Menyesal

23 2 0
                                    

***

Suasana rumah yang biasanya rame dengan celotehan zea memarahi sepupu sepupunya, kini menjadi sepi.

Seharusnya zea senang ummi nya mengunjungi nya,setelah 6 bulan lamanya tidak bertemu. Seharusnya malam ini zea meluapkan semua rasa rindunya, dengan cara bergelanyut manja dan menceritakan semua hal pada ummi nya. Tapi pada nyatanya rindu itu  berbalik menjadi sendu.

Di ruang tengah Arum dan zio sedang menonton tv. Zio asyik bermain game dalam gagjet nya tanpa memperdulikan keadaan sekitar, melihat hal tersebut keisengan muncul di otak reno yang tanpa sengaja melihat ke arah zio.

Dengan jalan yang mengendap endap seperti maling, "Woi!!!" Teriak reno sambil menepuk bahu zio.

"Allohuakbar kabirooo wasubhanaAllohi bukrota wa ashilaa, gile lo bang jantungan nih gue. Mikir elah anak orang kejet kejet gimana???" Oceh zio panjang lebar. Dengan muka merah karena terkejut.

Yang dibalas tawa reno terbahak bahak. "Bacaan lo ada yang kurang tuh,hmmft.. hahaha" lanjut reno.

Zio hanya mendelikkan matanya.

Arum hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan keduanya.

"Reno, fariz pulang ke sini atau ke rumahnya?" Tanya arum.

Reno menghentikan tawanya dengan berdehem.

"Fariz katanya sih pulang kerumahnya umm, bundanya rindu. Ummi blm tidur? Padahal udah malem loh" jawab reno sambil duduk disebelah zio dan mencomot keripik.

"Yaudah kalo gitu,pantesan udah malem gini kok belum pulang ,kirain nyasar. Zea udah tidur?" Tanya arum.

"Aku tenggelam dalam lautan luka dalaaam, aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulaaang.. nyasar deh, alamatnya palsu sih.." jawab zio dengan wajah polos tanpa berdosa nya.

Arum dan reno hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan zio. Zio memang sudah besar tapi sifat dan kelakuannya ngalah ngalahin anak kecil.

"Kayak nya sih belum umm, zea juga belum makan apa apa sepulang sekolah tadi. ummi.. sebenernya zea nggak tiap hari pulang dianter cowo. Itu tadi yang nganter temen reno, seharusnya zea pulang di jemput sama fariz. Tapi  fariz lupa buat jemput zea, dan ponsel zea pun mati. Jadi nggak bisa buat ngehubungin reno.Bersyukur temen reno yang anter pulang. Zea nggak bersalah umm, seharusnya ummi dengerin penjelasan zea terlebih dahulu sebelum menamparnya,bagaimana hati zea umm?" jelas reno panjang lebar dengan  lembutnya.

Hati arum seperti teriris mendengar penjelasan dari reno, mengapa dirinya tega melukai putri sulungnya tanpa mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu. Betapa terlukanya hati putrinya mendapat perlakuan seperti itu. "Maafkan ummi sayang..." Lirih arum dalam hati.

"Ummi ke kamar zea dulu ya," pamit nya pada reno. Yang dibalas anggukan dan senyum tulus reno.

Reno dan fariz adalah sepupu zea. Mereka di beri tanggung jawab buat jagain zea disaat kedua orang tua zea memilih berpisah dan menjalani kehidupan baru masing masing. Mereka tinggal dirumah orang tua zea . Mereka memanggil orang tua zea dengan sebutan yang sama seperti zea, ummi dan abi.

***

Di lantai atas, tepatnya dibalkon kamar. Seorang gadis duduk dalam keheningan malam, menikmati sentuhan angin yang menerpa wajah dan tubuhnya. Hanyut dalam pikiran nya, entahlah apa yang ia pikirkan sekarang. Tanpa di sadari air matanya luruh begitu saja.

Hancur? Tentu. Ummi yang ia kenal lemah lembut, kini telah membentak dan menamparnya tanpa mendengarkan penjelasan nya terlebih dahulu. Ia tidak marah, lebih tepatnya kecewa.

Tok tok tok...

"Ummi boleh masuk??" Tanya ummi pelan.

Sontak suara itu mengejutkan nya dan dengan segera ia menghapus air mata yang seenaknya keluar tanpa izin.

"Eh ummi.. apa sih pake izin izin segala. Kan ini rumah ummi dan zeaa,anak ummi. Masa iya ummi masuk harus izin dulu." Jawab zea dengan senyum hangat seperti biasanya.

"Ummi boleh bicara?" Tanya arum.

***


Broken Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang