PROLOG

563 76 74
                                    

~o0o~
Ada luka masalalu yang tak kunjung sembuh
Ada cerita masalalu yang tak akan pernah usai
~o0o~

~o0o~Ada luka masalalu yang tak kunjung sembuhAda cerita masalalu yang tak akan pernah usai~o0o~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌈

Gadis dengan tinggi semampai itu melangkahkan kakinya di koridor SMA Wasesa seketika semua pasang mata tertuju padanya.

Bagaimana tidak? dari ujung rambut sampai ujung kaki ia terlihat menawan.

Wajahnya yang natural, cantik, putih bersih tanpa polesan make up tebal ditambah rambut terurai panjang.

Seragam sekolah yang sengaja dibuat ketat dengan satu kancing atas sengaja tak di kaitkan dan rok tiga cm diatas lutut. Membuat ia menjadi pusat perhatian.

Gadis itu berjalan angkuh, dagunya sengaja ia naikan keatas. Hatinya bersorak. Ini akan menjadi awal kehidupanya yang baru. Rancangan rencana di otaknya mulai liar. Rencana apa lagi kalau bukan berbuat ulah.

Annelies Amizah biasa dipanggil Aza banyak mengira sang pemilik nama adalah gadis cantik nan anggun tapi nyatanya malah sebaliknya.

Aza gadis tujuh belas tahun tekenal dengan kebadgirlanya, berulang kali pindah sekola, mungkin SMA Wasesa menjadi arena 'bermain'nya yang terakhir.

"Hei, murid baru ya?"

Cowok berambut acak-acakan disusul dua temannya dari belakang itu menghampiri Aza.

"Gue Yuriko panggil aja Riko" ucap lelaki itu menyodorkan tangannya.

"Aza," Aza membalas uluran tangan Riko sekejap banyak pasang mata menatapnya tak suka.

Kalau dilihat sekilas Riko memang paling menonjol diantara yang lainnya bisa dibilang sih Riko mirip Maxime Boutter.

Wajar saja banyak yang menatap tak suka karena faktanya 40% warga SMA Wasesa itu Rikorious! Alias fans Riko garis KERAS.

Kayaknya gue bakal dapet asupan hujatan. Hujat gih gue haus hujatan!

"Gue Cyan," cowok bermata sipit dan kulit putih kecina-cinaan itu menjulurkan tangan dihadapan Aza.

"Gue Neon tapi bukan lampu Neon hehe"
Neon paling konyol diantara ketiga temanya rambutnya yang kribo menjadi ciri khas diantara mereka bertiga.

Aza memutar bola mata malas, mengabaikan uluran tangan dari kedua cowok tadi.

"Sorry gue buru-buru."

Baru sepersekian detik Aza melangkah tanganya di cekal oleh Riko."Mau gue anterin?" tawarnya.

"Modus lu Ko, inget Kinan woy!" celetuk Cyan.

"Parah sih lu bro, gue aduin Kinan mampus lu" tambah Neon mengompori.

"Bacot lo pada" Riko mendengus sebal melihat kelakuan setan temannya.

"Eh gue anterin aja ya, Za? Sayang kalo sendiri banyak buaya disini bahaya." ujar Neon mendekat disamping Aza.

Iya lo buayanya!

"Lo kok main embat aja sih! Ngga solid lo!" ujar Cyan tak terima mendorong bahu Neon.

Riko menengahi, "KOK LO BERDUA MALAH RIBUT SIH, SETAN."

Ketiganya malah sibuk berdebat tak ada habisnya. Aza memilih melenggang pergi meninggalkan mereka.

Bukanya menuju ke kelas Aza malah melangkahkan kakinya menuju rooftop, jujur sedari awal ia memang tak berniat masuk kelas akhirnya sampailah ia disana.

Gadis itu memejamkan matanya merasakan semilir angin yang berembus kembalinya ia di kota ini membuat ingatannya meruak kembali.

"I really wanna be okay again."

Rasa sesak menyelimuti dadanya sekuat apapun ia menutupi semua, Aza tetaplah manusia biasa.

Krek

Aza terlonjak kaget buru-buru menghapus air matanya semua orang tidak boleh tahu kalau dirinya sedang hancur.

Ketika Aza membalikkan badannya gadis itu mendapati cowok yang berdiri menghadap kerahnya. Cowok itu hanya terdiam menatap lurus Aza.

Tatapan itu, Aza merasa tak asing atmosfer disekitar mendadak berubah dingin.

Cowok itu hanya diam tak bereaksi begitupula Aza untuk berbicara saja lidahnya terasa kelu.

Tak selang lama cowok itu berbalik meninggalkan Aza, spontan Aza lalu mengejarnya.

"Hei tunggu!" Aza berteriak kencang tapi suaranya tenggelam oleh bel masuk.

Cowok yang dicari Aza tadi menghilang, dibarengi segerombolan siswa siswi yang hendak masuk kelasnya masing-masing.

Menyerah, Aza berjalan gontai menuju rooftop lagi tapi niatnya terhalang karena ia berpapasan dengan Riko.

"Loh lo kok disini Za?" tanya Riko.

"Eh anu tadi gue nyasar."ujar Aza mencari alasan.

"Penawaran gue yang tadi masih berlaku loh, yakin mau nolak?"

"Lo dapet kelas apa emg?" tanya Riko lagi.

"XIMIPA 3"

"NAH! Kebetulan banget kelas kita tetanggaan yaudah bareng yuk!" Riko menarik tangan Aza bergegas menuju kelas mereka masing-masing.

Dalam hati Aza masih bertanya-tanya.

Siapa sih cowok itu?
Kok gue ngerasa pernah kenal ya?

***

Haii gaiss! Bertemu ceritaku yang kedua nih! Gimana prolongnya udah ngena belum? Sampai bertemu dipart selanjutnya!!!

matchalvva🌈

BAD ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang