Scene 1
Flashback
.
.
Hal ini terjadi saat Fluke bahkan belum mengerti apapun. Anak yang masih kecil dan sangat polos. Tak paham apapun tak termasuk kenapa ibunya tiba-tiba menghilang dan berganti dengan pelayan yang selalu bersamanya.
Fluke hanya anak kecil yang benar-benar kecil hingga tak berani untuk bertanya atau bahkan menjawab pertanyaan ayahnya sendiri. Fluke sangat patuh dan ia pun seperti tak memiliki keinginan apapun.
Fluke pun tak mengerti, mengapa orang memanggilnya Fluke sama. Ia hanya tahu jika ia punya teman main, teman baru yang bernama sama dengannya. Namun tanpa panggilan sama di belakangnya. Fluke tak mengerti tentang hal itu.
Yang ia tahu ia adalah anak yang dimana semua orang akan berfikir berkali - kali saat akan mendekatinya. Fluke dapat melihat itu, setiap saat ketika ia ikut perjamuan. Fluke hanya bisa menatap iri teman lain yang seusianya, bermain bersama anak lainnya.
Fluke hanya tahu, jika ia harus menjaga sikap dan duduk diam sambil menikmati suapan demi suapan makanan yang dihidangkan didepan ayahnya yang terkadang tertawa keras. Fluke tahu ia tidak dalam bahaya hanya saja, pengawalnya membuatnya sedikit takut. Pengawal ayahnya.
Fluke kecil selalu berangkat ke akademi bersama bibi pengasuh yang bernama Bibi Rin. Seorang bibi pengasuh yang masih tergolong muda, ibu dari Fluke Tee yang menjadi pengawal sekaligus sahabat pertamanya.
"Fluke sama, makanlah."
Fluke kecil menoleh, mengalihkan pandangannya dari lapangan yang terlihat dari jendela ruang belajarnya. Ia menoleh dan menerima suapan itu, setelahnya kembali menoleh ke luar jendela. Banyak anak yang bermain dan berlari di sana, dan ia hanya duduk melihat dari ruangannya.
Boleh dibilang jika sekolah di akademi itu menyebalkan. Saat itu Fluke sendiri belum mengerti mengapa ia dan beberapa anak lainnya ada di ruangan berbeda dengan murid yang lain.
Yang ia pahami, adalah anak satu kelasnya itu sama sekali tak peduli satu sama lain. Dan jangan lupakan dengan beberapa bibi pelayan dan pengawal, hal sama yang dimiliki oleh Fluke. Buttler keluarga Fluke adalah suami bibi Rin.
Di ruangan itu Fluke hanya mengetahui nama beberapa anak, termasuk anak dari keluarga Fukushi, dan Yamazaki. Karena Fluke masih sangat muda, maka Fluke Tee pun terkadang mengikuti kelas yang diikuti oleh Fluke, sebagai teman.
Saat itu banyak anak yang mengolok-olok Fluke Tee. Bagaimana bisa tanpa malu, seorang anak pelayan seperti anak anjing. Mengikuti dan merasa memiliki semua apa yang dimiliki dan dilakukan oleh tuannya. Fluke sama sekali tak mempermasalahkan itu. Tapi beberapa anak yang lain merasa jika Fluke Tee cukup mengganggu.
"Dia anak pelayan."
"Kento sama....."
Fluke saat itu sama sekali tak berfikiran untuk melakukan hal buruk. Meski ia anak mafia, saat ia kecil ia benar-benar tak mengerti. Hanya saja, ia merasa sedih saat Fluke Tee dihina oleh teman sekelasnya. Terlebih saat Kento malah mendorong Fluke dan membanting pekerjaan kerajinannya hingga hancur.
Ingatan itu membuat Fluke membenci dirinya sendiri. Ia paling kecil di kelompok itu. Semua temannya memiliki badan gembul ataupun tinggi. Fluke tee juga tinggi, tapi dia anak pelayan. Sedangkan putra dari King ini sangatlah menggemaskan dan tak memberi kesan anak mafia sama sekali.
Fluke hanya bisa menatap Kento dan Shota saat kedua anak menteri itu membully Fluke Tee. Ia hanya bisa menutup mata dan mencoba untuk tuli.
"Fluke sama, tolong aku...."
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK ANGEL #ohmfluke
FanfictionFluke is an angel form the dark world. Itulah yang tengah menjadi perbincangan diantara para anggota yang tengah berkumpul di ruangan gelap dan tertutup itu. Mereka mengira bahwa pimpinan baru mereka, akan sama dengan sang ayah tuan King Natouch, ta...