saja keluar dari syurga "

" Gak beda jauh dari emaknya dulu pas nikah sama cantiknya" Ucapan ratih membuat herma dan laras menatap dirinya seolah mengatakan 'pede sekali kau ratih' ratih menanggapi tatapan mereka dengan cengiran  khasnya

Seketika pipi Reva memanas saat dipuji seprti itu ia sangat malu kali ini

Beda dengan haziq, sedari tadi didepan ruangan ganti ini haziq cuman memainkan handphone nya ia fokus pada dunia game saja tanpa sedikit pun menyadari Reva yang sudah keluar

Satu pukulan mendarat tepat di kepala haziq, ia segera menoleh pada herma yang menatapnya tajam

" Matikan handphone kamu haziq. Kita disini buat fighting baju bukan nemenin kamu ngegame"

Haziq menyadari mereka menatap dirinya segera mematikan gamenya dan lanjut melihat Reva

Tanpa sadar ia menatap Reva dari ujung kaki hingga kepala tanpa berkedip, membuat pemilik nya salting sendiri

Cantik -bathin haziq

Ehemm suara itu langsung menyadarkan haziq dari lamunannya, dengan segera ia memalingkan pandangan kesamping, ia ikut ikutan salting

Reva tak kalah kagum saat melihat haziq berpakaian tuxedo putih yang sangat serasi dengan gaun nya, terlihat haziq begitu sangat tampan 2x nya setelah memakai. tuxedo itu

"Kalian sangat cocok, sepertinya kalian berdua adalah pengantin muda yang begitu sempurna"  Kagum laras menatap mereka berdua

Herma dan ratih hanya menampilkan senyum hangat pada anak-anak nya mereka bersyukur bisa memiliki menantu yang begitu cocok

Setelah acara fighting baju pernikahan, haziq segera mengantarkan Reva pulang. Setelah sampai digerbang rumah milik keluarga dermawan itu Reva segera turun dari mobil haziq

"Thanks, lo langsung balik? Atau mampir? "

"Gue pulang" Reva hanya berohria dan sesaat mobil milik  haziq sudah pergi meninggalkan rumahnya

Dalam perjalanan pulang haziq masih membayangkan wajah cantik serta manis milik Reva saat memakai gaun tadi, haziq menarik bibir nya keatas membentuk senyuman kecil, ia segera sadar dari lamunan itu dan berusaha tak mengingat Reva lagi

Sadar tolol dia bukan siapa siapa lo! Dia cuman cewek pembawa sial yang hadir tanpa di undang - bathin haziq berkata

Didalam kamar bernuasa biru  serta beberapa lukisan indah membuat haziq begitu nyaman berada disini, matanya masih setia terpejam padahal waktu sudah menujukan pukul 21:30. Sejak sore setelah pulang dari rumah Reva ia langsung tertidur hingga sekarang

Tak lama pintu kamar haziq terbuka, menampilkan sosok herma yang begitu terlihat masih muda padahal sudah memiliki anak dua

Herma berjalan mendekati haziq dan membangun kan laki-laki itu dengan sabar

"Bangun haziq, makan malam dulu nanti lanjut tidur lagi"

Ahkirnya mau tak mau ia segera bangun sebari mengucek matanya yang masih mengantuk

" Jam berapa ma? "

"Jam setengah sepuluh malam"

Ia hanya mengangukan kepala saja sebagai balasannya

"Cuci muka terus makan, yang lain udah pada makan tadi. Kamu dibangunin andre gak bangun bangun sih. Yaudah mama keluar dulu"

Setelah kepergian herma, haziq segera masuk kekamar mandi untuk mencuci mukanya yang sangat kusut.

Selesai makan malam ia kembali kekamar tetapi sudah tak mengantuk lagi sehingga ia memutuskan bermain game, saat hendak membuka game tiba-tiba ia teringat Reva, gadis yang menurutnya pembawa sial dan selalu mengusik kehidupan.

HP yang tadi hendak untuk ngegame, kembali ia taruh dinakas. Pikiran haziq mulai larut pada gadis itu hingga ia kembali tertidur saat waktu pukul 23:19 .

HALLO WELCOME BACK!!
TYPO BANYAK:) BUTUH SARAN MASIH BOCIL SOALNYA HEHEHE.

BANTU VOTE COMENT SAUDARA SAUDARA SEKALIAN.
.
.
.
🌻HATURNUHUN 🌻
28-02-2020


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Incredible DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang