1. FLUKE NATOUCH

3.5K 250 15
                                    

Dia bernama Fluke Natouch.

Salah satu dari dua anak kembar. Anak dari King Natouch. Ia terlahir kembar. Ia tahu akan fakta itu. Namun, tak pernah sekalipun ia melihat saudara kembarnya.

Ayahnya tak mengatakan, kenapa ibu dan saudaranya tak ada bersama mereka. Ia pun tak berani bertanya.

Menjadi anak dari seorang pimpinan gangster adalah hal yang sama sekali tak pernah ia inginkan. Anak dari King Natouch, gangster yang sangat ditakuti oleh beberapa orang termasuk pimpinan negara dimana ia tinggal.

Menetap di Jepang, bukanlah pilihannya. Ketika ia dihadapkan pada kenyataan bahwa ia harus menggantikan posisi ayahnya, ia tak bisa mengelak ataupun menolak.

Mau tak mau ia harus mengotori tangannya, dengan air mata dan darah. Ia memegang pistol sejak ia berumur sepuluh tahun.

Fluke ingat benar, karena hadiah ulangtahunnya adalah pistol hitam kesayangannya yang pada saat itu ia bahkan tak pernah sekalipun berfikir untuk memiliki dan menggunakannya.

"Kau harus menggantikan aku..."

Perkataan ayahnya adalah perintah dan mutlak. Ada pertanyaan besar yang terhenti di ujung mulutnya. Namun Fluke hanya diam dan menahannya dalam hati.

"Kau adalah satu - satunya yang ayah miliki. Saudara dan ibumu tak akan mau kembali ke Jepang. Mereka sudah membuang kita."

Perkataan itu adalah hal yang paling ingin dibantah oleh Fluke. Ia tahu benar, ibu dan adiknya tak akan membuang dirinya, atau bahkan ayahnya. Itu adalah kesalahan ayahnya. Ia harus menyembunyikan Earth Natouch dan Ibunya di suatu tempat yang ia yakin, ia telah menemukan lokasinya.

"Maaf ayah, bisakah anakmu ini mengajukan satu syarat."

Suara Fluke lurus, selurus dengan tatapannya. Ia menatap mantap pada kedua bola mata ayahnya yang terhalang oleh kacamata tua berbingkai emas yang sangat kuno.

Melihat ayahnya hanya diam, dan menatapnya selama beberapa menit, sejujurnya ia tak yakin jika ayahnya akan mengabulkan persyaratan yang akan ia ajukan.

"Aku tahu kau telah melakukannya sendiri sekian lama."

Suara ayahnya seperti peluru yang masuk ditelinga Fluke. Berdengung dan terasa perih. Ia tak bermaksud menyembunyikan kenyataan jika ia berusaha mencari tahu dimana saudara dan ibunya berada. Namun ....

"Jika kau memang ingin pergi, maka pergilah."

Fluke menatap ayahnya. Ia tahu ayahnya hampir menangis, terdengar jelas dari suaranya yang tegas namun sedikit bergetar.

"Ayah....."

Fluje bergumam pelan melihat ayahnya beranjak berdiri pergi dari meja makan mereka yang kelam dan gelap.

"Aku juga merindukan mereka....."

Fluke merasa ingin menangis. Ini adalah pertama kalinya ia merasa bahwa ia ingin menangis mendengar ayahnya berkata seperti itu, membuat Fluke merasa lega.

"Tenang ayah, aku akan kembali dengan cepat dan membawa mereka kembali untukmu...."

King Natouch adalah lelaki yang pendiam dan tak banyak bicara. Ia hanya menjawab dengan anggukan kecil dan berlalu pergi diikuti oleh beberapa bodyguard yang setia mendampingi dan melindungi nya.

"Huwahhhhh.... Akhirnya. Aku bisa bernafas lega...."

Fluke tersenyum menatap Prem. Sahabat nya itu memang sangat takut dengan ayahnya. Ya, Prem adalah teman baik dan juga sahabat kecil Fluke.

Ia anak dari salah satu bodyguard ayahnya yang telah meninggal karena melindungi mereka dari serangan gangster lain yang merasa terancam akan keberhasilan tuan King.

"Prem, ajak Boss dan Sammy. Kita akan ke Thailand...."

Fluke memerintah Prem, dengan tersenyum. Ia merasa sangat lega dalam hatinya.

"Uhu..... Kau sangat bersemangat. Seperti bukan dark angel saja."

Fluke ingin tersenyum namun ia menahannya. Ia teringat jika ia akan memasuki daerah terpencil di salah satu pulau yang ada di Thailand. Dan itu adalah kali pertama ia akan bertemu langsung dengan ibu dan adiknya. Ia tak merasa percaya diri.

"Prem, apakah menurutmu mereka akan mau menemuiku jika aku seperti ini?"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Yah .... P'Kao ..!!!!!"

Dia berlari di tepi pantai yang sudah sepi pengunjung karena memang sudah sore.

"Anginnya kencang sekali, ayo pulang....!!!!!

Berteriak memanggil temannya yang masih asyik bermain di tepi pantai dengan beberapa anak kecil yang tinggal disekitar pantai itu.

"Anak- anak, Phi Kao dan Nong Earth akan pulang dulu ya. Kalian juga pulanglah. Sudah sore, besok kita akan menyiapkan pesta untuk menyambut dokter baru yang akan menggantikan Phi Mild."

"Asyik.... Apakah kita akan dapat permen? Atau mainan baru? Phi Earth?"

"Tentu saja....."
Earth tersenyum sambil mengusap lembut puncak kepala anak kecil itu.

"Nah, sekarang ayo kita pulang..."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kau benar-benar akan pergi ke pulau itu?"

"Iya."

" Yakin?"

"Tentu saja."

"Disana tak ada wifi asal kau tahu. Sinyal internet hanya ada disekitar rumah Kepala Desa."

"Itu bukan tidak ada, itu karena belum ada yang bisa membuat jaringannya meluas. Lagipula kita akan tinggal di pondok dekat rumah kepala desa. Tetap saja ada wifi. Sudahlah, kalau kau tak mau ya disinilah saja. Tak usah mengikutiku."

"Hehehe.... We are best friend forever right????"

"Sat....."

"Yah, nong Ohm... Dilarang berkata kasar. Kau tahu kau akan bertugas menjaga anak- anak di Pantai itu. Jaga ucapanmu."

"Diamlah dan packing sana...."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
We call it a blue thread, 'coz we found each other in a great blue sea....
.
.
.
.
.
.

Hai smua, balik lagi deh saya tapi dengan pair yg berbeda. Voment nya jangan lupa, biar aq rajin updatenya. Sankyu....

DARK ANGEL #ohmflukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang